• | chapter 43

1.1K 93 8
                                    

"Assalamualaikum, iya ada apa ma? Tumben banget pagi-pagi telepon" Ucap pria itu melalui sambungan telepon yang terhubung kepada sang mama.

"Waalaikumsalam Teddy... Mama mau minta tolong, hari ini kamu cek kondisi Alena ya. Orang tuanya minta tolong sama mama lagi ini" sebenarnya mama juga merasa tak enak hati saat ini, Teddy sudah bertunangan dengan Kemala, namun apa boleh buat. Alena jelas membutuhkan pertolongan mereka saat ini, karena ia mengidap tumor sum-sum tulang belakang sudah stadium tiga, itu penyebab dia sudah tidak bisa berjalan, akibat tubuhnya sudah mulai mengalami kelumpuhan.

"Memang enggak bisa yang lain saja ma yang lihat? Dua hari yang lalu aku sudah kesana, Teddy ini juga sedang berada di markas. Setengah jam lagi juga mau apel pagi" sebenarnya ia tidak ingin berada di situasi seperti ini. Ia memikirkan hubungannya dengan Mala, akan terancam jika mengikuti kemauan mama terus menerus untuk berhubungan kembali dengan masa lalunya, walaupun sang mama juga dimintai tolong oleh orang tua Alena, keluarga mereka saat ini sedang berada di luar negeri untuk perjalanan bisnis.

"Yang lain siapa? Cuma kamu yang tahu kondisi dia saat ini Teddy. Kamu tahu kan setelah dia memutuskan pertunangan kalian, Alena di jauhi oleh teman kalian" jawab mama sambil menghela nafas pasrah.

Mamanya jelas tahu apa yang dipikirkan oleh Teddy saat ini yaitu Kemala, putranya itu terlalu mencintai Mala bahkan tak ingin menyakitinya, itu sebabnya Teddy meminta orang lain saja yang melihat kondisi Alena. Namun bagaimana nasib Alena saat ini, Jika tidak ada yang memperhatikannya?

Teman Alena adalah sahabat Teddy, jadi kalau pada akhirnya mereka memutuskan pertunangan itu, terlebih kesalahan sepenuhnya berada di pihak Alena, maka pertemanan mereka pun ikut kacau.

"Nanti aku minta asistenku saja ma untuk cek kondisinya" Teddy teringat orang yang dapat ia mintai tolong saat ini hanyalah Taufik.

"Jangan asistenmu tidak tahu kondisi dia"

"Lantas, bagaimana dengan hubunganku? Aku tidak ingin menyakiti Mala ma.. hanya perasaan dia yang ingin aku jaga saat ini, aku tidak ingin kami sampai ada pertengkaran. Mama mengertilah" bujuk Teddy kepada Mama yang ada di seberang telepon itu. "Seingatku bukan dia memutuskan pertunangan kami juga karena ada pria lain ya?" Jawab Teddy dengan nada sinis.

"Mama juga enggak ngerti sejujurnya Ted. Kenapa pihak mereka memutuskan pertunangan kalian secara tiba-tiba, namun mama enggak enak karena kita hampir menjadi besan"

"Ya itu kan salah mereka. Sudah tahu putrinya saat ini di rawat karena penyakit serius, kenapa salah satu orang tuanya tidak berada disini" ucap Teddy dengan nada tegas. Hei dirinya mengapa merasa di kondisi serba salah jadinya.

"Alasan mama meminta kamu untuk mengecek kondisinya, selain karena orang tuanya yang meminta, kamu tahu kan dia kanker stadium tiga? Hari ini para dokter akan melakukan tindakan karena mendapat donor sel punca yang cocok" mama memberikan pengertian kepada anak lelakinya itu.

"Tapi ini yang terakhir ya ma, janji? Setelah ini aku enggak mau ketemu sama Alena. Aku enggak mau berujung pertengkaran dengan Mala, aku ingin menikahinya" ucap Teddy tegas. Jujur pikirannya ikutan berisik saat ini, masalahnya Alena di rawat di rumah sakit yang sama dengan tunangannya melakukan koas. Itu akan menjadi sumber masalah untuk ke depan di hubungannya kini.

"Nanti mama akan beri pengertian kepada orang tua Alena, agar mereka bisa pulang ke negara ini" mama merasa bersalah saat ini kepada Mala, jika mama bicara kepada Mala, ia khawatir hubungan keduanya akan merenggang.

-000-

"Jadi Kemala, hari ini kamu kontrol ulang ya kondisi bapak Anwar. Menurut saya kondisinya  cukup baik. Namun kita harus menunggu keputusan dokter penyakit dalam untuk kepulangan beliau" ucap dr. Siska setelah melihat hasil NCV dan membaca ulang hasil MRI. Kemala mencatat poin-poin penting diskusi kali ini, ia hanya mengangguk ketika diberi tugas tanpa banyak tanya.

Ajudan | LENGKAP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang