Terimakasih

458 22 7
                                    

~~~

❤️ SELAMAT MEMBACA ❤️

~~~

  Setelah seminggu berada di Bandung Atlanta mau pun yang lain nya tidak mendapatkan informasi apa pun tentang seseorang yang mereka cari.

Selain itu Atlanta juga tidak pernah melihat kemunculan sang papa di sana lagi. Entah urusan apa yang membuat pria paruh baya itu berada di sana dan berurusan dengan laki-laki yang notabe nya sebagai musuh besar Atlanta.

Bukan nya tidak ingin mengungkit atau mencari tahu hanya saja Atlanta malas berurusan dengan sang papa apalagi melihat perubahan nya saat ini semakin membuat nya enggan untuk berbicara prihal apa pun.

Setelah menimbang-nimbang mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta karena waktu libur sudah habis dan ajaran baru akan segera di mulai.

Aletta dan lain nya pun juga kembali sehari sebelum masuk. Mereka tampak menikmati liburan di kota kelahiran Aletta itu.

Hari ini semua murid SMA SATYAWACANA sudah kembali masuk sekolah setelah libur selama dua minggu lalu.

Pagi ini Aletta sudah sangat rapi dengan seragam putih abu-abu, model rambut yang terurai di tambah bandana berwarna soft blue yang menghiasi nya.

Gadis itu masih tetap sama, jika tidak menaiki taksi atau Gojek pasti akan berjalan kaki.

Dan pagi ini dia memutuskan untuk berjalan kaki karena waktu yang terbilang masih pagi dan jarak sekolah yang tidak begitu jauh dari rumah nya.

Di tengah perjalanan Aletta berpapasan dengan dua laki-laki berpenampilan urakan dan seperti nya preman.

"Ekhm cewek" panggil laki-laki berbadan besar dengan penampilan awur-awuran.

"Masih kepagian ini buat sekolah neng mending ikut abang aja yuk" lanjut nya.

Aletta tidak menggubris nya dan masih tetap melangkah kan kaki nya tapi sedikit lebih cepat.

Bagaimana pun dia hanya gadis biasa yang memiliki rasa takut jika harus berhadapan dengan orang-orang seperti itu.

Merasa di acuhkan salah satu dari dua orang itu mulai mendekati Aletta. Saat ingin meraih tangan putih itu sang empu lebih dulu menghindar.

"Jangan macem-macem ya" ujar Aletta berusaha seberani mungkin.

"Gak cantik kita gak akan macem-macem kalo Lo mau ikut" rayu laki-laki dengan penampilan yang sama urakan di tambah dengan beberapa tato pada tubuh nya.

Saat Aletta ingin menghindari tiba-tiba datang motor sport yang tidak asing di penglihatan nya.

Terlihat pengendara itu memberhentikan motor besar nya tepat di samping Aletta. Kemudian membuka helm full face nya yang membuat Aletta detik itu langsung mengenali nya.

"Atlanta" lirih Aletta yang sedikit bersyukur dan merasa bahagia karena ada seseorang yang menolong nya.

"Naik" ujar Atlanta dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Aletta tidak berpikir panjang dia tidak ingin gengsi atau apa pun untuk saat ini yang penting diri nya selamat dari preman preman yang ada di sana.

Saat Aletta mulai mendekati motor Atlanta Kalimat yang di ucapkan salah seorang preman itu membuat darah yang ada dalam tubuh Atlanta mendadak mendidih.

"Dasar cewek murahan" sambil menatap jijik ke arah Aletta.

Tanpa kata atau kalimat apa pun Atlanta langsung turun dari motor sport nya dan mulai menghantam wajah preman itu dengan helm yang ada di tangan nya hingga membuat nya sedikit terpental kebelakang.

Teman dari preman itu tidak terima dan mulai menyerang Atlanta hingga terjadilah perkelahian dua lawan satu.

Tapi itu adalah Atlanta Galaxy Cakrawala Ketua Amorpati yang terkenal berandal dan memiliki ilmu bela diri nya cukup tinggi.

Jadi jika hanya berkelahi dengan preman jalanan seperti sekarang bukan termasuk tandingan nya.

Setelah dua preman itu terkapar Atlanta kembali ke arah motor yang berada di samping Aletta. Gadis itu terlihat terpaku dengan pandangan yang begitu terkejut.

"Lo mau ikut naik gak gue tinggal" ujar Atlanta kembali mengenakan helm nya.

Aletta tidak menjawab namun tubuh nya bergerak menaikkan motor sport itu meski ada rasa takut dalam diri nya pada pemuda yang tengah berboncengan dengan nya.

  Setelah sampai di parkiran Smansa. Sekolah itu masih terbilang sepi karena waktu yang masih terbilang begitu pagi.

"Lo ngapain si berangkat sepagi ini" tanya Atlanta setelah melepaskan helm nya.

"Mau lihat sunrise" sambung nya dengan mengingat hobi gadis di depan nya yang menyukai langit jingga.

"Eng--enggak gue emang mau berangkat pagi aja"

"Terus kalo tadi gue gak lewat situ dan gak lihat Lo gimana nasib Lo" pertanyaan itu membuat Aletta bungkam seribu bahasa. Jujur jika tidak ada Atlanta gadis itu akan berfikir hidup nya akan hancur.

"Makasii banyak" cicit Aletta dengan meremat rok abu nya.

"Nanti balik bareng sama gue"

"Ih gak us--"

"Mau kaya tadi lagi"

Aletta sontak menggelengkam kepada nya dan hal itu terlihat begitu lucu di mata Atlanta.

"Ya udah jadi bareng gue aja"

"Gue gak mau nge--"

"Gak ngerepotin. Gue duluan bay"

Atlanta meninggalkan Aletta seorang diri di parkiran itu dengan perasaan yang tidak menentu. Apakah ada rasa yang mulai timbul hingga mau untuk mengantar gadis itu pulang.

Entah lah.. Cinta tidak bisa tebak kapan akan datang dan pergi.

Sedangkan Alleta memandang punggung kokoh yang semakin jauh dan mulai hilang dalam pandangan nya. Seribu pertanyaan banyak bermunculan di benak nya hingga akhirnya dia beranjak menuju kelas nya.

   Bel istirahat sudah berbunyi dan seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Termasuk Aletta and the geng juga keluar untuk menuju kantin mengisi kekosongan perut masing-masing.

Di saat makan bersama Vanessa menatap Aletta yang hanya mengaduk-aduk mangkok bakso nya tanpa memakan nya sedikit pun.

"Lo sakit let?" Pertanyaan itu sontak membuat Nora dan Yura menatap ke arah Aletta.

Aletta masih sibuk dengan fikiran nya tidak mendengar pertanyaan yang di lontarkan Vanessa.

"Oy Letta" panggil Nora memegang bahu Aletta yang sontak membuat nya kaget.

"Ih kaget tau"

"Ya lagian Lo ngapain ngelamun Vanessa nanya Lo kacangin" sahut Yura.

"Ah serius Lo nanya apa sa" ujar Aletta menatap Vanessa.

"Lo sakit tu mangkok cuma di aduk-aduk doang" jawab Vanessa.

"Ha eng-enggak kok cuma lagi banyak fikiran aja hehehe" menampilkan deretan gigi nya.

"Kalo ada apa-apa cerita sama kita-kita jangan di Pendem sendiri" sahut Nora merangkul pundak Aletta.

"Hem makasi banyak ya" Aletta menatap satu per satu sahabat nya dengan tersenyum sendu.

Jujur saat pertama kali pindah ke Jakarta Aletta berfikir dia tidak akan memiliki teman apa lagi sahabat. Karena sewaktu di bandung Aletta hanya memiliki beberapa teman.

ATLANTA GALAXY CAKRAWALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang