Chapter 23

1.3K 151 11
                                    

"Aku bakal pulang kampung besok."

Seruan Asha barusan membuat Jeno termangu. "Mendadak banget? Ada apa kok kamu tiba-tiba pengen pulang kampung padahal liburan masih lama? Meskipun besok libur, tapi cuma dua hari loh. Kamu jauh-jauh palingan cuma pulang sebentar, kenapa nggak nunggu pas udah libur panjang aja?"

"Besok memperingati tiga tahun meninggalnya adik aku, aku harus pulang," balas Asha datar. Ia tiba-tiba menjadi sensitif kalau membicarakan soal adiknya.

Dan pernyataan Asha tadi lagi-lagi menjadi kejutan tersendiri bagi Jeno yang baru tahu kalau Asha itu bukanlah anak tunggal seperti dugaannya. "Aku kira kamu itu anak satu-satuny—"

"Ya, setelah adikku meninggal," sela Asha cepat. Langsung membungkamkan Jeno yang merasakan aura tak mengenakkan melihat sikap sang kekasih saat ini.

"K-Kalau begitu aku turut berduka buat kamu sama keluarga kamu."

Asha hanya menanggapinya dengan sorot datar, tapi senyum tipisnya muncul. Dia kemudian meraih telapak tangan Jeno untuk digenggam. Lantas menarik napasnya dalam lalu diembuskannya kasar.

"Kamu mau ikut?"

"E-Eh, boleh?" tanyanya balik alih-alih menjawab pertanyaan Asha.

"Hm, tentu."

Senyum secerah matahari itu timbul. Dengan penuh antusias Jeno mengangguk. Ia memang menunggu ajakan ini secara langsung, itung-itung jalan-jalan sekalian mengenal calon mertua, benar bukan?

....

jenovalvinski_sdma

jenovalvinski_sdma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh iiiiian17, dan 250 lainnyaTakut hilang~(^_^)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disukai oleh iiiiian17, dan 250 lainnya
Takut hilang~(^_^)

jenovalvinski_sdma menonaktifkan komentar

Tersenyum sejenak, Jeno kemudian memasukkan ponselnya dan ponsel Asha ke dalam tas salempang miliknya. Bus telah tiba membuat Ia dan Asha segera masuk setelah Asha menaruh barang bawaan mereka ke dalam bagasi bus, tentunya dibantu oleh kernet yang bertugas.

CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang