Pelantikan Bapak | chapter 45

1.2K 91 9
                                    

Disinilah Mala sekarang berada di rumah Kartanegara. Semalam gadis itu di jemput oleh Agni di rumah sakit, beberapa hari sebelumnya memang ia sudah tinggal kembali di mess, karena Mala sudah mendapat jatah untuk jaga malam.

Jangan tanyakan hubungan dia dengan masnya, karena sampai hari ini baik Mala dan Teddy tidak ada obrolan setelah kejadian ribut di rumah sakit, keduanya sengaja menghindar satu sama lain, agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih lanjut.

Mala juga terlalu malas membahas hal itu, jika masnya saja tidak ada inisiatif untuk memperbaiki keadaan.

Mala rasa hari ini dia harus dalam keadaan mood yang baik, dikarenakan bapak hari ini akan dilantik menjadi presiden terpilih untuk periode 2024-2029, tidak mungkin bukan tersorot kamera dengan wajah tertekuk.

Mala sangat bangga dengan bapaknya saat ini, setelah beberapa kali mencalonkan diri untuk periode sebelumnya, akhirnya tahun ini rezeki bapak untuk membawa negara lebih maju di mata dunia.

Ia yakin saat dirinya kembali ke rumah sakit nanti, akan terjadi kehebohan dengan kemunculannya, karena kemungkinan besar hari ini dirinya akan banyak di sorot oleh para awak media, sebagai putri presiden.

"Agni..." Panggilnya saat ia melihat Agni berjalan keluar kamar. Memang Agni di tempat satu lantai di rumah Kartanegara dengan Mala, agar gadis itu ada yang menjaga.

"Iya Mala?" Jawab Agni berjalan ke arah Mala.

"Hari ini jadwalnya apa saja ya selain mendampingi bapak pelantikan?" Tanya Mala ia belum mendapatkan jadwal hari ini, ia khawatir akan salah kostum.

"Setelah bapak di lantik nanti dan di wawancarai oleh media, nanti kita kembali dulu ke Kertanegara untuk ketemu warga sekitar. Setelah itu ada makan-makan di Hambalang, banyak yang akan hadir kesana Mala" jawab Agni sambil membuka ponselnya untuk mengecek jadwal Mala hari ini,

"Disana nanti ada pesta rakyat juga, ada pedagang-pedagang gerobakan di luar Hambalang untuk warga, tim bapak sudah membayar semuanya" tambahnya.

"Berarti warga yang dukung bapak, semua akan datang, begitu?" Tanya Mala penasaran.

"Ya enggak dong, bakal rame nanti seperti kampanye di GBK. Warga sekitar saja kok. Sama nanti ada politikus hingga influencer" Jawab Agni sambil terkekeh pelan menanggapi pertanyaan Mala.

"Ada Kak Raffi, Ibu Meutia, sama Mba Najwa enggak nanti?"

"Kalo itu saya belum tahu juga ya Mal. Pak Teddy enggak bilang apa-apa, sama beberapa hari ke depan ada acara lagi nih, pisah sambut untuk ajudan baru bapak, mayor Teddy juga sudah selesai masa jabatannya"

"Jadi, beberapa hari mendatang mayor Teddy sudah enggak jadi ajudan bapak lagi?" Tanya Mala sambil mengerutkan kening.

"Iya, sudah selesai tugasnya. Beliau kan tinggal menghitung bulan mau berangkat juga, jadi nanti sebelum berangkat ya dia di batalyon, bertugas jadi Wadan kan?" Mala hanya mengangguk singkat, ia ingat masnya pernah bilang seperti itu, tapi mengapa terasa sangat cepat?

"Nanti yang jadi ajudan baru bapak itu sementara suami kakaknya Pak Teddy, hingga Pak Teddy kembali kesini, selanjutnya aku kurang tahu deh, desas-desusnya begitu sih" ucap Agni.

"Di tentara ada gosip juga ya, Agni?"

"Jangan salah, kita bahkan bisa jadi Intel buat tahu berita seperti itu"

"Keren juga kalian. Ini aku berarti siapin dua baju ya, buat ke istana sama buat ke Hambalang, nanti titip masukin ke mobil ya Agni" Mala memutuskan untuk bersiap setelah kepergian Agni.

-000-

Saat ini Mala baru saja tiba di gedung nusantara bersama dengan rombongan Bapak. Mala di arahkan oleh Agni untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh panitia penyelenggara, di sampingnya terdapat Mas Budi dan juga Mbak Nisa.

Ajudan | LENGKAP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang