Suka sama seseorang itu gak salah. Kalau ada yang gak suka sama perasaan kita, berarti mereka takut kalah saing sama kita.
•••"Tapi lo pernah suka sama cowo gak sih sebelum ini?" tanya Tina saat Dea menceritakan semua obrolannya pada Alfan.
Dea menggelengkan kepalanya pelan, "gak."
Tina terbelalak kaget mendengar pernyataan temannya itu, "serius?! Lo normal kan tapi?!"
Dea berdecak dengan sebal mendengar ucapan Tina, "kalau gue gak normal, gue gak bakal suka sama Alfan. Paling sukanya sama lo," ucapnya sambil melirik Tina.
"Najis."
Dea mendengus sebal, "ya udah berarti gue normal."
"Tapi kok bisa sih gak suka sama cowo?"
"Bukan gak suka sama cowo," ralat Dea.
"Terus?"
"Sebelum suka sama Alfan ya gue pernah kagum sama cowo, tapi sebentar doang. Kagumnya juga gak sampai yang cemburu berat, cuman biasa aja. Itu pun gak lama, cuman beberapa bulan abis itu udah. Tiba-tiba hilang," jelas Dea panjang lebar.
Tina menganggukkan kepalanya mengerti, "bucinnya pas sama Alfan berarti?"
"Hm." Dea menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Tina.
"Baik anak-anak ini kelompok kalian ya, biar kalian gak main-main Ibu bagi jadi beberapa kelompok. Satu kelompok isi dua orang," jelas guru di depan kelas.
Dea membelalakkan matanya saat melihat namanya dengan seseorang. Ia menepuk bahu Tina beberapa kali dengan kencang yang membuat teman sebangkunya itu mengaduh kesakitan.
"Apasih?!"
"Itu." Dea menunjuk papan tulis dengan dagunya, "kelompok 6."
Tina beralih menatap papan tulis dan melihat kelompok 6 yang diucapkan Dea. Ia membelalakkan matanya terkejut, setelah itu ia tersenyum meledek ke arah Dea, "asik, sekelompok."
"Biasa aja sih. Sekelompok doang," ucap Dea menutup rasa senangnya.
"Bisa aja bermula dari satu kelompok bisa jadi satu kartu keluarga."
Dea berdecak dengan sebal ke arah Tina. Ia melirik sinis teman sebangkunya itu, "kejauhan, lagian gue gak berharap apa-apa sekelompok sama Alfan."
"Masa?"
Dea menganggukkan kepalanya, ia mendekatkan tubuhnya pada Tina, "gue selalu merasa diawasin sama Nanda dan teman-temannya," bisiknya pada Tina.
Mendengar hal tersebut Tina langsung beralih menatap ke arah Nanda, Feby, dan Lia. Ia bisa melihat jika Nanda tampak kesal saat melihat nama Dea dan Alfan ada di satu kelompok.
Tina menghela napas pelan, lalu ia beralih menatap ke teman sebangkunya itu, "sabar ya."
"Hah? Kenapa?" Dea mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan Tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia & Enam Tahun Setelahnya
Fiksi Remaja[COMPLETED] Kata orang cinta pertama itu akan berkesan di kehidupan kita, minimal kita merasakannya satu kali dalam hidup kita. Kata orang cinta pertama itu ketika kita suka dengan seseorang untuk pertama kalinya dengan perasaan yang menggebu-gebu. ...