"Iya Agni ada apa nih nyariin aku? Terimakasih ya Sus Arini sudah antar Agni, nanti aku saja yang antar ke lobi" Tanya Mala ketika melihat Agni menghampirinya ke dalam ruangan dokter, bersama dengan seorang suster yang mengantarnya. Saat ini Mala baru saja menjalani masa koasnya yang sudah berlangsung selama tiga bulan di rumah sakit universitas, tentunya bersama dengan Diana namun mereka mendapatkan stase yang berbeda, Diana mendapatkan stase forensik sebagai stase pertama, sementara Mala di tempatkan di stase penyakit dalam, salah satu stase yang dari awal Mala khawatirkan sejujurnya.
"Kamu enggak ngecek chat dari aku ya Mala dari kemarin?"
"Memang ada ya? Maaf dari kemarin aku belum sempat lihat ponselku" Mala mengeluarkan ponsel itu dari kantung baju scrubnya, saat ia lihat ternyata ponselnya kehabisan baterai entah sejak kapan, pantas saja ponsel itu sama sekali tidak mengeluarkan getaran notifikasi.
"Besok hasil pemilu bapak akan diumumkan oleh KPU, penyerahan hasil secara simbolis. Kamu bisa pulang sebentar ke rumah enggak? Ada acara juga di Kertanegara" Tanya Agni untuk memastikan, sebelumnya memang Teddy sempat meminta Agni untuk datang langsung menemui gadis tercintanya ini. Sebenarnya pria itu ingin sekali menghampiri gadisnya, namun sangat di sayangkan, jadwal bapak menjadi sangat sibuk setelah hasil quick count di siarkan oleh para awak media.
"Aku usahakan untuk pulang ya Agni. Saat ini aku juga sedang sibuk untuk persiapan ujian kompetensi untuk stase pertama, nanti kalo aku bisa pulang, aku kabari kamu, aku janji" jawab gadis itu sambil menikmati makanannya. Iya Mala memang sudah lama tidak pulang semenjak melakukan koas, terdapat mess dari rumah sakit universitas diperuntukkan bagi dokter muda koas, beruntungnya juga dia mendapatkan satu kamar yang sama dengan Diana.
"Tapi Bapak minta kamu untuk wajib hadir Mala. Diana dan Dimas juga akan datang kok, mereka kemungkinan sih datangnya setelah pengumuman KPU " bujuk Agni sesuai yang di minta oleh Teddy. Pria itu sebelumnya juga meminta Agni agar membujuk Mala untuk pulang, bagaimana pun caranya.
"Yang benar Agni? Tapi Diana enggak ada bilang apa-apa tuh sama aku untuk acara besok" raut wajah Mala seketika berubah menjadi penasaran.
"Iya benar kok, nanti kamu bisa tanya lagi sama Diana, kamu kan satu kamar sama dia" ucapnya berusaha meyakinkan Mala, untung saja sebelumnya Agni sudah memberitahu mereka berdua dan respon mereka positif, mereka bisa datang ke acara bapak.
"Iya nanti akan aku coba tanyakan ke Diana ya, maaf Agni setelah aku makan, aku di panggil dokter senior untuk ke ruangan periksa nih. Jadi aku enggak bisa antar kamu hingga ke lobi, Nanti aku kabarin kamu lagi ya paling lambat besok" Mala segera menyelesaikan makanan yang ia bawa.
-000-
Hasil quick count menunjukkan jika Pak Prajoko HarjadiKusumo dan wakilnya Mas Raka Galuh, mendapatkan lima puluh persen dari total jumlah suara dalam pemilu di tahun ini.
Memang setelah hasil quick count itu keluar tim bapak sempat di kejar-kejar oleh para wartawan untuk dimintai tanggapan, namun dari pihak bapak masih belum mau untuk menanggapi, di karenakan belum ada informasi resmi dari pihak KPU sebagai pihak penyelenggara pemilihan.
Namun dari sejumlah partai pengusung sudah mulai mengadakan acara kemenangan untuk bapak, jadi mau tidak mau bapak turun hadir dalam acara itu. seperti hari ini, bapak di undang oleh ketua partai untuk datang ke posko pemenangan yang di buat oleh partai biru.
"_Teddy minta seluruh staff untuk tidak membuka suara ya nanti selama di posko itu, kita ikuti saja rangkaian acara di sana, perwakilan KPU ke Kertanegara besok kan?" Tanya bapak kepada Teddy, saat ini bapak juga tengah di bantu oleh Deril untuk memakai baju.
"Baik pak, sebelum berangkat saya akan kembali mengingatkan mereka. Iya betul pak perwakilan KPU akan datang pada sore hari" jawab Teddy sambil membuka kembali buku catatannya untuk melihat kegiatan di esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajudan | LENGKAP✅
Fiksi Penggemar(Completed) Disclaimer, just a fiction story. Cerita ini hanya karya fiktif, apabila ada kesamaan nama, tempat, serta alur cerita, itu adalah sebuah kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Kemala HarjadiKusumo seorang calon dokter lulusan Harvard harus k...