GIDARA - 23

285 31 1
                                    

Di sekolah banyak para siswa/siswi yang berkumpul hingga berjejer rapi hanya untuk melihat kedatangan Tuan Satya dan istri barunya, disampingnya juga ada Tuan Zain seorang diri.

Zain melirik sekilas ke arah Satya yang memakai kacamata disampingnya ada Ayla dengan tampilan nya yang sangat glamour seolah menunjukan jika keluarga Satya memang orang yang sangat berada.

Zain kembali menatap ke depan dan berjalan di ikuti Satya dan Ayla dengan tatapan angkuhnya. Dalam hati ia tersenyum bangga karna bisikan para siswi yang memujinya sangat cantik.

Zain hanya berjalan dengan acuh yang ia kunjungi saat ini adalah ruang BK diikuti Satya, mereka bertiga pun sampai di depan pintu ruang BK. Zain masuk dengan langkah tegapnya di ikuti Satya yang juga masuk dan duduk di kursi sebelah Zain.

Pak Akram pun menyambutnya dengan hangat ia menatap kedua laki-laki paruh baya yang masih terlihat awet muda bergantian. Ia pun langsung membicarakan inti permasalahan nya.

"Baik terimakasih untuk Tuan-Tuan dan Nyonya yang sudah hadir dalam surat panggilan saya. Kalian pasti sudah mengetahui alasan kenapa kalian diapanggil oleh pihak sekolah." ucap Pak Akram dengan serius. Mereka bertiga mengangguk.

"Jadi, saya sebagai kepala bimbingan konseling sudah sering memberinya peringat terhadap Gibran. Namun Tuan pun paham jika Gibran termasuk laki-laki yang pembangkang, meskipun ia berlaku seperti itu ada penyebab sehingga ia selalu mendapat panggilan orangtua." ucapnya menatap Satya yang hanya mengangguk dengan tatapan datar.

"Saya disini tidak ingin membuat kesalahfahaman, saya memanggil kalian disini karna ingin meminta bantu agar putra putrinya dikondisikan jika dalam lingkup sekolah, karna putra putri anda terlibat dalam aksi tawuran kemarin siang."

"Saya mengerti jika tujuan Gibran melakukan perlawanan tersebut karna anak lain menimbulkan kericuhan hingga merusak properti sekolah dan mencelakai warga sekolah hingga terluka parah, saya memaklumi hal itu karna dia juga ikut andil dalam menjaga sekolah ini. Tapi, saya tidak bisa membenarkan kesalahan nya ketika ia melakukan tawuran di area sekolah hingga menyebabkan dan mencemari nama baik sekolah." sambungnya menatap Satya dan Ayla bergantian.

"Lalu apa yang saya terima melihat kelakuan anak saya?" tanya Satya tanpa basa basi.

"Saya memutuskan untuk mendiscorse Gibran selama seminggu sebagai hukuman yang paling ringan." ucap Pak Akram.

"Kenapa hanya anda scorse? Kenapa tidak anda buat anak saya untuk melakukan hal sosialisasi? Bukan nya dengan anda meliburkan dia tidak membuat anda saya kapok malah makin ngelunjak." elaknya tak terima. Tipikal Ayah yang sangat prospektif dalam segala hal.

Pak Akram menatap Satya tak enak. "Tapi ini sudah jadi keputusan pihak sekolah Tuan." sahut Pak Akram. Satya hanya diam tak berbicara.

Zain yang mendengar penjelasan Pak Akram hanya terdiam, ia sedikit mengernyitkan dahinya ketika mendapat tolakan dari Satya. Bukan nya orang-orang berada kalangan atas akan mencoba untuk melindungi anaknya dari hukuman? Dan benar kata Pak Akram hukuman paling ringan adalah discorse. Yang tentunya sama saja dengan meliburkan diri.

Kini Pak Akram bergantian menatap Zain yang termenung, ia segera disadarkan oleh suara Pak Akram. "Untuk siswi yang bernama Adara, dengan Tuan yang sebagai wali muridnya. Saya sering mendapat kabar jika putri anda selalu telat sekolah dan memberi pak satpam sarapan sebagai bala bantuan. Saya sangat menyayangkan ini Pak. Adara memang gadis yang berani ia juga tak segan untuk melawan orang yang lebih dewasa darinya. Tapi, saya mohon untuk bimbingan nya lebih lanjut dalam rumah agar bisa membedakan ia sedang berhadapan dengan siapa.-" Pak Akram menatap harap Zain yang menatapnya tak terbaca.

"Adara adalah putriku, dia lebih tau bagaimana ia bertindak. Semua hal yang ia ucapkan adalah apa yang dia rasakan, kita tidak bisa membuatnya untuk merubah sikap. Mungkin bagi kita itu adalah hal baik, tapi baginya? Tidak. Jadi mungkin jika Bapak membahas soal sopan santun, saya rasa Adara juga sudah tau bagaimana ia bersikap sopan terhadap lawan bicaranya.-"

"Mungkin dia berlaku tidak sopan karna orang tersebut berlaku tidak sopan terhadapnya." sambungnya santai. Penjelasan Zain membuat Pak Akram dan Satya serta Ayla jadi bungkam tanpa bisa mencelahnya.

"Anak sama bapak sama-sama keras kepala." batin mereka.

"Ah satu lagi, saya rasa tentang keterlambatan putri saya ada kendalanya saat berada dirumah, dan untuk masalah menyogok satpam sekolah, itu bukan suatu sogokan. Itu suatu kebaikan karna seorang satpam dituntut masuk pagi buta ketika para murid belum datang, jadi bisa saja satpam tersebut selalu menahan rasa lapar." Sambungnya.

"Tapi mengenai soal hukuman, saya tidak mencelahnya, silahkan Bapak beri anak saya hukuman karna ia pantas mendapatkan nya, terlebih ia terlibat tawuran sekolah." jelasnya membuat Pak Akram dan Satya berdecak kagum.

Pak Akram mengangguk. "Saya memutuskan untuk menscorse Adara dan Gibran selama seminggu. Sebagai hukuman tambahan mereka harus menjalani hukuman dengan membersihkan seluruh ruangan sekolah sebelum pelajaran dimulai." putusnya diangguki Zain dan Satya.

Setelah pertemuan tersebut Zain dan Satya pun pergi dari ruang BK bertepatan dengan Adara dan Gibran yang menunggunya di ruang BK sebenarnya Gibran malas namun karna Adara yang memaksanya karna ingin melihat respon Satya pada Gibran membuat Gibran mengiyakan saja.

Adara menatap Ayahnya santai. "Gimana Yah? Dapat hukuman apa?" tanya nya santai.

Zain menatap putrinya dengan elusan lembut di kepalanya. "Di scorse selama seminggu dan membersihkan lingkungan sekolah sebelum pelajaran dimulai." ujar nya menatap putrinya yang mangut-mangut.

Jika perlakuan Zain terhadap putrinya penuh kasih sayang tanpa amarah berbeda dengan Gibran yang di hadiahi tatapan tajam dengan rahang mengeras. "Kamu selalu saja membuat masalah! Mentang-mentang ini sekolah punya Ayah, kamu se enak jidat membuat kekacuan hingga mereka melukai pegawai sekolah." sarkasnya dengan nada tertahan.

Gibran menatap Ayahnya datar. "Ini urusan Gibran dengan mereka tidak menyangkut pautkan dengan orang lain. Gibran gak pernah memulai duluan kalo saja dia menyalakan api di sekolah kawasan Gibran!" desisnya tak terima karna dituduh oleh Ayahnya.

Satya hanya berdecih. "Kamu itu semakin di nasehati semakin menentang Ayah." cetusnya menggeram kesal.

Ayla mengelus lengan suaminya. "Udah sayang, jangan dimarahin terus. Kasian putra kita, kamu juga gak mau kan? Nama baik kamu rusak karna bertengkar di publik apalagi di lingkungan sekolah." ucapnya pelan berusaha menenangkan.

Satya pun mengangguk. Ia menatap nyalang putranya. "Pulang dan tunggu Ayah. Akan saya beri kamu hukuman karna berani melawan Ayah." setelah mengatakan itu Satya pun pergi. Ayla menatap Gibran sendu sebelum akhirnya mengikuti langkah suaminya.

Gibran hanya menatap dua manusia itu dengan tatapan dingin dan tajam tangan nya mengepal di saku celana nya. Ia berdecih sinis sebelum raut wajahnya berubah ketika ia mendapat elusan lembut dari Adara.

"Are you okay." Gibran menggeleng pelan.

Zain menatap Gibran dengan tatapan tak terbaca. "Ayahmu sangat prospektif sekali terhadap anak. Tidak membiarkan anak bersikap bebas karna selalu dipantau gerak-geriknya. Om merasa Ayah mu sangat menarik jika beradu mulut dengan om." jelasnya membuat Gibran menatap Zain sedikit was-was.

"Om mau adu mulut?" tanya nya polos.

Zain menyentil dahi Gibran membuat laki-laki remaja itu meringis. "Buang jauh-jauh pikiran kotormu! Maksud om jika berdebat dengan Ayah mu itu akan sangat menarik, karna pasti om akan selalu menang." jelasnya santai dengan sedikit kesombongan.

Gibran termenung ditempat, tidak pernah ia mendapat perlakuan seperti ini dari seorang Ayah, yang ia dapatkan hanya pukulan dan hukuman keras dari Ayahnya, walau Zain menyakiti dahinya namun ia merasakan itu adalah sebuah kasih sayang dalam bentuk gurauan. Apalagi selama ia menjadi kekasih dari putrinya, Zain hanya berlaku keras di luar namun hatinya lembut dan baik apalagi ia tau bagaimana perlakuan Zain terhadap Adara yang berbanding terbalik dengan dirinya namun tak ayal perlakuan itu membuat hatinya menghangat.

Follow
Tiktok : @si_oncom_reseekk🤙🏻
Instagram : @sioncomreseekk
Wattpad : @kiau_gibran

VERSI (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang