BAB XLVII

14 2 0
                                    



"Son Naeun ssi, sepertinya kita perlu bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Son Naeun ssi, sepertinya kita perlu bicara.", Dae-ah berjalan maju kedepan tepat di depan Naeun yang terpaku melihat kedatangan Dae-ah sore ini tanpa di duganya. Naeun yang merasa terdesak hanya bisa berjalan mundur perlahan.

"Sebelum kau bertanya, ataupun memprovokasiku terlebih dahulu. Majjayo, aku mendengarkan obrolanmu dengan tunanganku. Kkeunde, mengapa kau berkeliaran di kantor yang bukan tempatmu?", Dae-ah mengangkat dagunya dan memiringkan wajahnya menatap Naeun serius. Ada gurat ketakutan dari wajah Naeun, sejauh apa Dae-ah mendengar pembicaraan mereka.

Kemudian, Naeun tersenyum tak kalah angkuh menatap Dae-ah, sembari membuang mukanya untuk sedikit menutupi rasa takutnya pad pandangan Dae-ah yang cukup mengintimidasi.

 "Wae? Kau merasa terganggu dengan keberadaanku?", tanya Naeun.

"Ani, tapi kau harusnya tau, bahwa aku bisa saja mengusirmu dari kantor ini bukan?", mereka berhenti tepat di depan station pantry.

"Kau hanya tunangan Kim sajang, tapi tingkahmu sudah seperti ini? Waahh, sepertinya Kim sajang sedang tidak beruntung memilih patner berbisnis. Mungkin pemberitaan diluar sana terlalu melebih-lebihkan dirimu", balas Naeun.

Dae-ah nampak tersenyum acuh, "Tidak hanya kau yang bisa ku usir, tapi seluruh gedung ini dan seisinya bisa ku usir detik ini juga.", Dae-ah tampak malas membahas hal ini, seolah-olah semuanya hanya soal bisnis disini. Salah siapa mengungkit duluan soal bisnis ini. Mungkin ini saatnya Dae-ah bertindak sedikit.

"Mwo? Usgijima.", Naeun tampak melotot melawan Dae-ah.

"Jincaaa, neo haebogo shipeo?", tanya Dae-ah mengambil ponselnya meletakkan benda tipis itu di meja, kemudian menekan angka satu pada layarnya. Naeun hanya diam melihat apa yang sedang di lakukan Dae-ah. Terlihat di layar ponselnya bertuliskan Appa Byun.

"Eum, appaaaa", dering telponnya diangkat oleh orang di sebelah sana.

"Ne, wae Dae-ah yaa?", jawab seorang laki-laki di sebelah sana.

"Jongin beberapa hari lalu sedang mengurus perpanjangan kontrak gedung ini dengan Bubblix. Igeo majjayo appa?", tanya Dae-ah.

Naeun tampak gusar menyisir rambut panjangnya kasar.

"Nee, wae?".

"Appa, aku tidak ingin appa menyetujui perpanjangan kontrak gedung ini dengan Bubblix, halsuiseoyo appa?".

"Danghyeonaji. Kkeunde, wae?".

"Geunyang, ada lalat yang selalu masuk mengganggu di gedung ini, lebih baik appa menju....", ponsel Dae-ah tampak sedang diambil oleh seseorang dan seseorang itu mematikan panggilan tersebut.

"Kau sedang apa disini meladeninya?", tanya Jongin pada Dae-ah yang secara tiba-tiba muncul di pantry.

"Aku hanya sedang berusaha mengusir lalat di gedung milik appaku, wae?", jawab Dae-ah menegaskan.

ESCAPE PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang