"Tahu nggak Dil gitu itu tetep aja tuh muka lempeng banget. Masih aja pongah...begh...ngeselin pokoknya. Pingin banget tuh aku remet-remet, ucek-ucek... apalagi ya... pokoknya huhh....pingin aku lumat hidup-hidup tuh orang....uhuk...uhuk...."Dila buru-buru menyorongkan gelas berisi air mineral ke depan Nova yang tersedak setelah bicara berapi-api di saat masih mengunyah.
"Mbak mending jangan ngomong dulu deh. Resiko keselek nanti" Dila memperingatkan Nova.
Nova buru-buru meneguk air mineral yang diberikan Dila. Segelas penuh langsung tandas. Nova masih sempat menarik napas. Mulut nya sudah hendak bicara lagi. Tapi Dila dengan cepat kembali mengingatkan.
"Mending mbak Nova makan dulu gih yang tenang, yang kalem.... nanti aja cerita panjang lebarnya. Kalau keselek lagi nggak enak lho mbak"
"Hehh, iya sih. Bener banget. Nggak enak keselek. Mana makanannya enak begini..." Nova mengangguk setuju dengan ucapan Dila.
"Eh Dil...ini ayam tinggal seekor aku habiskan boleh ya...." Imbuh Nova ketika melihat masih tersisa satu ekor ayam berbumbu kuning di piring.
"Habiskan aja mbak. Dila udah makan banyak tadi opor ayamnya. Tapi Dila tadi lebih banyak habisin semur ikannya. Maaf ya Dila sisain sedikit semurnya..." Sahut Dila yang menemani Nova makan malam di kamar kos. Tentu saja tak ada meja makan. Mereka memakai meja serbaguna yang juga berisi buku-buku mereka sebagai meja makan. Terkadang mereka juga hanya duduk lesehan di lantai saat makan begini. Tapi karena Dila baru sembuh dari sakit, Dila memilih tak mau duduk di lantai dulu. Takut masuk angin lagi.
"Ish, nggak apa Dil. Ini kamu sisain opor banyak begini aja seneng banget. Aku juga lebih suka sama opor ayam dibanding semur ikan sih. Mana udah beberapa hari ini aku ikutan nebeng makan punya kamu. Masakan nya sedep banget ya Dil...." Cerocos Nova kini menyoal makanan yang sedang dinikmati.
"Kamu kok bisa nemu katering masakan nya seenak gini Dil. Mahal ya pastinya...." Nova masih saja bicara sambil menghabiskan ayam yang tinggal dua gigitan lagi.
"Hehe ada deh mbak. Enak kan masakan nya? Alhamdulillah. Orangnya memang pinter masak mbak" jawab Dila pada Nova.
"Pasti mahal ya Dil. Tapi kalau enak kayak gini worth it sih. Aku mau ikut urunan ba yar dong Dil. Lumayan nggak perlu repot masak lah. Menu nya juga beragam. Yang jelas kan jadi bisa makan teratur nggak repot masak dulu...." Ujar Nova yang sudah selesai dengan makannya. Dila sudah makan sejak tadi sore. Dila memang harus teratur makan agar tak kembali sakit. Bersyukur hari ini tubuh nya sudah pulih. Salah satunya karena kiriman makanan empat sehat lima sempurna dari umi Sa'diah yang dimasak oleh bik Essi.
"Enggak mahal kok mbak. Udah nggak usah mikir bayar atau urunan ah. Memang makan teratur dan sehat itu penting kok. Tak lupa juga yang halal. Sebagaimana ada di Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 168 yang bunyinya : "Wahai manusia makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di muka bumi ini..." Sahut Dila dengan menyitir sebuah ayat yang cukup sering ia dengar di taklim. Tentang bagaimana manusia juga harus senantiasa menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan makanan dan minuman yang sehat lagi halal. Tentu jika badan sehat maka bisa beribadah dengan baik dan maksimal.
"MasyaAllah, sudah pakai ayat segala. Hapal ayat begitu. Udah cocok aja deh dapat jodoh ustadz pondok nih kamu Dil.." Nova menanggapi yang di sambut senyum nyengir dari Dila.
Sudah mbak, Dila sudah mau menikah sama salah satu ustadz pondok. Mana masih kerabat pemilik pondok lagi....ujar Dila dalam hati.
Tentu saja Dila masih bertahan untuk belum mengatakan semuanya pada Nova. Mengenai masakan yang selama tiga hari ini selalu siap sedia di meja makan, makanan yang dikirim oleh bik Essi atas perintah umi Sa'diah, Dila mengaku itu kiriman dari katering. Jelas jangan ditanya bagaimana makanan yang dikirim oleh bik Essi. Jumlahnya banyak dan selalu nikmat serta pasti nya sehat. Nova tentu ikut kebagian makanan kiriman bik Essi. Membuat mereka tak lagi susah-susah masak atau membeli makanan di warung. Lumayan mengirit tenaga dan pengeluaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILA'S LOVE (Short Story)
EspiritualDila yang dulu sangat manja. Dila yang dulu suka ceroboh. Dila yang dulu selalu minta perlindungan dari kakaknya atas setiap kesalahan yang diperbuat. Dila yang dulu hanyalah gadis remaja yang biasa saja, kini tumbuh menjadi gadis dewasa yang juga p...