"See you again next week..." Ujar Dila menutup sesi mengajarnya tepat saat bel istirahat berbunyi.Para siswa langsung berhamburan keluar kelas. Pemandangan yang sangat biasa bagi Dila di jam istirahat begini. Setelah membereskan buku ajar miliknya, Dila pun ikut melangkah keluar kelas. Tentu saja tujuannya adalah ruang guru dahulu. Biasanya di istirahat pertama ini Dila isi dengan sholat Dhuha.
"Iya. Sebentar lagi saya mantu. Saya sudah sowan ke rumah umik Sa'diah lho..." Suara Bu Marwah yang nyaring membahana menyapa pendengaran Dila saat pertama masuk ke ruang guru.
Umi Sa'diah? Dila refleks menoleh ke arah Bu Marwah yang seperti biasa berada di tengah ruangan. Seperti caleg yang sedang mencari perhatian para pemilih.
"Wah sudah sampai tahap serius nih Bu Marwah?" Tanya seorang guru yang dikenal Dila bestinya Bu Marwah.
"Ya jelas dong. Sangat serius. Kalian tunggu deh undangan nya ya... hihi..." Bu Marwah terkekeh renyah.
"Ih denger ketawa nya aja bergidik saya..."
"Kenapa Bu?"
Dila yang sudah duduk di tempatnya mendengar percakapan Bu Eni dan Bu Nety dua guru yang masuk dalam daftar hater nya Bu Marwah.
"Kayak Mak lampir baru Nemu mangsa hihh...kayak arwah gentayangan " sahut Bu Eni dengan wajah sebal.
Dila melihat keduanya tertawa pelan. Sangat pelan . Dila sudah biasa menyaksikan adegan semacam ini di sini. Adegan yang dilakukan oleh para pengajar yang seharusnya menjadi panutan para siswa didik nya. Yang satu flexing, yang satu ikutan alias jadi lovers, yang satu tidak suka melihatnya, yang satu ngomong tak mengenakkan di belakang orangnya. Nyatanya guru tetaplah manusia biasa dengan berbagai sifat dan karakter yang dimiliki. Meski sejatinya guru dituntut untuk bisa tampil sebagai teladan dengan sikap dan karakter baik yang dimiliki buat para siswanya.
"Flexing apalagi tuh Arwah gentayangan?" Nova yang baru datang dan duduk tepat di sebelah Dila langsung bertanya. Tentu pertanyaan itu ditujukan pada Bu Eni atau Bu Nety. Bukan pada Dila yang baru datang juga.
"Itu lho katanya Bu Marwah sama umik Sa'diah udah ngobrol serius..." Jawab Bu Eni tanpa diminta dua kali. Sepertinya kalau ada Nova, suasana makin seru. Grup hater mereka makin lengkap.
"Umi Sa'diah itu...." Nova berusaha mengingat nama yang disebut Bu Eni.
"Itu umiknya pak Kemal Bu Nova" Bu Nety menjawab cepat.
"Wah maksudnya nih pak Kemal dijodohin atau gimana gitu sama anaknya si arwah gentayangan?" Nova makin penasaran. Sedangkan Dila masih diam tapi telinganya aktif menyimak.
"Ya bisa jadi dijodohin. Kan memang katanya umiknya pak Kemal sama si arwah ini teman lama ya. Ya masih bagian dari pondok juga"
"Duh masak iya sih. Setahu aku ya umik Sa'diah itu orangnya baik, lucu, meski kenes tapi kalau ngomong nggak sembarangan kaya si arwah itu. Masak mau besanan sama...duh nggak matching banget"
"Lha iya ya. Mana pak Kemal itu lho juga baik, ganteng tapi memang belum nikah juga sih sampai sekarang. Kok bisa-bisanya gitu berjodoh sama anaknya arwah gentayangan yang notabene kelakuan nya sama kayak ibunya..." Nova nyerocos mirip fans yang tak terima idolanya di jodoh-jodohin dengan yang tak disuka. Sudah mirip kayak hater dan lovernya Fuji sama Thoriq yang suka ramai di medsos.
"Ya bisa aja lah Bu. Kan hidup emang seperti itu. Orang yang satu itu ujian buat yang lain. Lha kalau pak Kemal sampai berjodoh sama anaknya tuh si arwah ya mungkin itu ujian terberat dalam hidupnya. Tapi kalau bisa melewati nya pahalanya gede...."
![](https://img.wattpad.com/cover/362010386-288-k933155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DILA'S LOVE (Short Story)
EspiritualDila yang dulu sangat manja. Dila yang dulu suka ceroboh. Dila yang dulu selalu minta perlindungan dari kakaknya atas setiap kesalahan yang diperbuat. Dila yang dulu hanyalah gadis remaja yang biasa saja, kini tumbuh menjadi gadis dewasa yang juga p...