Vano membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Dahinya dibuat mengernyit manakala pusing mendera kepalanya.
Ia menoleh sedikit guna melihat sosok yang tengah memeluknya saat ini.
Perlahan senyumnya mengembang. Ia menggeser sedikit tubuhnya, semakin merapatkan diri pada Asha.
Vano semakin yakin pada perasaannya kalau Ia mencintai orang yang tidak salah. Act of service Asha sehabis melakukan kegiatan tadi malam membuatnya diam-diam tersipu. Asha sepertinya membersihkan tubuhnya, Vano masih bisa menghirup samar-samar aroma sabun yang dipakai Asha di badannya. Lalu setelah itu Asha memakaikannya dengan piyama putih miliknya.
Siapa yang tidak salah tingkah jika diperlakukan seperti ini?
"Kenapa senyum-senyum sendiri?"
"E-Eh? A-Asha udah bangun!" Vano tersentak kecil melihat Asha ternyata sudah membuka mata. Memperhatikannya dalam diam lantaran sedang malu-malu sampai tak sadar tersenyum seperti orang gila.
Asha tergelak pelan. Segera dia mengubah posisinya menjadi telentang. Badannya pegal, semalaman tidur dengan posisi miring, menjadikan lengan kirinya sebagai bantal si manis.
Keadaan hening untuk beberapa saat, sampai akhirnya Asha menoleh ke samping untuk memastikan jika Vano tidak tidur lagi. Namun, ternyata pemuda manis itu tengah memandanginya dengan senyuman terkesan tulus.
"Kenapa? Ada yang sakit?"
Vano menggeleng cepat. Sedikit terkekeh dengan perasaan senang karena dengan perkataan Asha barusan, itu tandanya Ia dijaga dengan baik bukan?
"Yaudah, aku bakal siapin makanan dulu buat kamu. Kamu mandi dulu aja sana. Bisa jalan, 'kan?"
"Semalam cuma jari, jadi nggak terlalu sakit! Aku bisa jalan!"
Gadis itu terkikik geli. Tanpa membalas ucapan Vano, dia beranjak dari tempat tidur. Sementara Vano berjalan menuju kamar mandi membersihkan diri.
Mereka makan bersama, setelah itu Asha mengantar Vano pulang karena dia harus bekerja hari ini. Vano sempat ngotot pengen ikut, tapi dengan cepat Asha memintanya pulang untuk beristirahat.
Hari ini Asha bertugas sendirian di kedai mie ayam pak Somat. Pria paruh baya itu mengantarkan istrinya yang sedang sakit ke rumah sakit. Beruntung hari ini tidak terlalu repot. Pelanggan yang datang juga masih dapat dihitung dengan jari.
"Mie ayam satu sama es jeruk, tolong."
Asha memandang gerangan yang baru datang. Seketika senyum yang ingin diberikannya kepada si pelanggan luntur.
"Jeno?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CANTIK
Novela Juvenil"Tidak ada alasan apapun, hanya kamu yang menjadi alasanku untuk tetap singgah." --- [g×b stories, jangan salpak] Jn: ⬇ Sh: ⬇ Ys: ⬇ © Pin, Edited by Lillavias