• | chapter 41

1.2K 71 6
                                    

Mala tampak sedang bersenandung kecil melewati koridor rumah sakit hari ini yang tampak cukup lenggang, tampaknya, ia cukup senang terlihat jelas dari raut wajah cantiknya.

Di samping ia terhitung sudah hampir satu minggu ini tidak menginap di mess, karena saat ini ia juga sudah masuk (stase minor; ilmu syaraf), untuk dua minggu ke depan nanti ia juga tidak ada shift jaga malam, lengkap bukan kebahagiaannya.

Mala anggap hal ini sebagai anugerah, setelah melewati hari-hari yang cukup melelahkan beberapa waktu lalu, namun ia rasa pasti akan seperti itu kembali, masih terdapat beberapa stase mayor yang harus dia lalui, kemudian masih banyak stase minor lain yang sudah menunggunya, namun ia rasa hal itu tidak apa jika masnya selalu ada di sampingnya.

Hari ini mas juga mengabari akan menjemputnya untuk pulang, Mala menjadi tidak sabar untuk segera bertemu, dari beberapa hari yang lalu Mala dan masnya tidak bisa bertemu. Saat ia pulang mas tidak ada di kertanegara, saat ia akan berangkat juga masnya tidak ada, ia hanya di dampingi oleh Agni untuk berangkat ke rumah sakit, mas menjadi bertambah sibuk, karena dua bulan lagi bapak akan segera di lantik menjadi presiden.

"Mala tolong bantuin aku" tarik Diana, membawa Kemala ke dalam ruangan dokter residen. "Hari ini aku ada ujian kompetensi" tambahnya.

"Terus, Aku harus apa Na?" Tanya Kemala dengan alis yang hampir bertautan.

"Kamu kan sudah melewati stase bedah, aku mau tanya beberapa hal sama kamu" Diana membuka buku catatannya dan menanyakan beberapa hal penting kepada Kemala, tentu Kemala dengan senang hati menjelaskan apa yang ia tahu.

"Tapi coba kamu tanya mas Yanto saja ya untuk penjelasan lebih lanjut, dia kan dokter residen tahun ketiga, pasti lebih berpengalaman. Aku kan juga baru Na.." ucap Kemala.

"Iya tapi kan aku sungkan sama dia, khawatirnya dia laporan sama dokter senior. Kamu kayak enggak tahu dia saja sih gimana sikapnya" ucap gadis itu, Kemala menepuk punggung Diana memberikan semangat.

"Aku balik ke staseku dulu ya Na, kalo ada yang mau di tanyain lagi, hubungi lewat WhatsApp saja".

"Mala... kamu hari ini sudah mulai nginep di mess lagi?" Tanya Diana.

"Belum. Aku hari ini mau pulang, mas hari ini jemput" Diana kemudian kembali membaca ulang catatannya setelah kepergian Kemala.

-000-

Setelah jeda istirahat, siang ini sesuai jadwal, Mala bersama dengan beberapa rekan dokter senior,  akan mengecek kembali kondisi beberapa pasien di pusat rehabilitasi.

Pasien yang akan mereka cek itu, memiliki masalah pada sistem saraf yang berbeda-beda, seperti permasalahan pada otak, sumsum tulang belakang, saraf tepi, maupun otot.

Saat Mala berjalan hendak ke poli syaraf, ponselnya seketika berdering menandakan ada yang menghubunginya, ia berfikir tadinya mungkin para suster yang memintanya segera kembali, namun itu adalah masnya.

Gadis itu dengan segera mengangkat telepon masnya.

"Hallo, iya mas sayang..." Ucap Mala setelah mengangkat telepon mas-nya, gadis itu tampak ceria mendapatkan telepon dari tunangannya itu.

"Hallo sayangnya mas, maafin mas ya. Hari ini mas batal jemput kamu" ucap mas dari sebrang sana.

"Jadi, hari ini mas batal jemput aku, gitu?" Seketika wajah Mala berubah menjadi murung.

"Iya maaf ya, jangan ngambek nanti cantiknya hilang loh"

"Iya alasannya apa?" Ucapnya dengan nada merajuk.

"Nanti sore bapak minta aku untuk berangkat kunjungan ke Riau, gantiin bapak sayang"

"Jadi, Bapak minta kamu untuk berangkat ke Riau? Hari ini banget ya mas?" Gadis itu berhenti berjalan dan menyimak ucapan masnya.

Ajudan | LENGKAP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang