• | Chapter 10

2.2K 76 0
                                    

Sudah setengah jam lamanya Mala menunggu dan duduk di sofa ruang tamu untuk menunggu para staff bapak yang sudah disiapkan Teddy sebelumnya untuk mengantar dirinya mengurus transfer nilai ke Universitas Indonesia, kampus yang ia pilih untuk melanjutkan studinya.

Mala memperhatikan jam yang melingkar di lengannya, jam sudah menunjukkan jam setengah tiga kurang sepuluh menit, "apa enggak telat ini?" Pikirnya.

Seseorang mendekat ke arah Mala sambil memegang kedua ponselnya, "Ayo Mala" ucap orang itu, masih sambil fokus dengan ponselnya.

"Loh Pak Teddy yang anter?" Tanyanya, seingatnya bukan tadi Teddy meminta staff lainnya ya?

"Iya ayo saya yang antar, kebetulan saya alumni di sana, jadi saya bantu kamu untuk mengurus keperluan lainnya" jawab Teddy sambil menyamakan langkah dengan Mala ke arah mobilnya terparkir.

"Bapak alumni di UI?" Ucapnya sambil memperhatikan Teddy yang berada di sampingnya

"Ia, saya kebetulan alumni di sana sewaktu S2" jawabnya membenarkan.

"Tapi jam segini enggak telat kan pak? Saya kira tadi bapak minta staff lain untuk anter saya"

"Engga kok, bagian administrasi masih ada jam segini sampai jam lima sore biasanya, ia kebetulan saya sore ini engga ada jadwal lagi jadi ya sekalian aja" jawab Teddy sambil memasuki mobil ke arah belakang kemudi, sementara itu, Mala duduk di jok  belakang.

"Loh kok kamu malah duduk di belakang sana" tanya Teddy sambil melihat ke arah kursi belakang, dimana gadis itu tengah duduk dengan santai.

"Iya pak, kenapa?" Tanyanya dengan alis tertaut.

"Sini duduk di depan atau saya engga akan jalanin mobilnya, biarin aja kamu telat"

"Loh kok gitu pak?" Bingung gadis itu, ia juga menaikan sebelah alisnya.

"Saya bukan supir kamu Mala" jawab Teddy sekenanya.

"Yang bilang bapak supir saya siapa?" Jawab Mala sambil melihat ke arah Teddy, saat ini pandangan keduanya bertemu. Teddy hanya melihat Mala tanpa berkedip, Mala yang mendapatkan tatapan side eye dari Teddy pun hanya dapat melompat ke arah jok depan dari celah jok, tanpa keluar dari mobil.

Kemudian Teddy melajukan mobil hitam dove itu dengan kecepatan sedang, membelah jalanan macet ibukota ke arah depok Margonda melalui jalur tol yang tidak begitu macet di sore hari.

Sesampainya mereka di Universitas Indonesia tepatnya di bagian administrasi, banyak mahasiswi di kampus itu berbisik-bisik sambil memperhatikan keberadaan Teddy dan juga Mala, Teddy sih yang diperhatikan hanya diam saja, toh baginya itu sudah biasa, sementara itu Mala merasa risih.

Mala sempat mendengar mahasiswi berbisik-bisik

"Eh lihat deh, Itu bukan ajudan Pak Prajoko ya"

"Itu cewe siapa? Pacarnya kah?"

"Ternyata ajudan pak Prajoko aslinya ganteng ya"

"Itu cewek juga siapa ya? Kayak kenal"

"Tapi itu cewek engga cocok deh sama ajudan pak Prajoko"

Dan omongan lainnya yang tidak bisa Mala dengar lebih lanjut karena memang agak berisik.

Teddy yang melihat Mala risih hanya menghela nafas dan berbisik, "udah enggak usah di dengerin ya omongannya, sini map kamu biar cepet" ucap Teddy sambil mengambil map yang berisi dokumen Mala di tangan gadis itu, Mala yang mendengar ucapan Teddy langsung melepaskan map-nya.

Teddy langsung menyerahkan berbagai dokumen yang di minta pihak administrasi sebagai syarat pendaftaran. Mala sempat-sempatnya melihat ke arah gadis lainnya yang sepertinya juga mengurus dokumen yang sama, dokumen transferan mahasiswa.

Mala kembali fokus melihat  ke arah Teddy, "ini orang sigap juga ya, tapi kan jadi ajudan memang harus sigap gitu kan ya?" Ucapnya dalam hati. "Ini bapak satu tegas banget sih, tapi kalo di lihat-lihat ganteng juga, sadar Mala itu ajudan bapak" tambahnya dalam hati sambil menggelengkan kepala dan memegang keningnya yang tidak sakit.

"Ayo Mala, urusan dokumen sudah selesai, katanya sekitar tanggal sembilan kamu di suruh datang ke kampus kembali, ya sekitar satu setengah Minggu dari sekarang ya" ucap Teddy sambil menulis agenda Mala di ponselnya, kemudian dirinya melihat jam yang melingkar di tangan kanannya.

"Masih sekitar jam setengah lima, kamu mau kemana dulu enggak Mala?" Tanya Teddy

Mala menoleh ke arah Teddy, "enggak deh pak, saya mau pulang saja" Mala menolak tawaran Teddy yang di balas hanya anggukan.

Mereka kembali ke arah parkiran kampus itu dan Teddy segera melajukan mobil hitam dovenya kembali menuju ke Kertanegara, ia ingat sekitar jam setengah tujuh malam nanti akan ada rakernas yang tentunya akan di hadiri bapak di istana.

Sesampainya mereka di Kertanegara sudah sekitar jam setengah enam sore, Agung yang melihat kedatangan Teddy langsung menghampirinya, "bang di panggil bapak", ucap Agung yang hanya di balas anggukan oleh Teddy dan ia langsung pergi ke ruangan bapak.

Teddy mengetuk pintu Bapak, setelah di bolehkan masuk dirinya memasuki ruangan itu dan tidak lupa dirinya hormat salam kepada Bapak.

"Bagaimana Ted?"

"Sudah selesai pak, nanti sekitar tanggal sembilan Mala diminta untuk datang ke kampus" jawabnya sambil berdiri di dekat meja kerja bapak.

"Hari ini kan rakernas, tolong kamu minta Mala untuk bersiap juga ya dan minta yang lain untuk penjagaan ketat untuk Mala, saya mau media tau Mala"

"Siap pak, nanti akan saya sampaikan ke Mala"

"Ngomong-ngomong kejadian tempo lalu gimana progressnya Ted?"

"Untuk saat ini masih di cari pak oleh polisi dan TNI, saya juga sudah menggerakkan yang lainnya namun mereka cukup lihai juga"

"Kalau seperti ini mereka berbahaya sekali" ucap Bapak, "yasudah kita siap-siap untuk berangkat, minta Deril untuk ke saya ya Ted" Teddy hanya menganggukan kepala dan mengetikkan sesuatu di ponselnya setelah itu dirinya undur diri dari hadapan bapak dan beralih mencari keberadaan Mala.

Teddy berjalan ke lantai dua ke arah ruangan pribadi Mala, dia melihat gadis itu tengah menangis.

"Maaf saya mengganggu Mala" ucapnya berdiri di samping Mala, Mala yang menyadari kehadiran orang lain dia menghapus air matanya dan berlari ke arah kamarnya tidak lupa menutup pintu dan memasuki kamar mandi.

Teddy yang melihat Mala lari hanya menghela nafas dan duduk di sofa yang berada di ruangan itu. "Kenapa tuh" ucap Teddy dalam hati dengan raut wajah kebingungan.

Tidak lama Mala keluar dari kamarnya dan menghampiri Teddy sambil duduk di sampingnya, "kenapa pak Teddy" tanyanya dengan wajah yang sudah fresh setelah mencuci wajah

"Hari ini bapak akan rakernas di istana, kamu diminta untuk ikut" ucapnya dengan nada santai.

"Emang boleh ikut ya pak orang lain? Bukan itu khusus untuk menteri dan jajarannya saja" tanyanya.

"Tidak apa-apa orang lain kok, memang ada undangan untuk influencer seperti selegram dan youtubers setau saya ya, di sana juga di siapkan makanan juga" Teddy menjelaskan.

"Ya sudah pak saya siap-siap dulu ya" ucap Mala pergi dari hadapan Teddy dan memasuki kamarnya kembali, Teddy yang melihat itu sempat di buat bingung sama anak atasannya itu "tumben sekali tidak ada bantahan" ucapnya dalam hati dan pergi dari ruangan Mala.

Bersambung...

Ajudan | LENGKAP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang