🦋 Part 7

43 1 0
                                    

Bukankah perasaan cinta itu hak semua orang? Kenapa mereka tidak suka jika aku mencintainya?
•••

Bukankah perasaan cinta itu hak semua orang? Kenapa mereka tidak suka jika aku mencintainya?•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfan terdiam seraya menatap langit-langit kamarnya dengan kening berkerut. Ia tidak tau apa yang sedang ia rasakan saat ini. Kejadian di sekolah tadi secara tidak langsung berhubungan dengan dirinya.

"Kok jadi gue yang kena ya?" Alfan menggaruk keningnya yang tidak gatal. Ia masih terlihat bingung untuk bersikap seperti apa.

Tring

Sebuah pesan masuk membuat Alfan mengubah posisi. Ia mencari letak ponselnya yang berada di dalam tas.

Tring

Tring

Alfan berdecak sebal saat Rana mengiriminya pesan. Padahal dirinya ingin beristirahat tanpa diganggu oleh siapapun hari ini. Tapi sepertinya teman-temannya itu tidak akan mau peduli.

Lo udah di rumah Fan?

Mau nitip jajanan gak?

Kalau gak mau ya udah

Dengan malas Alfan mengetikkan balasan pada Rama. Rasanya sangat berat mengizinkan mereka bertiga untuk main hari ini. Walaupun Alfan menolaknya pun mereka akan tetap menerobos masuk ke dalam kamar.

Tring

Balasan dari Rama kembali masuk pada ponsel Alfan. Ia membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Alfan, lalu berdecak sebal setelah membacanya.

Oke sayang

"Najis," umpat Alfan. Ia menaruh ponselnya di atas nakas, lalu melemparkan tas sekolahnya pada kursi di sudut kamarnya.

Alfan menghela napas pelan lalu beranjak keluar dari kamar. Ia melangkah menuju dapur dan melihat ke arah meja makan yang tersedia beberapa lauk.

"Makan."

Alfan menoleh saat mendengar suara ibunya. Ia duduk di salah satu kursi dan menatap lauk yang ada di depannya.

"Liatin lauk doang gak bikin kamu kenyang Ndi. Makan," ujar ibunya seraya mengambilkan beberapa piring dan ditaruhnya pada meja makan.

"Iya."

Mita yang tak lain adalah ibu Alfan hanya menggelengkan kepalanya pelan, "kamu lagi galau?"

"Gak."

"Kok lesu gitu?"

Alfan hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia tidak berniat menjawab pertanyaan ibunya saat ini. Entah kenapa tenaganya hari ini cukup banyak terkuras.

"ALFAN!! ALFAN!!"

"ASSALAMUALAIKUM ALFAN!!"

"ALFAN ADA DI RUMAH GAK?!"

Dia & Enam Tahun Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang