XLIV

13 2 0
                                    


Setelah kembali ke Busan dan Jongin resmi hanya menjadi CEO Bubblix, ia tak lagi terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia bisa memanfaatkan waktunya dengan baik. Jadi kerap kali ia mengantar dan menjemput tunangannya di butik, menemani meeting di hari libur, atau bahkan ia menunggu di kantor Wendy hingga larut.

Situasi menjadi terbalik sekarang, Dae-ah sedang sibuk-sibuknya menggantikan Wendy yang ternyata mengurus pernikahan mereka cukup memakan waktu. Di era yang semuanya harus serba cepat, di luar dugaan keluarga Wendy sangatlah merepotkan. Karena Wendy adalah anak terakhir di keluarganya, jadi ia harus menerima semua masukan dan saran dari orangtuanya.

Di setiap kali panggilan videonya bersama Wendy, Dae-ah dan Jongin merinding dibuatnya karena persiapan pernikahan dari orang tua Wendy sangat merepotkan. Persiapan ini juga diperlambat karena Chanyeol juga sedang sibuk di Jepang, jadi harus terjeda beberapa hari kemudian berlanjut lagi.

Ditambah lagi, butik Wendy kini resmi berdiri sendiri, tidak lagi dibawah naungan butik milik mamanya. Jadi kini semua murni Wendy dan Dae-ah yang mengelola. Dan di luar perkiraan mereka semua, ketika butik Wendy berdiri sendiri, malah banyak sekali masuk tawaran bekerja sama dengan berbagai macam Artis dan beberapa vendor untuk uji raw material di koleksi mereka selanjutnya.

Tapi beberapa minggu ini sudah terlalui dengan baik. Dae-ah bisa menghandle satu persatu permasalahan tanpa Wendy. Semua perhatian, tenaga dan pikirannya tercurah untuk butik Wendy.

Berakibat, Dae-ah yang sedikit kelelahan di rumah. Sesampainya dirumah ia akan langsung mengganti bajunya dan tidur dengan cepat, bahkan Jongin baru saja selesai mandi. Dae-ah sudah masuk dalam fase deep sleepnya.

Jongin hanya bisa berharap, Wendy segera kembali dan bisa membagi pekerjaan mereka seperti sedia kala. Selama Dae-ah sibuk dalam hal positif, Jongin selalu mendukungnya. Tapi seminggu terakhir benar-benar gila, mereka hanya punya waktu bersama ketika pagi di meja makan. Ya, hanya ketika mereka sarapan.

Dan hari ini, Jongin bersikukuh kalau Dae-ah demam. Di tambah lagi ia sedang mendapatkan hari pertamanya. Tapi, Dae-ah juga tetap bersikukuh bahwa dirinya baik-baik saja, ia tetap bangun dan bersiap pagi ini.

"Byun Dae-ah! Kau sedang sakit, badanmu deman. Tubuhmu sudah memberikan sign bahwa kau tidak baik-baik saja", ucap Jongin sembari mengekori Dae-ah berjalan memasuki walk in closetnya.

"Aku sudah meminum obat pereda nyeriku Jongin-ah, kkogchonghajimaaa, eum. Na gwenchanaaa", jawab Dae-ah memilih pakaiannya pagi ini.

Jongin masih terus mengingatkan Dae-ah, "Aku sungguh tidak suka ketika kegilaanmu akan sesuatu yang benar-benar harus terwujud. Seperti ini. Badanmu butuh istirahat.".

"Aku tidak gila kerja Jongin-ah. Aku hanya harus menggantikan Wendy, bersabarlah lusa Wendy sudah pulang. Aku akan beristirahat. Aku janji.".

"Tapi hari ini badan mu sedang tidak baik-baik saja, dengarkan aku sekali ini. Eum?", Jongin mendekat dan memegang pundak Dae-ah sembari mencari celah pada mata Dae-ah.

"Tidak bisa, hari ini akan ada dealing dengan perusahaan material, kita sudah membuat janji dengannya satu bulan yang lalu, perusahaan ini sangat susah untuk di temui Jongin-ah.", Dae-ah melerai kedua tangan Jongin yang berada di pundaknya, kemudian berlalu.

"Oh c'mon", Jongin menutup matanya pasrah.

"Aku akan menunggumu di mobil, kita akan sarapan di mobil, nee?", sahut Dae-ah menuruni tangga dan pergi ke meja makan untuk mengambil kotak makannya.

Jongin beralih ke kamarnya membereskan barangnya kemudian dengan cepat menyambar coat dan mengambil ponselnya di nakas.

"Sajangniiiiimmm! Kai-aaah !!!", bibi Ahn memekik cukup keras dari lantai bawah. Jongin yang mendengar teriakan itu bergegas turun dengan sedikit berlari menuruni anak tangga.

ESCAPE PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang