mencari jejak | chapter 2

3.7K 120 0
                                    

Setibanya Rajif, Rendy, dan para staff lainnya di kediaman Pak Prajoko dari pengejaran penculik itu mereka para staff, adc, dan Teddy selaku ajudan Bapak langsung membuat rapat bersama dengan pihak TNI dan Kepolisian.

Pembahasan mereka tampaknya cukup alot, di tambah juga foto dan hasil rekaman yang berhasil di tangkap oleh kamera dashboard mobil yang dikendarai oleh salah satu staff bapak kurang jelas terlihat dan buram, mereka hanya tahu pelakunya ada dua orang, kedua orang itu tampak memakai masker serta jaket pullover hoodie dengan penutup kepala.

"Saya rasa, besok siang kita harus memastikan info ini sampai ke media ya, bisakan kedua orang ini masuk ke DPO?" Tanya Teddy kepada salah satu perwakilan dari kepolisian, sambil mengerutkan kening dan berpikir. Ia sangat khawatir dengan keadaan ini.

"Bisa pak, kita sekalian masukan rekaman cctv itu. Mengingat waktunya yang sudah terlalu larut ini, saya mengusulkan untuk melakukan pencarian di keesokan harinya ya pak Teddy" ucap Andi sebagai perwakilan kepolisian yang ikut dalam pencarian Putri dari seorang Jendral TNI itu.

"Silahkan saja, bila bapak-bapak sekalian ingin melakukan pencarian di keesokan hari, namun saya dan para staff bapak akan kembali ke bandara terlebih dahulu, untuk menelusuri jejak terakhirnya" jawab Teddy dengan tegas, semua yang berada di ruang rapat itu kemudian mohon izin untuk berpamitan.

Dengan kondisi kehilangan Putri bapak, tentunya  Teddy tidak bisa untuk mengistirahatkan diri bahkan sejenak pun, untuk makan saja dirinya  belum, terakhir makan sepertinya tadi pagi sebelum mengantar bapak berangkat kunjungan.

Dengan mandat yang di perintah bapak, untuk segera menemukan putrinya, menjadi sesuatu yang sangat penting saat ini, ia juga khawatir jika  kesehatan Bapak akan menurun pasca menghilang sang putri. Apalagi nanti ke depannya bapak juga akan sangat sibuk, mengingat Bapak akan ikut kontestasi dalam pemilu, yang akan diselenggarakan kurang dari setengah tahun lagi, akan berbahaya jika bapak dalam kondisi tidak fit.

Setelah kepulangan para anggota kepolisian dan juga TNI itu, Teddy masih duduk di ruang rapat, dengan para staff yang masih setia menemaninya "Rajif dan bang Rendy, bisa setelah ini kita ke TKP lagi? Saya masih mau memastikan di dalam bandara juga, kemudian untuk Agung, Lino, dan Deril saya titip jaga bapak ya" titahnya kemudian Teddy beralih memandang ke arah Rajif, bang Rendy, serta staff yang tadi ikut menjemput putri bapak, untuk kembali mengantar dirinya ke  bandara.

-000-

Setelah mereka sampai di bandara, dengan mudahnya mereka masuk ke area tempat check in kedatangan luar negeri, bukan tanpa alasan, kalian ingat bukan ia anggota aktif dan seorang ajudan jendral, tentunya hal itu bisa memudahkannya untuk melakukan pengecekan.

Teddy yang di dampingi oleh Rajif segera bergegas menuju kantor keamanan, untuk meminta akses melihat cctv di bandara ini. Sedangkan staff yang lain, di bagi untuk menyusuri sekeliling area  tempat kedatangan, barangkali ada bukti tertinggal dari salah seorang terduga pelaku.

Teddy tentu melihat dari cctv saat Mala mengambil kopernya, hingga gadis itu berjalan ke arah luar ada seorang yang diam-diam mengikutinya. Ia juga berpikir, ada kemungkinan Mala di buntuti sejak gadis itu masih di Amerika.

Salah seorang terduga penculiknya nampak jelas hanya menunggu target dan seorang lagi tampak memberikan kode, "Jelas ini sih sudah terencana" pikirnya. Entah orang suruhan mana yang bisa menculik anak sang jendral bintang empat, mengingat bapak juga orang yang cukup berpengaruh di negeri ini, jelas dari awal putri bapak ini memang kurang protol pengawalan saja,  karena staff memang telat mendapatkan informasi.

Disisi lain, para staff yang menyebar, menyisiri  area sekeliling tempat kedatangan satu per satu, salah seorang staff bernama Rendy melihat ada benda yang kemungkinan terjatuh di dekat pot tanaman area luar, ia lantas mengambilnya menggunakan sebuah plastik "ku kasih kakaks nanti" batinnya sambil menaruh barang itu di sakunya.

Semua yang menyebar ke sekeliling area itu, diminta untuk segera merapat ke ruang cctv, dimana Teddy dan Rajif sudah menunggu kedatangan mereka.

"Bagaimana apa ada yang menemukan bukti?" Tanyanya, Bang Rendy dengan sigapnya langsung menyerahkan barang itu yang berada di sakunya.

"oke makasih Bang, sekarang kita kembali dulu ke rumah bapak ya untuk istirahat" ucapnya sambil melihat pada jam yang melingkar di tangan kanannya.

Teddy dan para staff lainnya yang berada di dalam mobil sama sekali tidak ada yang bersuara. Mereka masing-masing sibuk dengan isi pikiran mereka sendiri terutama Teddy isi kepalanya sangatlah berisik, namun berbeda halnya dengan Rajif yang sudah tertidur pulas, dikarenakan kelelahan di samping itu jarak bandara dan rumah bapak sangatlah jauh dan macet.

"Kakaks enggak tidur" Bang Rendy membuka percakapan, dia melihat Teddy sangatlah lelah namun tidak kunjung memejamkan matanya.

"Belum saya khawatir sama anak bapak, bagaimana keadaannya? Bapak juga menitipkan amanat agar putrinya segera ketemu" jawabnya sambil sesekali memijat pelipisnya dikarenakan mumet yang melanda.

"Terus setelah ini kakaks bagaimana?" tanya Rendy kembali.

"Saya mau laporan ke bapak dahulu hasil dari saya lihat cctv di bandara, sekalian menunjukan barang yang di kasih Abang tadi" tutupnya sambil melihat ke arah luar, memperhatikan jalanan yang  macet dari jendela mobil.

Setelah mereka sampai di kediaman bapak, Teddy dan Staff langsung turun dari mobil, Sebagian staff sudah menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.

Teddy berjalan ke ruangan bapak, ia mengetuk pintu itu dan setelah diijinkan masuk ia membuka pintu itu, kemudian ia memberikan salam hormat sebelum melangkah masuk.

"izin pak, maaf mengganggu larut malam, saya sudah mengecek cctv bandara sebelumnya, saya berkesimpulan jika Mala sudah diikuti sejak dari Amerika pak dan satunya sengaja menunggu di area luar, pelakunya ada dua orang, kemudian ini pak" mengeluarkan barang yang ditemukan bang Rendy sebelumnya, barang itu seperti dompet, namun mereka tak mengeluarkan dari plastik, karena rencananya besok Teddy ingin mengirimkan langsung ke kantor forensik untuk cek sidik jari.

Mengingat besok bapak memiliki jadwal kosong akan ia manfaatkan sebaik-baiknya.

Bapak hanya terpaku di tempatnya setelah melihat logo dompet itu, dengan ekspresi yang penuh dengan kekhawatiran, "Ted kamu sudah tau kan selanjutnya harus apa?" Tanyanya yang dibalas anggukan oleh sang ajudan.

"Pak mohon ijin saya kembali dulu ya pak" ucapnya, hari ini ia tidak akan pulang, ia akan menginap disini karena kondisi tubuhnya sudah tidak memungkinkan.

Bersambung.

Ajudan | LENGKAP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang