• | chapter 34

1.5K 64 2
                                    

"Itu bukannya mas Rizky ya mas? Kok ada di parkiran kampus" ucapnya kepada mas sambil menunjuk ke arah Rizky dari kejauhan. hari ini Teddy menjemputnya sekitar jam empat sore di kampusnya sesuai janji pria itu, setelah sebelumnya Teddy mendampingi Bapak kunjungan pada pagi harinya. per-hari kemarin gadis itu sudah beres menjalankan studi pra-klinisnya di rumah sakit swasta, tinggal sebentar lagi dirinya akan memulai koas di rumah sakit universitas.

"Iya sayang, ada apa ya dia kesini?" Sahut mas dikarenakan hari ini setahunya, ia meminta para sekpri bapak untuk menyusun laporan bulanan kegiatan bapak.

"Kamu mau hampiri mas Rizky mas?" Tanya Mala yang jadi ikut penasaran, ada apa mas Rizky ke kampusnya.

"Kita lihat dari jauh aja, kebetulan mobil mas juga ada di dekat sana" ucap mas sambil menggandeng tangan gadis kesayangannya itu. Mereka memasuki mobil berwarna hitam dove milik mas, kemudian mereka juga memperhatikan Rizky dari kejauhan.

"Loh mas jadi dia jemput Diana?" Mala menaikan sebelah alisnya tanda kebingungan.

"Memangnya teman kamu itu engga cerita?" Tanya mas penasaran juga akhirnya.

"Engga ada, tapi memang hari ini si Dimas tuh enggak masuk dia sakit, aku kira Diana bawa mobil, pantas aja tadi sewaktu mau memasuki jam akhir kelas dia tuh senyum sumringah, aku kira itu anak ke sambet jin" Mala memasang seatbeltnya, ia juga terus memantau pergerakan temannya itu, sampai akhirnya Diana dan Mas Rizky menghilang, mereka masuk ke dalam mobil sedan putih itu.

"Ya baguslah kalo mereka dekat, jadi mas engga ada alasan lagi untuk cemburu sama Rizky" mas mulai menyalakan mobilnya, kemudian mengemudikan mobil itu perlahan keluar dari area kampus.

"Bisa cemburu juga ya kesayangannya aku, nanti aku mau telepon Diana ah mas, aku mau menagih cerita sama dia" gadis itu mengelus pipi masnya dengan sayang, kemudian Teddy mengambil sebelah tangan gadis itu untuk dia genggam dan diberikan kecupan kecil.

"Ya bisa lah, kamu hanya milik mas, engga ada yang boleh ganggu, karena kamu tahu juga kan sebelumnya mas pernah gagal tunangan, mas gamau ngerasain hal itu lagi, mas sudah sayang banget juga sama kamu Kemala HarjadiKusumo" Teddy merasa cukup lega saat ini, karena ia sudah mengungkapkan apa yang jadi kegelisahannya selama ini.

"Iya mas, aku enggak akan kemana-mana kok, aku akan pergi kalo kamu yang minta, jadi selama kamu engga minta aku untuk pergi, aku akan tetap berada di samping kamu" jawab Mala sambil memeluk lengan masnya dari samping, ia tidak ingin mengganggu masnya itu menyetir.

"Kamu sudah tahu belum lusa itu debat, akhir minggu ini juga bapak ada kampanye di Bekasi?"

"Iya aku sudah tahu kok mas dari Agni, aku sudah enggak ada praktek lagi kok di rumah sakit yang kemarin. Beberapa minggu lagi aku mulai masuk fase koas di rumah sakit universitas, tapi sampe sekarang memang belum ada jadwal pasti untuk aku penempatan stase pertama dimana, doain aku ya semoga dapat stasenya bukan penyakit dalam atau bedah" gadis itu menghela nafas dalam-dalam, ia sangat khawatir akan mendapatkan stase yang rumit sebagai awal untuk koas.

"Iya semoga yang terbaik ya sayang, mas yakin kamu bisa, mas tahu kok sewaktu di Harvard nilai kamu cukup baik, pasti kamu bisa melewati tahap ini. Oh iya sayang, mas sudah bilang sama Mama dan kak Nada untuk datang sewaktu kampanye besok" mas masih menggenggam tangan gadisnya, iya tidak ingin melepaskan pegangan itu, saat ini mas bisa merasakan telapak tangan gadisnya mengeluarkan keringat dingin.

"Aku kok jadi takut ya ketemu Mama dan kakakmu mas?" Mala menoleh ke masnya dengan raut khawatir.

"Mama dan kak Nada enggak gigit kok sayang, apa mau besok kita ke rumah Mama dulu?" Teddy tertawa pelan menanggapi pertanyaan kekasihnya.

Ajudan | LENGKAP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang