BAB LII

16 2 0
                                    


Dae-ah masih menggenggam ponsel Wendy, menatap kosong jendela di depannya. Mencoba mencerna semua penjelasan Chanyeol pagi ini, tak lama ia menerima pesan dari Chanyeol, perlahan ia membuka pesan itu.

Ada sebuah video yang Chanyeol kirimkan, Dae-ah nampak ragu untuk menekan tombol play pada video tersebut. Namun perlahan jarinya menekan tombol itu dan video itu berputar menampilkan seorang wanita menggunakan tas di pundaknya, celana hitam dan blouse putih satin sedang berjalan dari lorong sebuah hotel.

 Namun perlahan jarinya menekan tombol itu dan video itu berputar menampilkan seorang wanita menggunakan tas di pundaknya, celana hitam dan blouse putih satin sedang berjalan dari lorong sebuah hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu secara tiba-tiba perempuan itu tampak membuka paksa pintu kamar tersebut. Menggedor pintunya, mencoba memutar knop pintu kamar tersebut. Tak lama seorang nampak membukakan pintu dan seketika perempuan tersebut terlihat seperti sempoyongan terhuyung-huyung masuk ke dalam kamar tersebut.

Tak berapa lama, seseorang dari dalam kamar tersebut nampak keluar dan membawa ponselnya tampak sedang menghubungi seseorang. Dan Dae-ah yakin itu adalah Jongin. Dae-ah menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya di video tersebut.

Jongin tampak mondar mandir di depan kamarnya yang ia biarkan terbuka. Tak lama seorang laki-laki datang menghampiri dan masuk ke dalam kamarnya. Yang Dae-ah yakini itu adalah Chanyeol.

Chanyeol tampak mengusap rambutnya kasar dan berlalu dari kamar dan lorong tersebut bersama Jongin. Tak lama setelah mereka berlalu. Perempuan yang tadi masuk dengan sempoyongan itu menampakkan dirinya, kembali ke depan pintu seolah mencari keberadaan dua orang laki-laki, kemudian menutup pintu kamar tersebut dari dalam. Dan Dae-ah bisa akhirnya bisa mengenali perempuan tersebut. Ia menggigit bibir bawahnya kesal.

Dae-ah melempar ponsel tersebut di kasur. Menyisir rambutnya kasar. Dadanya sesak dengan amarah, ingin sekali ia pergi mendatangi perempuan tersebut dan menampar atau menjambak rambutnya.

******

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disinilah Wendy malam ini, sedang di sebuah restoran yang ia pesan secara tertutup, menunggu seseorang untuk janji makan malamnya. Ia memesan minumannya terlebih dahulu.

Hingga, tak lama datang seorang perempuan datang membukakan pintu untuk mempersilahkan tamunya masuk.

"Anyyeong, Wendy-ah. Oh? Ani, Park Samunim, animyeon, Wendy Sajang?", sapa seorang perempuan yang baru saja masuk dan menyebutkan semua panggila Wendy seolah ia benar-benar mengenal Wendy.

ESCAPE PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang