Sesuai yang diinstruksikan oleh Teddy sebelumnya, jika Mala akan berada satu mobil dengan Dimas, Diana, Agni, serta Rajif, mereka tepat berada dalam mobil kedua dari depan, karena mobil pertama tentu saja berisi Bapak, Teddy, Rizky, serta Agung, dua mobil paling belakang, tentu saja berisi kumpulan staf-staf bapak yang lainnya.
Keempat mobil yang membawa perintilan bapak itu melaju dengan cepat, sesuai yang diminta oleh Teddy, karena sebelumnya mereka hampir saja terlambat, dikarenakan Bapak sempat berbincang kecil dengan Diana dan juga Dimas.
"Yang tadi itu beneran Mayor Teddy kan ya Mal?" Tanya Diana, ia spontan menengok ke arah Mala menunggu jawaban temannya itu.
"Iya kenapa memang?" Mala mulai menanggapi dengan malas, tentu ia tadi melihat temannya ini terkesima dengan Teddy, terlihat dari caranya memandang kekasihnya itu.
"Kamu tahu darimana dia punya pacar Mal? Orangnya kayak tegas gitu, tapi ganteng sih"
"Dia pernah bilang sama aku. Iya kalo dia kerja memang mode serius, emang sudah setelan pabrik dari sana nya, tapi aslinya baik kok. Kamu engga suka sama dia kan Na?" Yang di akhiri dengan pertanyaan Mala, dirinya tidak ingin bersaing dengan siapapun, cukup para cemut dan cegil TikTok saja yang membuatnya pusing, jangan sahabatnya juga.
"Aku salah satu fansnya loh Mal, asyik aja gitu lihat video-video dia di TikTok" jawab Diana terkekeh pelan menanggapi pertanyaan Mala sebelumnya.
"Jangan suka dia ya Na, repot nanti ujungnya"
"Emang kenapa sih Mal?"
"Nanti juga kamu tahu sendiri, aku enggak enak ngomongnya, aku saranin mending kamu sama Mas Rizky aja ya, nanti aku coba bantuin ya ya ya..." Mala menawarkan Rizky kembali kepada temannya ini.
"Iya tadi juga aku tertarik sebenarnya sewaktu datang ke rumah kamu, ramah banget, calon imam banget deh" ucap Diana mengingat kejadian yang baru saja terjadi di rumah Mala.
"Kan apa aku bilang, daripada kamu suka pacar orang, kan engga baik, mending sama mas Rizky" ucap Mala menawarkan kembali, Rajif sebenarnya daritadi dia menguping pembicaraan kedua gadis itu. "Yaampun anak bapak posesif banget sama bang Teddy" ucap Rajif dalam hati sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu sudah lama ya jadi ajudan Mala?" Tanya Dimas kepada Agni. Dimas melihat Agni sangatlah pendiam, gadis itu hanya berada di sekitar Mala, menuliskan sesuatu di note booknya kemudian mengetik sesuatu di ponselnya. Agni yang mendapatkan pertanyaan akhirnya tersadar dari keterdiamannya.
"Saya baru beberapa bulan ini di tugaskan untuk mengawal putri bapak, diminta secara langsung oleh atasan saya di kodim sesuai kualifikasi yang ada, tepatnya sehari sebelum putri bapak masuk di kampusnya" jawab Agni mengingat perjalanan karirnya sebelum akhirnya di tempatkan di sekretariat negara.
"Ada kualifikasinya juga ya? Memang pangkatmu apa?" Tanya Dimas penasaran.
"Jelas ada, enggak mungkin bukan tidak ada kualifikasinya, apalagi ini ngawal anak menteri pertahanan, saya pangkatnya Lettu"
"Jenjangnya sudah tinggi juga ya, satu tingkat lagi itu berarti kapten?"
"Bisa di bilang begitu" tutup Agni, setelah dirinya melihat mobil sudah sampai di hotel tempat acara berlangsung.
Saat Mala turun dari mobil, Agni dengan sigap langsung mendampinginya. Agni terus setia menjaga jarak Mala dari para kameraman dan juga wartawan yang berusaha memburunya, untuk mendapatkan berita dan foto ekslusifnya, Mala mendengar suara serbuan para wartawan itu, suara kamera juga menggema dimana-mana, kemudian lampu blitz yang sangat terang itu berfokus juga kepada dirinya.
"Mala bisa kasih tanggapan bagaimana menurutmu elektabilitas bapak untuk pemilu tahun ini?"
"Mala bagaimana kabar kamu? Sudah lama kamu tidak upload apapun di media sosial"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajudan | LENGKAP✅
Fanfiction(Completed) Disclaimer, just a fiction story. Cerita ini hanya karya fiktif, apabila ada kesamaan nama, tempat, serta alur cerita, itu adalah sebuah kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Kemala HarjadiKusumo seorang calon dokter lulusan Harvard harus k...