Pagi ini sekitar jam enam bapak dan para perintilannya sudah sampai di Halim Perdanakusuma, untuk bertolak ke negeri tirai bambu itu sebagai negara kunjungan pertamanya, seperti biasa, mereka menggunakan private jet bapak sebagai moda transportasi jarak jauh.
Seperti biasa bapak sudah naik tangga pesawat itu terlebih dahulu yang di susul oleh Mayor Teddy. setelah memastikan bapak sudah duduk dengan nyaman di kursinya, Teddy beralih memperhatikan beberapa staff yang sudah mulai berlalu lalang untuk mengisi kursi masing-masing.
Namun anak bapak Mala, belum juga kelihatan batang hidungnya, sehingga Teddy berjalan ke arah pintu pesawat untuk mencari keberadaannya.
Mala yang menunggu gilirannya untuk masuk bersebelahan dengan Rizky, tampak sesekali mereka berbincang-bincang kecil dan sesekali gadis itu tersenyum kecil menanggapi omongan pria di sampingnya.
Teddy yang melihat dari jauh hanya diam tanpa ekspresi sambil memperhatikan interaksi keduanya.
Saat Mala sudah mencapai tangga terakhir yang menghubungkan pintu pesawat itu Teddy dengan segera menariknya pelan, membawanya untuk duduk di samping bapak. Tentu gadis itu tidak keberatan, mengingat yang menariknya ajudan sang bapak, mungkin saja memang bapak menyuruh dirinya untuk duduk di sini.
Sesekali sambil membaca dokumen yang bapak pegang, ia sempat memperhatikan interaksi antara putrinya dan ajudannya itu. Melihat itu bapak hanya tersenyum kecil. Entah apa yang dipikirkan bapak, ia kembali fokus membaca dokumen yang berada di tangannya.
Mengingat saat sampai di negara tirai bambu ini sudah menunjukkan jam dua belas siang, setelah mereka menyelesaikan segala macam administrasi di bandar Udara Internasional Pudong Shanghai itu, mereka segera memasuki area J Hotel Shanghai Tower untuk menyimpan koper masing-masing dan segera kembali berkumpul untuk menyantap makan siang. yang tentunya halal, karena sebelum berangkat pihak bapak seperti biasa sudah reservasi menu selama disana.
Di meja Bapak yang juga di tempati oleh Mala, Teddy, Rizky, dan juga Agung kini terdapat berbagai menu hidangan laut untuk makan siang, di meja mereka itu tersaji beberapa lobster berukuran sedang dan kerang abalone yang di masak dengan saus mentega blackpaper, kemudian terdapat Fish and Chips, ada juga You Bao Xia seperti udang tumis dan juga yu wan sejenis bakso ikan dan juga terdapat Dim Sum.
Sebelum bapak memulai makan, Rendy sudah menyiapkan lobster yang sudah ia pisahkan dari cangkangnya, daging lobster itu terlihat sudah berukuran potongan kecil-kecil dan di tempatkan ke piring yang terpisah. Mereka tentunya makan dengan lahap.
Setelah Bapak dan para perintilannya selesai makan. semuanya kembali ke kamar, untuk mengistirahatkan diri setelah penerbangan jarak jauh sekitar enam jam perjalanan.
Teddy, Rizky, dan Agung bersama bapak, berjalan menuju kamar yang akan bapak tempati, Mala mengekor sang bapak dari arah belakang.
Sampai mereka di kamar bapak, "Pak.. aku boleh ijin pergi?" Tanyanya memelas. "Giatnya besok kan pak?" Tanyanya kembali.
"Kamu mau kemana nak?" Tanya bapak, "iya di besok hari. Hari ini semuanya beristirahat, ada juga yang mempersiapkan untuk besok" tunjuk bapak kepada ajudan dan sekretaris pribadinya yang saat ini tengah disibukan dengan laptopnya masing-masing.
"Aku belum pernah ke Shanghai, aku mau jalan-jalan aja, aku lihat disini juga ada Disneyland" jawabnya sambil memperlihatkan ponselnya kepada bapak.
Sebelum menjawab sang putri, bapak sempat melihat ke arah sang ajudan untuk memastikan jadwalnya.
"Izin pak menyela, berhubung sekarang sudah jam dua siang, mungkin Mala bisa untuk jalan-jalan sampai jam tujuh malam, setelah itu harus segera kembali ke hotel" ucap ajudannya bapak, Mala yang mendengar itu tentu cukup senang di buatnya, sampai ia pun terlonjak dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajudan | LENGKAP✅
Fanfiction(Completed) Disclaimer, just a fiction story. Cerita ini hanya karya fiktif, apabila ada kesamaan nama, tempat, serta alur cerita, itu adalah sebuah kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Kemala HarjadiKusumo seorang calon dokter lulusan Harvard harus k...