🦋 Part 24

22 3 0
                                    

Apa yang akan kamu pilih, mencintai atau dicintai?
•••

Apa yang akan kamu pilih, mencintai atau dicintai?•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue kemaren abis ngobrol sama Alfan."

Lia dan Feby menoleh ke arah Nanda. Mereka langsung mendekat untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Nanda menatap kedua temannya sekilas, lalu menghela napas pelan, "gak ada yang bikin gue seneng."

"Loh? Kenapa?"

Nanda mengedikkan bahunya tak acuh, "dia cuman nyuruh gue gak ganggu Dea lagi."

Feby berdecak sebal, ia menepuk bahu Nanda sekali dengan keras, "terus lo iyain gitu aja?! Jangan dong!!"

Nanda menghela napas pelan, ia menggelengkan kepalanya, "gak, gue gak setuju."

"Bagus!!"

"Tapi kenapa lo gak setuju Nan?" tanya Lia dengan bingung.

Nanda menatap Lia yang berada di depannya dengan malas, "lo tau kan gue masih suka sama Alfan?" tanyanya pada Lia.

Lia menganggukkan kepalanya pelan dengan wajah masih kebingungan, "tau, terus kenapa?"

Nanda menghembuskan napasnya pelan, mencoba sabar menghadapi Lia saat ini, "ya gue gak mau berhenti gitu aja karena Alfan masih belum mau menjauh dari Dea," ujarnya.

Lia mengerjapkan matanya, lalu menganggukkan kepalanya memahami maksud Nanda, "lo masih cemburu ya sama Dea."

"Hm," dehem Nanda seraya menganggukkan kepalanya singkat.

"Terus rencana lo gimana?"

Nanda menggelengkan kepalanya, ia memegang kepalanya dan menjambak rambutnya yang panjang, "gua gak tau, gue masih belum kepikiran apa-apa," ucapnya dengan kesal.

Feby berdecak dengan sebal, lalu ia menatap Nanda dengan intens, "kita kasih peringatan dulu aja ke Dea."

"Peringatan apa?"

Feby mengedikkan bahunya tak acuh, "peringatan apa aja, seenggaknya bikin Dea sedikit menjauh dari Alfan. Kalau misalnya dia belum juga menjauh, kita yang bikin mereka buat jauh," jelas Feby seraya menatap kedua temannya dengan bergantian.

"Terus... lo kepikiran buat kasih peringatan apa?" tanya Lia.

Feby berdehem singkat, lalu ia tersenyum tipis, "kita ngobrol sama Dea."

"Emang Dea bakal mau? Kalau Tina sama Mely tau gimana?"

Feby semakin tersenyum lebar saat ia mendapatkan suatu ide, "kalau Dea gak mau, kita paksa. Terus kalau misalnya tetep gak bisa juga, gue tau harus ke siapa."

"Ke siapa?"

Feby menatap Nanda dan Lia bergantian dengan tersenyum, "ke Mely."

Nanda menoleh ke arah Lia sebentar, lalu ke arah Feby yang masih tersenyum, "emang kenapa sama Mely?"

Dia & Enam Tahun Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang