⚠🔞⚠
....
"Heunghh ahh~, Ash-Ashahh!"
Kepala Jeno menggeleng ribut dibersamai alis mengerut merasakan sensasi menggelitik penuh kenikmatan pada putingnya yang dihisap kuat oleh gadis yang kini berada di atas tubuhnya. Mengukung tubuh telanjangnya, dengan tangan-tangan menjamah memainkan setiap sudut tubuhnya yang sensitif.
Rangsangan luar biasa yang diberikan Asha membuat Jeno ingin terus menjerit. Seluruh tubuhnya merinding hebat manakala tangan Asha meremat pinggangnya, sementara tangan satunya ikut bermain-main di putingnya.
"Kamu ... cantik, Jeno," ungkapnya jujur selepas menjauhkan wajah dan tangannya. Penampilan berantakan Jeno saat ini semakin membuatnya terlihat sangat cantik dan juga seksi.
Si manis itu hanya tersenyum tipis menatap Asha dengan tatapan sayu. "Asha, langsung ke intinya aja ya. Aku udah nggak tahan~"
Asha terkekeh dengan suara berat. Sama sekali tidak membalas permohonan Jeno, tapi kini pandangannya jatuh ke selangkangan si manis. Senyumnya terukir, mengarahkan tangannya pada batang kemaluan Jeno yang telah menegang berharap dipuaskan.
Diremat lembut kejantanan tersebut, berhasil mengundang erangan lirih nan seksi memerangkap rungunya. Asha mengurutnya dengan tempo pelan. Perlahan-lahan gerakannya bertambah semakin cepat, menimbulkan desahan yang semakin kencang.
"Emhh ... ahh ... ahhh!"
"Asha-ahhh ... ehmhh ... mau keluar! Jeno mau keluar anghh! Berhenti dulu!"
Asha tak mengindahkan jeritan Jeno. Justru sengaja mempercepat guncangan pada ereksi si manis, membantunya mencapai pelepasan pertamanya.
"Anghh~! J-Jeno keluar~! Jeno keluar-emhh~" Perut Jeno mengencang dibersamai kejangan kecil pada saat mencapai putihnya. Cairan kental tersebut keluar begitu banyak, meluber mengotori tangan Asha dan juga sofa.
Jeno terengah-engah. Mata yang setengah tertutup itu menatap Asha. Masih dengan badan bergetar, tangan kurusnya terulur meraih tangan kanan Asha yang kotor oleh spermanya. Jeno memandang Asha sebentar, lalu mulai menjilati telapak tangan Asha.
Gadis itu termangu. Hendak menarik tangannya karena merasa apa yang dilakukan Jeno sudah cukup berlebihan. Namun, Jeno menahannya kuat, asyik menjilat tangannya seolah-olah tengah menyesapi es krim.
Jeno tampak menikmatinya. Bagaimana ketika dia mengemut ibu jarinya dan bergantian ke setiap jari lainnya. Asha memperhatikannya dengan panas dingin.
"Sudah cukup." Asha menjauhkan tangannya dirasa sudah bersih.
Damn it!
Asha mengumpat dalam batinnya tatkala diperlihatkan oleh tatapan polos Jeno setelah Ia menarik tangannya. Menggemaskan bak seekor anak anjing yang minta diadopsi.
"Asha, lubang Jeno udah gatel~, jangan diem aja."
Gadis itu berkedip merasakan guncangan halus di tangannya. Jeno mendengkus oleh reaksi lamban sang dominan, dia langsung menarik tangan Asha lagi. Namun, kali ini diarahkannya ke lubangnya yang telah berkedut-kedut.
Jeno menggesekkan jemari-jemari Asha pada lubangnya sambil menggeram nikmat.
Si pemilik jari tampaknya masih ngebug. Dan secara tidak sadar Asha menggerakkan jari tengahnya, memasukkannya ke dalam lubang hangat si manis tanpa aba-aba. Hal itu membuat Jeno menjerit kaget antara sakit sekaligus nikmat.
"Ahhh!"
Ini bukan lagi pertama kali bagi Asha. Ia juga pernah memainkan lubang Vano menggunakan jarinya. Namun, Asha selalu merasa aneh. Asha merasakan jari tengahnya dijepit kuat oleh dinding lubang Jeno saking sempitnya tempat senggama tersebut.
"Ge-Gerakin-ehnghh ahh, Asha!"
Asha mengikuti instruksi Jeno. Mulai menggerakkan jarinya keluar-masuk dengan tempo pelan guna meminimalisir rasa sakit untuk pertama kalinya bagi Jeno. Disaat Jeno sudah mulai terbiasa, Asha menambahkan laju gerakannya.
"Ahh ahhh ahh ahhhn!"
Desahan Jeno bagaikan alunan musik indah bagi Asha. Erangan disertai lenguhan merdu kembali membangkitkan libido Asha yang sempat lenyap.
Asha memasukkan jari telunjuknya, ikut bergabung memporakporandakan lubang senggama milik si cantik. Jeno meremas kuat sarung bantal yang menjadi penopang kepalanya sampai kusut dibuatnya. Terus mendesah hebat dibawah kukungan sang dominan.
"Jeno ingin cum, ahhh~!"
Asha mengangguk dan semakin memperkencang gerakannya.
Jeno memejamkan mata begitu gejolak nirwana hampir mencapai ujungnya. "A-Anghhh ahhh~!" Dia berteriak penuh kenikmatan untuk kedua kalinya mengalami ejakulasi.
Air matanya turut mengalir menjumpai kepuasan yang diberikan Asha untuk memenuhi berahinya.
"A-Asha ... boleh minta tolong bukain laci nakas?" tuturnya dengan suara serak.
Asha mengernyit, tapi tetap menjalankan permintaan si cantik. Dia beranjak melangkah ke samping tempat tidur. Sedikit membungkukkan badannya untuk meraih gagang laci. Dibukalah benda yang terbuat dari kayu tersebut, seketika membuatnya tercengang begitu melihat objek yang tersimpan di dalam laci.
Strapon dildo. Itulah yang Asha lihat.
Jeno beranjak dari sofa dengan tertatih-tatih. Menghampiri Asha yang sepertinya harus segera disadarkan agar tidak berdiri lama di tempatnya akibat keterkejutan yang dilihatnya.
"Kita lanjutin, kali ini nggak cuma kamu yang puasin aku, tapi kamu juga bisa puasin diri kamu dengan ini," bisiknya memeluk tubuh tegap Asha dari belakang.
Asha cukup asing oleh benda itu. Namun, rasa penasarannya membumbung tinggi. Walhasil Asha mengambilnya walau dengan tangan sedikit gemetar gugup. Mau bagaimanapun Asha belum pernah bermain-main dengan benda seks seperti strapon, Ia hanya tahu melalui internet.
Jeno terkekeh geli menyaksikan reaksi Asha. Dengan cepat merebutnya kemudian membantu Asha memakaikan benda itu. Perlu diketahui bahwa Asha tidak sepenuhnya telanjang, bajunya bahkan masih melekat di tubuhnya, hanya celananya saja yang telah tertanggal.
"Nah, udah! Aku rasa kita nggak perlu pemanasan dulu, tadi 'kan udah dilebarin sama jari Asha. Langsung masukin aja, aku bisa tahan." Jeno berbaring di kasur dengan posisi mengangkang. Memperlihatkan area kemaluannya yang berdiri dan juga lubangnya yang memerah berkedut.
Goddamn. Asha menelan ludahnya diserang pemandangan memukau yang lagi dan lagi membangkitkan gairahnya.
Asha mendekati Jeno. Ditatapnya wajah cantik di depannya dengan tatapan memuja. Asha mendekatkan wajahnya mencium bibir Jeno. Tak tanggung-tanggung mengobrak-abrik isi di dalam mulut si manis.
Di bawah sana tangan kanan Asha mengarahkan dildonya ke lubang senggama Jeno. Ujung dildo telah berhasil masuk. Asha memasukkan sisanya dengan perlahan-lahan tanpa melepas ciumannya pada Jeno. Ia tahu saat ini si manis tengah kesakitan menerima benda yang ukurannya jauh lebih besar dari jarinya.
"Eunghh-ahh!"
Batang penis mainan itu telah sepenuhnya masuk. Asha pun melepas pagutannya. Terkekeh gemas menyaksikan bibir Jeno membengkak mengkilap akibat ulahnya.
"Kenapa istri aku cantik banget, sih, hm?"
Jeno tersenyum merasakan belaian lembut di pipinya, Ia kemudiam mengalungkan tangannya ke leher sang dominan. "Karena suami aku ganteng~" ujarnya seraya mengusap rahang Asha diakhiri kecupan cepat di pipinya.
Asha menggigit bibir bawahnya. Lantas dengan sengaja menghentak dildo yang bersarang di dalam lubang Jeno. Mengundang pekikan si cantik lantaran titik manisnya berhasil disundul oleh ujung dildo Asha.
"Tolong gerak, Suamiku~"
"Tentu, my wife."
....
KAMU SEDANG MEMBACA
CANTIK
Teen Fiction"Tidak ada alasan apapun, hanya kamu yang menjadi alasanku untuk tetap singgah." --- [g×b stories, jangan salpak] Jn: ⬇ Sh: ⬇ Ys: ⬇ © Pin, Edited by Lillavias