🦋 Part 6

47 1 0
                                    

Aku mencintainya, sangat mencintainya. Tapi aku tidak ingin menjadi egois untuk memilikinya.
•••

Dea menghembuskan napasnya pelan, ia menatap tumpukan kertas buku diarynya dengan sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dea menghembuskan napasnya pelan, ia menatap tumpukan kertas buku diarynya dengan sedih. Hal yang ia takutkan hari ini menjadi kenyataan. Dirinya tidak tahu harus bereaksi seperti apa di depan Alfan nanti.

"Oya De." Tina bergerak mendekat ke arah Dea, ia menatap Dea yang masih terdiam, "lo udah beli sapu baru?" tanyanya.

Dea membelalakkan matanya terkejut, ia menatap Tina yang juga masih menatap dirinya untuk menunggu jawaban, "gue lupa."

Tina menghela napas pelan, "udah gue duga, nanti pulang sekolah gue temenin."

"Hm." Dea menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Tina. Setelah itu ia kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring di setiap sudut. Disusul dengan sorakan gembira para murid karena jam pelajaran telah berakhir. Begitupun kelas Dea yang langsung ramai karena guru telah keluar dari kelas.

Ia membereskan beberapa barang bawaannya yang berada diatas meja. Sesekali mengangguk atau menggelengkan kepalanya saat Tina mengajaknya berbicara.

Brukk

"Aduh."

Brukk

Seseorang dari arah belakang dengan sengaja menyenggol bahu Dea dengan kencang. Disusul melempar tempat pensil Dea yang berada di atas meja.

Dea mengelus bahunya yang terasa sakit, ia menatap Nanda yang menjadi pelaku utamanya. Sedangkan Nanda melangkah keluar dari dalam kelas dengan santai.

Tina yang melihat hal tersebut hanya menepuk bahu Dea beberapa kali dengan pelan. Dea hanya menghembuskan napasnya pelan, ia melangkah ke depan kelas untuk mengambil tempat pensilnya yang dilempar oleh Nanda.

"Dea!!"

Dea dan Tina menoleh secara bersamaan ketika seseorang memanggil dari arah belakang. Dea menatap Kiki dengan bingung, ia melirik ke arah tangan Kiki yang terdapat buku pink miliknya.

"Ini dari mana lo dapetnya?!" Dea langsung merebut buku tersebut dari tangan Kiki, ia langsung memasukan buku diarynya ke dalam tas.

"Waktu itu Feby yang ngelempar buku ini sembarangan, pas kita ambil udah tinggal satu lembar itu doang. Terus sebenernya Alfan yang mau balikin ini, kayanya karena kejadian tadi pagi dia nyuruh gue buat ngasih buku ini ke lo," jelas Kiki pada Dea.

Dea menghela napas pelan, ia menganggukkan kepalanya pelan, "makasih ya."

"Hm." Kiki menganggukkan kepalanya, "Alfan juga gak marah sebenernya sama lo. Dia tau kalau itu hak lo buat suka sama dia."

"Iya," jawab Dea dengan singkat. Ia menarik lengan Tina untuk segera keluar dari kelas, "duluan ya Ki," pamit Dea dengan masih menarik lengan Tina untuk mengikutinya.

Dia & Enam Tahun Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang