"Mas... Kakiku benar-benar sakit ini," Mala saat ini tampak mengurut belakang betisnya, kakinya mulai terasa kebas, ya walaupun tadi Agni sudah menyerahkan flatshoes dan Mala sudah mengganti sepatunya, tetap saja kakinya sudah tidak bisa di ajak kompromi, "tamunya masih banyak ya," bisik Mala tepat di kuping pria yang baru beberapa jam tadi menjadi suaminya.
"Iya sayang, tapi kalo kamu mau langsung ke ruangan untuk ganti baju dulu gapapa" jawab masnya dengan santai. "Oh iya nanti, kita ada acara lagi setelah ini, kita ada pelepasan pengantin" ucap masnya mengingatkan, pelepasan pengantin adalah pengiringan pengantin dari gedung itu oleh bridesmaids, groomsmen, dan pihak keluarga inti menuju mobil pengantin, setelahnya pengantin akan berpindah ke hotel.
"Acara lagi?" tanya Mala, hei dirinya sudah lelah sekali ini menyalami ribuan tamu.
"Iya sayang. Cuma iringan aja kok, baju kamu juga sudah di siapkan di ruangan." jawab masnya.
"Terus kalo aku mau ke ruangan ganti, aku pergi sendiri gitu dari atas pelaminan?" ucap Mala sambil memasang wajah cemberut.
"Ya enggak dong. nanti mas antar, terus mas tinggal lagi biar kamu bisa ganti baju," jawab masnya dengan senyum lebar, "Apa kamu mau mas gantiin bajunya," ucap Teddy dengan menaik-turunkan alisnya, mereka sudah sah ini pikir Teddy.
"Ish mulai deh" jawab Mala sambil menyilangkan tangannya ke depan.
Mereka terus menyalami para tamu undangan yang hadir, hingga Teddy memberi tanda kepada asistennya untuk mendekat.
"Tolong kamu bilang sama MC agar para tamu yang antri untuk break dulu salamannya, istri saya kecapekan, saya ingin antar dulu ke ruangan ganti" bisik Teddy kepada Taufik. Sementara Taufik yang mendengar perintah atasannya hanya dapat mengikuti. Taufik kemudian menyampaikan hal itu juga ke Agni agar keduanya bisa berkoordinasi.
Teddy dengan segera menggendong istrinya yang terlihat sangat kelelahan itu.
"Eh Teddy mau di bawa kemana menantu mama?" tanya mamanya dengan suara heboh, yang tentu mengundang semua pasang mata yang berada di dekat sana, memandang ke arah mereka berdua.
"Mas, aku malu. Kenapa kamu pakai gendong segala?" bisik Mala ke kuping masnya, sambil menyembunyikan wajah cantiknya ke dada bidang sang suami.
"Iya ma, Mala kecapekan" jawab Teddy seadanya.
"Ingat loh Teddy, Mala jangan kamu apa-apain dulu. Setelah ini kalian masih ada pelepasan" ucap mama kembali, Teddy hanya dapat mengangguk, kemudian meninggalkan atas pelaminan.
"Mas, aku masih bisa jalan sendiri loh" bisik Mala.
"Sudah, biarin aja. Biar cepet sampe terus kamu bisa istirahat" jawab Teddy.
"Tapi aku malu mas," Mala memukul pelan pundak sang suami, tentu pukulan itu sama sekali tak terasa oleh masnya.
"Enggak usah malu... biar pada tahu dr. Kemala itu hanya milik Teddy Wisesa seorang" jawab masnya, sesekali mas juga mencium atas kepala gadisnya.
Teddy memasuki lift dan memencet tombolnya agar segera membawa mereka ke ruangan tadi mereka bersiap.
"Nanti kamu langsung ganti baju dulu ya sayang, mas mau ke bawah dulu lagi. Di dalam ruangan itu sudah ada yang bantu kamu kok" mas kembali mencium wajah Kemala, kali ini di pipinya.
"Kamu jadi suka nyium" ucap Mala.
"Ya enggak apa-apa dong, namanya juga sudah sah. Kita waktu awal pacaran saja ciuman, kamu duluan yang nyosor mas," ucap masnya sambil terkekeh pelan, Mala yang mendengar itu tambah malu dibuatnya.
"Iya terus kan sudah engga lagi," ucap Mala pelan.
"Karena mas menjaga aset mas, mas akan melakukan lebih kalo sudah ada kata sah. Sekarang kita sudah sah nih sayang, mas jadi enggak sabar" ucap mas tepat di kuping Mala, Mala yang mendengar itu tambah memerah lah wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajudan | LENGKAP✅
Fanfiction(Completed) Disclaimer, just a fiction story. Cerita ini hanya karya fiktif, apabila ada kesamaan nama, tempat, serta alur cerita, itu adalah sebuah kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Kemala HarjadiKusumo seorang calon dokter lulusan Harvard harus k...