"Dae-ah ssi!", Irene melambaikan tangannya ketika Dae-ah sedang mencari tempat duduk membawa nampan sarapan paginya di restoran hotel. Dae-ah menghampiri Irene dan segera duduk di meja yang berada di balkon."Kau sendirian eonni? Kemana anak-anak ?", tanya Dae-ah mendapati Irene sedang duduk sendirian dimeja makannya.
"Anak-anak sedang berendam air hangat bersama appanya, di kamar. Aku menyempatkan sarapan dulu, jika aku hanya menunggu mereka bermain, aku tidak akan sempat sarapan", jawab Irene sembari menyendokkan saladnya.
"Aa, geurreee".
"Kau sampai kapan di Jeju ?"
"Mungkin besok atau lusa eooni. Lagi pula pekerjaannku bisa di selesaikan dimana saja. Kau akan pulang hari ini ?"
"Eum, pesawat kami nanti siang. Kau cukup tidur ?", tanya Irene tiba-tiba.
"Waeyo? Apakah sangat terlihat ?", Dae-ah melihat dirinya pada kamera ponselnya.
"Yaa, lumayan. Jangan terlalu banyak memusingkan hal-hal yang tidak perlu Dae-ah yaa. Permudah hidupmu. Aku pernah muda sepetimu. Percayalah ucapanku, kita hanya membuang-buang waktu kita ketika kita lari dari masalah. Semakin cepat kau hadapi semakin cepat selesai.", tiba-tiba saja Irene memberinya saran.
"Wahh, eonni. Baru kali ini aku mendengarkan mu berbicara panjang lebar.".
"Ahahha, waeyo?".
"Ani, aku merasa sedang di ceramahi oleh kakak kandung sendiri.", Dae-ah tersenyum.
"Kau tidak punya adik atau kakak?"
"Tidak, aku anak tunggal, dan appaku sedang di New York."
"Aaa, kau anak tunggal. Yaah, benar kata Junmyeon oppa, kau butuh seseorang yang bisa menemanimu, dan membantumu menjalani hari-harimu. Aku tau kau merasa kosong disini, macchi?".
"Aah mungkin.", Dae-ah meringis.
Mereka melanjutkan sarapan mereka sembari sedikit mengobrol ringan.
"Aku akan kembali ke kamarku. Senang bertemu denganmu, semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan. Jika kau butuh sesuatu, kau bisa menghubungiku. Aku akan dengan senang hati bertemu dengan mu. Ah yaa, Harin menitipkan salam untukmu kemarin. Ia akan mengumpulkan uang jajan mingguannya, untuk mengganti celanamu yang kotor".
"Auuu, anak-anakmu sangat manis eonni. Nomu giyowooo", Dae-ah berdiri hendak memeluk Irene yang juga berdiri memegang kedua tangan Dae-ah.
"Bersabarlah sedikit lagi. Eum? Dewasa memang tidak mudah. Tapi percayalah, jika kau punya kepala untuk berbagi, hidupmu lebih mudah. Jangan suka memendam apapun itu sendirian". Irene memeluk tubuh Dae-ah hangat sembari mengusap punggungnya memberikan ketenangan.
"Ne eonni", Dae-ah memeluk Irene sangat erat. Pelukannya hangat.
****
Setelah sarapan Dae-ah memutuskan untuk menggulung dirinya di kasur lagi, menikmati pantainya dari dalam kamar. Lagi pula tiba-tiba cuaca memburuk, beberapa kali ia melihat kilat dari kamarnya. Matahari juga jadi berselimut awan hitam yang berkilat-kilat menghiasi langit siang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE PLAN
RomancePembatalan pertunangan apapun caranya. "Pernikahan? Jangan bicara omong kosong. Menjalin hubungan? Hah, itu hanya akan membuang waktuku. Berhentilah". Byun Dae-ah, 23. "Aku pun tidak sedang bicara omong kosong, akupun tidak mau membuang waktuku perc...