ATLANTA GALAXY CAKRAWALA

Titik awal

~~~

❤️ SELAMAT MEMBACA❤️

~~~

Hidup yang awal nya biasa saja. Tidak ada badai tidak ada bencana tiba-tiba mengalami guncangan yang mengakibatkan kehidupan berubah 180° dari sebelumnya nya.

Atlanta dulu memiliki keluarga yang terbilang Cemara dan bahagia sebelum sang kakak di nyatakan tewas dan perubahan sang ayah yang begitu jauh berbeda.

Sifat nya yang hanya terbilang cuek dan irit bicara menjadi lebih dingin dan begitu diam.

Di dalam hati nya tersimpan dendam yang begitu besar pada seseorang yang sudah menghancurkan keluarga nya. Dia tidak akan memberikan ampun atau pun maaf pada seseorang itu.

Atlanta tampak menikmati duduk di balkon kamar nya dengan benda berasap yang terselip di jari nya. Sesekali iya mengembuskan ke atas untuk mengurangi fikiran yang begitu memenuhi kepala nya.

Alis nya tampak berkerut saat melihat ke arah bawah yang terfokus ke taman belakang rumah nya.

Di sana terlihat Martalista mama tercinta nya tengah duduk seorang diri di kursi taman itu.

Atlanta begitu heran karena sebelumnya sang mama tak pernah duduk seorang diri di belakang taman. Tanpa fikir panjang remaja itu  langsung turun untuk menghampiri sang mama.

"Ma" panggil nya seraya duduk di samping Marta.
"Mama nangis?" Tanya nya saat melihat sisa air mata di pipi wanita yang sangat berarti di hidup nya.
"Kenapa ma? Siapa yang nyakitin mama?

"Mama ngga papa sayang" sambil mengusap lengan sang putra.

"Bilang Atlanta siapa yang udah bikin Mama nangis gini"

"Ngga ada sayang mama cuma sedih aja" seraya tersenyum dan mengusap tangan putra yang begitu menghawatirkan nya.

"Aksa" tebak nya karena hanya satu nama itu lah yang selalu membuat Marta menangis kala merindukan nya.

Marta mengangguk samar yang lantas membuat Atlanta langsung memeluk nya.

"Maafin aku ma"

"Kamu gak salah dan bukan salah kamu. Mama sebenernya juga sedih karena perubahan papa kamu"

"Papa? Kenapa?"

"Mama hidup bareng papa kamu itu udah dua puluh tahun dan selama itu papa kamu selalu sayang sama mama, perhatian, ngga pernah marah atau bentak mama, ngga pernah meninggikan nada suara nya" menghelas nafas.
"Tapi akhir-akhir ini mama perhatiin papa kamu beda banget. Dari yang udah berani mukul kamu, bentak mama, bahkan egois"

"Papa bentak mama? Jadi ini alasan mama sedih sampe duduk sendirian di taman?" Dengan nafas yang terlihat naik turun karena menahan amarah yang ingin membeludak.

"Ngga papa ta. Selagi papa kamu ngga main tangan mama bakal tetep terima"

"Tapi papa itu emang beda jauh ma kaya bukan diri papa"

"Mama juga mikir gitu ta. Udah-udah ayok masuk udah mau malem ini gak baik di luar" ajak Marta pada sang putra. Sebenarnya itu hanya untuk pengalihan pembicaraan karena dia tidak ingin terlalu lama atau panjang membahas tentang sang suami.

Sedangkan sangat putra sangat tau jika mama nya hanya mengalihkan perhatian untuk tidak mengungkit hal yang menyakitkan itu terlalu jauh.

Malam ini Atlanta memutuskan untuk berkumpul dengan yang lain nya di basecamp yang sudah menjadi rumah kedua untuk mereka pulang.