GIDARA - 26

288 33 4
                                    

Keesokan paginya Adara bersiap pagi sekali menuju ke sekolah sebenarnya ini adalah moment bersejarah tentang Adara yang berangkat pagi. Bayangin lu punya temen tapi dia gak pernah berangkat pagi banget, sekali berangkat pagi kalo bukan karena mau nyontek ya karena dihukum sama sekolah.

Adara ke sekolah memakai celana olahraga dan kaos berwarna putih serasi dengan celana olahraga yang berwarna merah. Menggulung rambutnya menjadi kunciran kuda dan mulai menjalankan hukuman nya.

Dia sendirian, entah dimana kekasih laknatnya itu karna jam sudah menunjukan pukul set 6 pagi tapi Adara sudah berada di sekolahnya dan mulai mencabut rumput seorang diri. Tukang kebun juga ada namun orang itu berada agak jauh dari tempat Adara berada karna lapangan itu sungguh luas.

"Kemana lagi si Gibran, bisa-bisanya waktu ngejalani hukuman pertama dia malah enak enakan." gerutu Adara sambil mencabuti rumput.

Ehem

Adara menoleh mendengar suara deheman itu dan ternyata bukan hanya si Gibran melainkan anak-anak inti RED FIRE juga ada. Siapa lagi kalo bukan Irshad, Noah, Kevin. Hanya mereka berempat termasuk Gibran.

"Lah lo pada ngapain pagi-pagi banget ke sekolah?" tanya Adara heran namun tangan nya tak berhenti mencabuti rumput.

"Hoaam tanyain tuh sama pacar lo ngapain juga dia ngajakin kita buat berangkat pagi, mana gue masih ngantuk lagi." semprot Irshad dengan mata sayu.

"Yaelah! Eh ini juga udah pagi bentar lagi juga sekolah, jangan jadi anak bolos loh! Udah kayak Kevin aja lo." sahut Noah sudah seperti emak-emak idaman.

Kevin yang namanya dibawa-bawa pun merasa tak terima, ia dengan sepenuh hati memukul kepala Noah dengan tas nya sehingga Noah langsung meringis sakit.

"Bisa-bisanya gue jadi korban." sewot Kevin.

Adara menggeleng kepalanya pelan, ia menatap Gibran yang mengangguk Adara pun langsung paham. "Woi kalian bertiga." seru Adara. Mereka yang saling menyalahkan pun langsung serempak menjawab. "Siap ibunda ratu!" serunya.

"Bantu bersihin sekolah, biar ada manfaatnya lo datang kemari!" titah Adara tegas yang langsung di turuti oleh mereka tanpa bantah. Gibran tersenyum kecil dengan Adara tersenyum bangga. Nurut juga mereka pikirnya.

Mereka pun dengan bergotong royong saling membantu membersihkan lingkungan sekolah, mulai dari lapangan menyapu lapangan, membersihkan sampah-sampah tiap kelas sampai para murid SMA 1 JAKARTA  mulai perlahan berdatangan hingga hampir semua siswa/siswi sekolah sudah berada di sekolah.

Peluh keringat membasahi tubuh mereka, yang awalnya mengantuk menjadi segar bugar karna cahaya matahari dan juga oksigen yang kerap kali mereka hirup dari pagi buta hingga pagi matahari terbit.

"Gila! Cape banget gue." lirih Irshad sambil membersihkan dahi dan pelipisnya yang penuh keringat, mengipasi tubuhnya dengan seragam yang ia lepas hingga menunjukan otot otot kekar dan juga roti sobek dibalik kaos transparan.

"Definisi lo gak pernah bantuin orang tua nih." ledek Kevin dengan mengelap keringat di wajahnya. Irshad hanya mengangguk saja karena memang ia jarang membantu orang tuanya bersih-bersih rumah.

Adara menatap seluruh lapangan yang bersih dan nyaman bahkan terlihat lebih baik dari sebelum nya. Ia menatap para sahabat Gibran yang saling mengelap keringat dan mengipasi tubuh mereka dengan seragam.

"Thanks udah bantuin kita berdua." ucapnya tulus.

Noah menyahut. "Santai aja bu bos! Kita mah seneng-seneng aja ya gak bro!" Noah menyenggol lengan Kevin dan Irshad Adara mengangguk singkat.

"Gue traktir lo di kantin nanti, ambil aja apa yang kalian mau." ucapnya yang membuat tiga semprul itu senangnya bukan main.

"Lumayan, hemat cuan. Thanks bu bos!" seru mereka senang.

VERSI (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang