🦋 Part 39

8 2 0
                                    

Sepertinya memang harus menyerah dengan perasaan ini.
•••

Gue ada berita terbaru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue ada berita terbaru

Keren banget sih ini beritanya

Feby yang membaca pesan tersebut hanya mengerutkan dahinya bingung. Ia mengetikkan beberapa pesan kepada seseorang di seberang. Ia menunggu pesannya terbalas, dirinya tidak sabar menunggu kabar terbaru itu.

Tringg

Feby langsung membuka pesan yang baru saja terkirim. Ia Langsung membacanya, setelah itu ia tersenyum senang saat mengetahui kabar tersebut.

Dea anak haram

"Bagus," gumamnya seraya tersenyum senang. "Setau gue sekolah punya menfess deh," ucapnya pelan.

"Permainan akan seru," ucapnya seraya mengetikkan beberapa pesan kepada seseorang di seberang telepon.

Feby tertawa keras saat mengetahui rencananya akan berhasil dan satu sekolah akan mengetahui berita tersebut.

"Selamat bersenang-senang Deandra."
•••
"Lo masih marah sama gue?" tanya Dea pada Tina yang masih mendiamkannya dari kemarin.

"Kenapa De?"

Dea menggelengkan kepalanya pelan, lalu menatap Tina yang terdiam, "marah dia sama gue."

"Kenapa? Soal dia yang berantem sama Ikhsan itu? Kenapa sih? Gue soalnya beneran nyenyak banget tidurnya," ujar Mely seraya menatap Dea dan Tina secara bergantian.

Dea menatap ke arah Tina yang masih terdiam, "gue bukannya diem doang Tina, gue kan udah pernah kasih tau lo. Gue gak mau diserang gitu aja, gue gak mau diem gitu aja. Tapi gue males nyari gara-gara. Apalagi mereka serasa benci banget sama gue dari lama. Gue berasa dikeroyok sama mereka, gue cuman takut salah langkah dan gue yang bakal dikira tersangka," jelas Dea pada Tina yang masih terdiam.

Tina menghela napas pelan dan menatap Dea malas, "tapi bukan berarti lo diem aja dikatain anak haram sama Ikhsan Dea," ujarnya dengan kesal.

Mely yang mendengar hal tersebut hanya membelalakkan matanya terkejut. Ia menatap kedua temannya dengan tidak percaya, "serius?! Ikhsan ngomong begitu?!" tanyanya pada Dea dan Tina.

"Iya... gue lawan lah, tapi dengan bodohnya temen lo ini malah diem aja!!" kesal Tina dengan melirik ke arah Dea dengan sinis.

"Hai guys... kita numpang di sini boleh? Meja yang lain udah penuh."

Dea, Mely, dan Tina menoleh ke asal suara. Mereka dapat melihat Kiki, Reza, Alfan, dan Rama yang membawa makanan masing-masing di tangannya.

"Duduk aja, masih luas kok," ucap Dea.

"Nah tuh dapet tempat," ucap Reza.

Lalu mereka berempat segera duduk di kursi panjang kantin. Dea menghembuskan napasnya pelan saat mengetahui jika Alfan duduk di sampingnya.

Dia & Enam Tahun Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang