🦋 Part 11

34 2 0
                                    

Aku sering sakit hati karena mencintai kamu. Tapi entah kenapa aku tetap ingin bertahan. Aku juga berharap jika suatu saat nanti kamu menyadari perasaan aku ini.
•••

"Alfan, ini tema yang gue siapin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alfan, ini tema yang gue siapin. Lo coba pilih salah satu, kalau misalnya lo udah siapin juga. Kita cari yang paling mudah," ujar Dea seraya duduk di kursi depan meja Alfan.

Alfan menganggukkan kepalanya, ia membaca beberapa tema yang diberikan oleh Dea, "bentar." Ia merogoh tasnya dan mengambil sebuah buku tipis berwarna hijau, lalu ia berikan pada Dea, "nih baca, tema dari gue sih ini."

Dea mengambil buku tipis tersebut dan membaca beberapa tema pilihan Alfan. Ia menganggukkan kepalanya dan menatap Alfan, "ada beberapa tema yang sama kaya gue. Menurut gue juga paling gampang tema yang selalu dipakai setiap harinya. Kaya sekolah, pekerjaan rumah, keluarga, teman, atau bisa juga soal pasangan," jelas Dea pada Alfan.

Alfan menganggukkan kepalanya, "boleh, tapi apa ya?"

"Hm... kalau kita ambil semuanya gimana?" saran Dea.

Alfan membelalakkan matanya terkejut dengan saran Dea, "serius?!"

"Hm." Dea menganggukkan kepalanya beberapa kali, "iya, kan tugasnya dalam bentuk video percakapan gitu. Nah nanti kita buat beberapa latar di dalam animasinya. Bisa juga latar tempatnya itu umum atau di suatu tempat yang memang dia bisa nyeritain soal keluarganya, dirinya, temannya, dan pasangannya. Kalau misalnya ditanya tema, kita bisa jawab kalau temanya diambil dari kehidupan sehari-hari," jelas Dea panjang lebar.

Alfan terdiam dan masih mencerna saran dari Dea. Matanya menatap buku miliknya dan milik Dea. Ia kembali membaca satu persatu tema yang tertulis di dua buku tersebut.

"Gimana? Tapi kalau misalnya lo ada saran lain gakpapa sih? Soalnya kan ini video, sedikit agak susah juga. Apalagi gue kurang bisa soal edit video, kalau foto boleh gue coba," ujar Dea pada Alfan yang masih terdiam.

Alfan menatap ke arah Dea dengan ragu, ia sedikit tidak yakin pada saran Dea. Tapi bisa diakui jika saran Dea cukup menarik, hanya saja ia belum terbayang akan seperti apa proyek yang akan mereka buat nanti.

"Susah ya?" tanya Dea ragu karena Alfan yang terus terdiam.

Alfan menganggukkan kepalanya pelan, "susah, gue akui emang susah. Tapi bisa sih kita ambil semua, biar durasinya agak panjang juga."

"Beneran?" Dea menatap Alfan dengan ragu. Ia takut jika pemuda tersebut terpaksa dengan sarannya. "Kalau lo ada saran lain boleh kok, gak harus gue. Lagian saran gue tadi buat konsep mentahannya aja. Siapa tau lo ada konsep lainnya," ujar Dea kembali.

"Gakpapa." Alfan menatap ke arah Dea yang terlihat ragu, "bisa, kita bagi tugas aja nanti di rumah gue. Tugas lo bagian edit foto. Nanti bagian gue yang edit video. Pakai laptop gue aja ya, soalnya laptop gue ada aplikasinya. Jadi lebih gampang," ujar Alfan.

Dia & Enam Tahun Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang