Dari sebelum di mulainya acara Teddy terus bersiaga ada saja dia bolak-balik menyiapkan apa yang bapak perlukan, seperti naskah yang berada di tangan Rizky, baru saja diambil alih oleh Teddy kembali untuk di baca ulang naskah itu yang nanti akan bapak bacakan di depan, dirinya juga sambil memantau keberadaan putri bapak yang saat ini berada bersama beberapa kenalannya itu seperti Raffi, Mbak Nana, dan juga ibu Meutia, baru saja bapak meminta Teddy setelah bapak selesai pidato nanti Mala di minta untuk semeja dengan beliau untuk memperkenalkan Mala dengan koleganya.
Sudah waktunya giliran bapak sebagai Menhan untuk maju ke depan, tidak lupa Teddy memastikan bapak sudah naik ke area panggung dengan aman, dirinya pun berdiri tidak terlalu jauh dari bapak, saat ini bapak tengah menyampaikan gagasan atau rencana arah kebijakan strategis pada periode tahun ini kepada presiden dan lainnya yang hadir tentunya para wartawan pun juga memasukan kegiatan rakernas ini di rekaman berita.
Setelah bapak meninggalkan mimbar pidato dan memastikan bapak sudah kembali ke meja yang sudah disiapkan khusus bapak tadi, Teddy segera berjalan ke arah Mala dan rekan lain untuk meminta Mala ikut dengannya.
"Mala... Kamu di minta bapak segera untuk duduk di dekat beliau" ucapnya dengan cepat sambil mencolek tangannya pelan, ia berdiri tepat di sebelah Mala yang sedang berbincang seru dengan mbak Nana dan Bu Meutia.
"Iya pak Teddy, ada apa?" Tanyanya sambil menoleh ke arah Teddy, Mala saat ini tengah asyiknya berbincang dengan Mbak Nana dan Bu Meutia.
"Bapak ingin mengenalkan kamu dengan kolega lainnya" jawabnya sambil melihat kedua wanita yang ada di hadapannya yang sudah ia anggap saudara itu. "Seru banget kayaknya nih mbak, sampe heboh gitu" ucapnya kepada mbak Nana yang biasa ia sebut juga super Nana.
"Iya seru juga ini Mala ya, kapan-kapan boleh kayaknya kita ketemuan di luar" jawab mbak Nana dengan senyum khasnya yang di balas anggukan oleh Bu Meutia dan Teddy sambil tersenyum simpul.
"Mbak maaf aku ke bapak dulu ya, iya boleh kapan-kapan ketemuan di luar, kabari aja ya mbak, tinggal kita atur waktunya terutama ini pak Teddy kan sibuk banget waktunya padat" ucap Mala menyindir Teddy, dirinya jadi teringat kejadian sebelum pergi tadi.
"Oke Mala, bye" tutup Mbak Nana sambil melambaikan tangannya, sebelumnya memang mereka Mala, Mbak Nana dan Bu Meutia sempat tukaran kontak agar memudahkan katanya.
Teddy memperhatikan Mala dari arah samping saat berjalan bersama ke meja bapak, "judes banget mukanya" batinnya. Mala mengisi kursi yang kosong tepat berada di samping Bapak, sementara Teddy kembali ke mejanya yang berada tepat di belakang bapak di sampingnya juga terdapat Rizky yang sedang mencatat poin-poin kegiatan ini.
"Nanti bapak mau kenalkan kolega bapak sama kamu ya nak" bisik bapak tepat di kuping anaknya yang di jawaban Mala anggukan pelan sambil melihat ke arah sang bapak.
Setelah selesai penutupan acara rakernas yang di selenggarakan di istana, kegiatan ini belum selesai sepenuhnya masih ada satu kegiatan lagi yaitu makan malam bersama. Beberapa sekpri bapak tampak sedang mengambil makanan di tempat prasmanan yang di sediakan, Deril juga tengah memasukkan lauk ke dalam piring untuk bapak makan malam ini, Teddy masih berada di kursinya menjaga bapak, sambil menunggu staff yang lain tengah menyiapkan keperluan bapak, setelah semuanya beres Teddy izin ke bapak untuk mengambil makanannya.
Mala jangan di tanya gadis itu masih duduk di sebelah bapak, tumben sekali dirinya tidak antusias untuk makan, biasanya dia suka sekali makan, walaupun begitu ia tetap ideal dengan tambahan rutin berolahraga.
"Kamu enggak makan nak?" Tanya bapak memperhatikan putrinya yang tampak sedang fokus kepada ponselnya.
"Ia belum laper nih pak, nanti aja makannya"
"Kamu mau kue kecil enggak? Bapak minta ke Mayor Teddy" ucap bapak melihat Teddy yang akan pergi dari mejanya, Mala hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Bapak yang tidak ingin anaknya sakit karena memang belum makan dari rumah dan kemungkinan juga di rumah Bi Pur tidak menyiapkan makan malam hari ini, meminta Teddy untuk membawakan makanan kecil dan jus untuk putrinya.
Teddy kembali membawa dua piring di tangannya, tangan sebelah kiri membawa makan malamnya dan sebelahnya lagi membawa berbagai macam kue yang langsung di serahkan kepada Mala bersama dengan Lino yang membawakan segelas jus stroberi.
"Pak Prajoko" ucap seseorang yang nampak antusias berjalan ke arah bapak dan berjabat tangan dengan beliau.
"Hei, wah Pak Bambang udah lama kita tidak bertemu" jawab bapak, beliau adalah kolega sewaktu di militer dahulu Jend.(Purn) Bambang Adi Kusworo, dia adalah adik tingkat bapak.
Teddy yang melihat salah satu jendral itu langsung menghampiri beliau dengan salam hormat dan kembali berdiri di sebelah bapak.
"Pak Bambang, perkenalkan ini anak saya" ucap bapak sambil memperkenalkan Mala dan mengelus kepalanya, "wah kamu sudah besar ya, dulu kita pernah ketemu tapi kamu masih kecil, sekarang masih pendidikan atau bagaimana ini?" Tanyanya memperhatikan Mala dengan antusias sembari menggenggam tangan kecil itu.
"Iya pak, saat ini saya sudah selesai pendidikan dan akan melanjutkan koas pak" ucap Mala dengan tersenyum sopan, "calon dokter rupanya, untung anakku sudah menikah ya pak, kalo engga kita bisa jadi besan ini" ucap Pak Bambang sambil tertawa, "ngomong-ngomong kenapa engga menjodohkan anakmu sama ajudanmu aja pak? Masa depan mayor Teddy kan cerah ini" ucap pak Bambang kembali sambil memperhatikan Mala dan Teddy bergantian, Mala hanya terdiam sementara Teddy menggelengkan kepalanya dan tersipu.
"Wah iya ya, anakmu siapa Kapten Aditama Kusworo ya dia sudah menikah tahun lalu ya seingat saya" jawab bapak sambil mengingat, "untuk Mala sama Mayor Teddy nanti lihat saja ke depannya, Mala harus koas, sedangkan Teddy juga kan harus pendidikan kembali seskoad, tapi saya enggak menutup kemungkinan kalo keduanya cocok" jawab bapak sambil tertawa sumbang.
Lino dan ketiga sekpri bapak yang mendengar ucapan bapak saling melempar pandang, "wah pusat ini sudah merestui" pikir Agung. Sementara itu salah satu dari mereka merespon dengan wajah yang agak masam dan ketawa tertahan.
Setelah selesai makan malam sekitar jam sembilan lewat bapak dan rombongannya bersiap untuk kembali ke kediamannya di Kertanegara mengingat esok harinya mereka akan berangkat pagi sekali untuk kunjungan ke beberapa negara.
"Teddy, tolong nanti kamu ingatkan Mala untuk besok ikut kunjungan ya" ucap bapak saat mobil sudah melaju membelah kemacetan.
"Siap pak... Namun mungkin nanti sebelum kita berangkat kunjungan ke negara ketiga Malaysia, Mala sudah harus pulang terlebih dahulu karena ada pengarahan dari kampus, jadi Mala nanti akan ikut kunjungan hanya ke China dan Jepang saja" jawab Teddy sambil membuka catatannya.
"Baik Teddy kamu atur saja ya"
"Sama ini pak, beberapa hari yang lalu pihak rumah sakit sudah mengirimkan hasil sampel darah dan catatan kesehatan Mala, semuanya aman pak, kemudian untuk penggeledahan rumah yang dilakukan pihak TNI dan Kepolisian mengerucut ke satu orang, rumah itu milik salah satu anggota TNI aktif pak" ucap Teddy menjelaskan hasil yang ada ke bapak.
"Kalau itu rumah salah satu anggota, kita harus bergerak pelan saja ya Ted, pelan tapi semuanya terbongkar, kalo dia masih satu tubuh di khawatirkan pihak kita membelot" jawab bapak dengan tenang, "dan pastikan Mala selalu dalam perlindungan" tutup Bapak kembali mengingatkan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajudan | LENGKAP✅
Fanfiction(Completed) Disclaimer, just a fiction story. Cerita ini hanya karya fiktif, apabila ada kesamaan nama, tempat, serta alur cerita, itu adalah sebuah kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Kemala HarjadiKusumo seorang calon dokter lulusan Harvard harus k...