BAB XLVI

14 2 0
                                    

hold on tight Lovs. maafkan briggingnya mayan lama yaa, huhuhuhuuh 
tapi gapapa yaa, aku yakin kalian masi semangat bacanyaaa, ayok jan lupa vomentnyaa, let me know that u r read mine. saranghajaaaaaa..






****

Dae-ah memasuki kamar Jongin dan langsung naik ke kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dae-ah memasuki kamar Jongin dan langsung naik ke kasurnya. Di susul kemudian Jongin dengan segelas coklat hangat untuk Dae-ah.

Jongin beralih menatap Dae-ah yang menyandarkan kepalanya pada headrest kasur Jongin. Ia tampak menyesap coklat panasnya dengan khidmat. Sebelum memulai ceritanya malam ini.

Jongin tahu, dan mereka sempat mendiskusikan hal ini sebelumnya. Kemudian mereka juga sepakat apabila sedang ada yang mengganggu pikiran mereka, mereka harus segera menyelesaikannya sebelum tidur. Mereka tidak akan membawa masalah mereka hingga esok hari. Untuk permasalahan apapun.

"Neo wae? Kau merasa resah akan sesuatu?", tanya Jongin yang kini menatap mata Dae-ah mencari celah untuk masuk ke dalam pikirannya.

"Aku hanya........", Dae-ah menggantung kalimatnya, ia merasa tidak benar dengan perasaan ini, tapi ini terus mengganggu pikirannya sepanjang hari. 

"Geunyang, aku tidak suka melihat Son Naeun ada di sekitar kalian. I think, Kaist, Park Inc, was already over with you. Lalu mengapa perempuan itu masih ada di sini ?".

"I think, she tried to get more closer with Sehun. Aku tidak tahu kalau ia sedang dekat dengan Sehun. Sehun tidak pernah bercerita padaku.", jawab Jongin mencoba menjelaskan dan menghalau apa yang ada di pikiran Dae-ah.

"Aku pernah bertanya tentang perempuan itu pada Wendy, namun Wendy tidak pernah mendengar nama itu di sebut oleh Chanyeol oppa. Tapi, Wendy seperti tau kalau Oh bujangnim dekat dengan perempuan itu. Isanghae.".

"Nado molla. Kau 'kan tau aku sedang sibuk dengan Kaist dan perpindahannya pada Junmyeon Hyung.".

"Kau memang sedang membuka lowongan untuk Bubblix?", tanya Dae-ah.

"Hahah, ani. Aku tidak pernah membuka lowongan pekerjaan pada Website Bubblix. Dia hanya bercanda", Jongin tergelak mendengar pertanyaan Dae-ah.

"Wahhh, semoga Wendy tidak benar-benar menerima Naeun.", Dae-ah menyisir rambutnya kasar.

"Kau sangat tidak suka dengannya? Wae?", Jongin sedikit penasaran dan memulai antusias dengan obrolannya malam ini dengan Dae-ah. Mimik muka Dae-ah terlihat sangat lucu malam ini, sangat ekspresif.

"Pokoknya aku tidak suka perempuan itu ada di dekatmu. Just it. Perasaanku mengatakan ia akan membawa pengaruh buruk padamu, mungkin pada lingkunganmu.", jawab Dae-ah membuang mukanya dan melipat kedua tangannya di dada.

"Kau jangan terlalu terbawa perasaan. Akupun tidak dekat dengannya, aku hanya menandatangani berkas-berkas untuk kelengkapan Park Inc. Tidak lebih", jawab Jongin perlahan sembari merapikan anak-anak rambut Dae-ah 

"Tapi, sejak awal kami bertemu ia tampak tak senang menatapku. Ketika semua orang sedang memberikanku selamat untuk berita pertunangan kita, tapi ia tampak tak suka. Ia bahkan membiarkan tanganku menggantung cukup lama ketika kita berkenalan di kantormu kala itu, ch!", Dae-ah berdecak sebal.

ESCAPE PLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang