Makin hari makin suntuk yang di rasakan oleh Dae-ah. Setelah beberapa bulan dari kelulusannya, bahkan ia terus di desak oleh appanya.
Beberapa kali ia diminta untuk ikut makan malam bersama appanya, juga untuk bertemu dengan beberapa kolega appanya, tapi hasilnya sangat memalukan.
Dae-ah melakukan percobaan kabur setelah tau bahwa dia akan di kenalkan dengan beberapa anak rekan appanya. Diantaranya, ia pernah datang dengan kondisi yang sudah tipsy. Atau yang terakhir ia datang sengaja dengan baju yang sangat tidak patut.menggunakan atasan tipis dengan rok belahan yang sangat tidak wajar, membuat appanya naik darah.
"kau sudah gila Dae-ah!", teriak Wendy di ujung telponnya.
"Aku muak dengan paksaan perjodohan ini, rasaanya appaku membuat gila", sahut Dae-ah menyisir rambutnya kasar.
"Baiklah, akan ku pertimbangkan permintaanmu, aku akan bicara dengan mamaku, untuk membantumu bekerja di cabang Busan membantuku, tapi aku tak ingin kau berulah ya di butik mama ku!", jawab Wendy mengultimatum Dae-ah.
"Aku tau, kau bisa di andalkan Wendy-ah", jawab Dae-ah lemas memijit keningnya.
"Ah, aku butuh stress relieve ku, atau aku tidak akan bisa tidur sepanjang malam!", ia beranjak masuk ke walk in closetnya mengganti piyamanya dengan rok pendek hitamnya dan mengenakan jaket denim.Ia menyambar kunci mobilnya malam ini, kemudian tapi sesaat ia melihat kuncinya telah di raih terlebih dahulu.
"Appa!", pekik Dae-ah.
"Kau mau pergi malam pulang pagi lagi? Memulai kebiasaan burukmu lagi?", tanya appa nya mulai jegkel.
"Untuk apa appa datang kesini?", tanya Dae-ah malas.
"Dae-ah yaaaa, appa hanya punya kau satu-satunya di dunia ini. kemudian kita akan terus bersitegang seperti ini?", tanya appa nya mulai memohon.
"Geureso appa! Appa tau hal itu, kita hanya punya diri kita satu sama lain, lalu mengapa appa sangat sibuk menjodohkanku pada pria-pria yang tidak ku kenal? Appa ingin berpisah dengan ku dengan segera?", tanya Dae-ah.
"Appa tidak selamanya ada bersamamu! appa harus benar-benar pastikan siapa yang menemanimu!", jawab appanya.
"Tapi tidak dalam waktu dekat, lihatlah, aku bisa mengurus hidupku sendiri bahkan tanpa appa disini. Aku akan mencari pekerjaan yang ku mau appa. Kkeumanhaja, eum?", jawab Dae-ah mulai putus asa.
"Lalu kembalikan Bubblix kalau begitu", kata appanya mulai mendekat pada Dae-ah.
"Kenapa harus ke Bubblix? Aku sedang berusaha mencari perusahaan lain appa, percayalah padaku!", jawab Dae-ah mulai menitikkan airmatanya.
"Baiklah, appa akan mengatakan sesuatu padamu. Besok appa akan ke New York. Untuk waktu yang appa belum bisa pastikan kapan akan kembali, ku mohon jaga dirimu baik-baik, eum?!", terang appa nya yang kali ini kembali putus asa meninggalkan anak semata wayangnya sendirian lagi.
"Wae? New york? Aku akan ikut!", jawab Dae-ah posesif.
"Kau bisa saja ikut, tapi tidak akan ada gunanya disana, kau juga hanya sendirian bukan?", tanya appanya lagi membuat Dae-ah kembali memikirkan ulang keputusannya bahwa ia akan disana sendirian bahkan hampir tanpa siapa-siapa.
"Eum? Appa akan senang jika kau ikut, tapi appa tidak bisa menemanimu sepanjang hari. Kau tau perjalan bisnis tidak bisa di duga, pembangunan kali ini bukanlah hal yang biasa appa tangani di Korea. Appa tidak bisa janji akan selalu menemanimu. Akan lebih baik kau di korea bersama bibi ahn dan beberapa temanmu. Eum?", tanya Appa nya lagi.
"Kkeunde , appa kita akan berpisah seperti ini?", tanya Dae-ah.
"Baiklah kita akan pergi makan malam kali ini. Berdua.", jawab Appa nya kemudian di balas anggukan Dae-ah yang melunak.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE PLAN
RomansaPembatalan pertunangan apapun caranya. "Pernikahan? Jangan bicara omong kosong. Menjalin hubungan? Hah, itu hanya akan membuang waktuku. Berhentilah". Byun Dae-ah, 23. "Aku pun tidak sedang bicara omong kosong, akupun tidak mau membuang waktuku perc...