GIDARA - 14

312 23 0
                                    

Vio menatap Jenny dengan mimik wajah penasaran, ada apa dengan sahabatnya itu? Kenapa muka nya memerah seperti kepiting rebus.

Jenny berusaha acuh dan bersikap biasa namun bayang-bayang kejadian tadi masih memenuhi otaknya. "Kevin sialan, gue jadi ikut mesum." batinnya menjerit.

Tepukan membuat Jenny terkejut dan menoleh. "Ara, gue kaget tau." gumam nya mengelus dadanya pelan.

Adara hanya acuh dan menatap sekilas wajah Jenny. "Habis diapain lo sama dia? Mukanya merah banget." godanya. Jenny melotot garang ia segera menutup mukanya yang memerah dengan tangan kecilnya.

Adara terkekeh dalam hati. "Gercep juga si Kevin." batinnya menggeleng pelan.

Tusukan jemari kecil Vio membuat Adara menoleh kebelakang. "Dia kenapa?" tanyanya penasaran.

Tersenyum kecil. "Biasa, anak remaja." ucapnya mengangkat alis nya menggoda dan tersenyum ledek.

Vio membentuk bibirnya huruf O kemudian terkekeh pelan. "Duh dapat cowo mesum. Ati-ati loh, ganas." bisiknya menggoda dengan raut wajah yang menakut-nakuti.

Jenny menepuk tangan Vio pelan.

"Awas aja, bentar lagi lo juga bakal ngerasain apa yang gue rasain." ledek Jenny meledek dengan meleletkan bibirnya.

Vio menggeleng tegas. "Sorry, sebelum tu cowok berulah, udah gue tendang dulu asetnya, ya gak, Cla." sahutnya sambil menyenggol Clarissa yang hanya mengangguk.

"Udah-udah, bentar lagi guru dateng." lerai Adara. Dan kembali fokus ke depan.

***

Dikelas sebelah Kevin tengah duduk santai di tempatnya, disebelahnya ada Irshad yang juga diam di kursinya, mereka terdiam tanpa berbicara namun suara Kevin memecahkan Kesunyian walau kondisi kelasnya ramai.

"Kapan lo jujur sama perasaan lo ke Vio?" tanya Kevin sedikit melirik kearah Irshad.

Irshad hanya bermain bolpoin ia terdiam mendapat pertanyaan itu. " Gue ga seberani lo yang gamblang ngungkapin perasaan ke orang lain." jawabnya pelan.

Kevin menggeleng. "Gue gak ngungkapin, gue cuma maksa Jenny buat jadi milik gue, dengan gitu gue gak bakal nerima kata penolakan dari dia." jelasnya dengan raut wajah yang tak terbaca.

Irshad melirik Kevin yang sibuk menatap papan tulis itu, Irshad kembali terdiam.

"Lo tau sendiri kan? Vio itu sulit banget di dapetin bahkan cowok populer sekalipun ditolak sama dia." Irshad menghela nafas pasrah.

Kevin tersenyum tipis. "Lo gak harus jadi orang lain. Intinya, lo cukup jadi diri lo sendiri, kalo lo gak berani ngungkapin perasaan lo, dia bakal diambil sama orang lain yang lebih berani dari lo." nasihatnya. Irshad mendengar kannya dengan seksama namun ia hanya bisa terdiam tanpa membalas.

Kevin menatap langit kelas.

"Lo masih ingat gak? Awal pertemuan gue sama Jenny?" ucap Kevin dengan senyum tipis. "Dulu, pertama kali gue kenal sama dia, pas gue telat dan dia juga telat. Gue sengaja pegang pinggang dia, dengan gue ancam karna ada pengawas yang berkeliling supaya gak teriak."

"Dari sana dia nurut, meskipun akhirnya berontak juga, cewek cantik yang hobinya baca novel, sedikit pemberontak, galak, tapi juga manis." lanjutnya dengan Senyum tipis.

"Dia gatau diri gue yang asli, yang dia tau gue dengan predikat cowok mesum di otaknya." sambungnya terkekeh.

"Menurut lo kalau dia tau diri gue yang asli apa dia bakal ngejauh dari gue?" tanyanya menatap Irshad yang menatapnya dengan pandangan rumit.

VERSI (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang