Berjumpa dan bertemu dengan orang yang tak kita kenal, mungkin sangat sering kita alami. Terkadang perjumpaan dengan seseorang hanya sebagai pertemuan tak sengaja yang akan berlalu begitu saja tanpa kesan. Namun ada kalanya pertemuan dengan seseorang sebagai awal dari sebuah kebersamaan yang tak terduga. Seperti berjumpa dengan jodoh yang membawa kebersamaan dalam sebuah mahligai bernama rumah tangga."Wow... megah banget ya. Duh yang datang artis sama pejabat semua...." Bik Essi menatap layar datar dengan serius. Hampir tak berkedip. Sebuah acara infotainment sedang ditayangkan. Menampilkan pernikahan dua orang yang sama-sama dikenal sebagai selebriti di Indonesia. Keduanya penyanyi papan atas yang sering menghiasi layar kaca. Lagunya juga sering menjadi hits di tanah air.
"Wih bajunya lho bagus-bagus. Kainnya sutera, kayak lembut jatuh gitu. Pasti mahal itu ya...." Ujar bik Essi lagi. Perempuan tiga puluh lima tahunan itu sepertinya memang suka mengomentari tayangan televisi begini. Kapan hari, bik Ellis juga komentar terus waktu nonton tayangan sinetron azab.
"Duh mertuanya ngeselin ya. Matanya suka melotot gitu. Apa nggak takut copot bola matanya....""Ih menantu kok nggak ada akhlak. Masak mertuanya mau diracun biar dapat warisan...."
Itu komentar bik Essi yang malah membuat Dila geli sendiri. Seperti nya televisi yang ada di ruang tengah rumah ini hanya menyala kalau ada bik Essi. Lebih tepatnya kalau pas kebetulan bik Essi menunggu dijemput kang Ujang seperti malam ini.
"Pakaian itu dibilang bagus bukan dari bahan kainnya atau harganya Si, tapi sesuai syariat apa nggak. Menutup aurat apa nggak. Kalau mahal, kainnya sutera asli harganya ratusan juta tapi nggak bisa nutup aurat ya itu bukan pakaian bagus ..." Umi Sa'diah yang tadi membaca kitab terusik juga menanggapi komentar bik Essi.
Sekilas umi Sa'diah ikut menatap ke arah televisi yang masih menayangkan liputan pesta pernikahan selebriti tadi. Para tamu yang kebanyakan juga selebriti dan orang terkenal tersebut kebanyakan mengenakan gaun pesta dengan model terbuka. Entah bagian atas atau bawah. Dengan aneka make up yang menghiasi wajah mereka. Meski ada juga selebriti yang memakai hijab.
"Iya ya mik. Pada mbuka semua gitu ya pakaian nya. Tapi tetep aja mahal itu mik harganya hihi..." Bik Essi nyengir kuda.
"Iya mahal lah Si, yang pakai artis soalnya" imbuh umi Sa'diah lagi.
"Ih tapi ya biasanya nih artis-artis udah pesta gede megah gini, heboh dan pasti habisin duit banyak... eh ujung-ujungnya cerai... kayak itu kemarin artis aduh siapa itu namanya ..." Bik Essi seperti mengingat nama si artis yang ia maksud.
"Buncis itu ya bik Essi...." Dila yang tidak awam-awam banget dengan berita infotainment langsung menyahut.
"Nah itu artis namanya Pia Buncis sama Tiku Yayan. Duh padahal pas nikahan...Ya Allah...bibik sampai terkagum-kagum heboh. Mewah banget. Belum pas syukuran hamil duh pestanya juga luar biasa...eh akhirnya pisah juga. Padahal kayaknya dulu saling cinta banget gitu. Saling memuji. Mana yang cowok guanteng banget. Banyak perempuan ngiri pingin punya suami guanteng begitu. Kayaknya hidupnya bahagia. Kaya, terkenal, suami ganteng, istri cantik...."cerocos bik Essi panjang lebar.
"Kamu tadi ngemil opo toh Si?" Tanya umi Sa'diah membuat bik Essi mengernyitkan dahi.
"Ngemil pisang goreng sama ubi goreng umik. Sama seperti cemilannya umik"
"Oh. Lha kok kamu ceriwis banget gitu. Mosok gara-gara ngemil pisang sama ubi..."
Dila ingin tersenyum geli mendengar ucapan umi Sa'diah, namun ia tahan. Bik Essi cerewet banget memang. Ya meski biasanya bik Essi suka bicara, tapi malam ini lebih ceriwis. Tapi jujur, Dila sangat senang dengan interaksi antara ibu mertua dengan asisten rumah tangga nya tersebut. Sebetulnya keduanya sama-sama suka bicara dan suka cerita. Tapi keduanya juga punya pembawaan yang bikin bibir ingin mengulum senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILA'S LOVE (Short Story)
SpiritualDila yang dulu sangat manja. Dila yang dulu suka ceroboh. Dila yang dulu selalu minta perlindungan dari kakaknya atas setiap kesalahan yang diperbuat. Dila yang dulu hanyalah gadis remaja yang biasa saja, kini tumbuh menjadi gadis dewasa yang juga p...