•||FID. 16||•

28 3 0
                                    

Vale kembali memasuki kelas dan semua nya juga kembali duduk di tempat nya masing masing layaknya murid dan guru, terlepas dari itu mereka memulai pemungutan suara.

Tak lama setelah itu, Vale meminta untuk semuanya mengumpulkan kertas suara mereka kepadanya ke depan.

"Enam..Tujuh..Siapa yang belum ngumpulin?!" tanya Vale setelah menghitung jumlah suara yang ada di depan nya.

Saat ini vote terbanyak di terima oleh Zweitson, anak itu kini sudah pasrah bila benar jika hari ini hari terakhir nya, jika tidak dan apapun itu, ia sudah berserah kepada Tuhan.

"Huftt, gapapa. Bentar lagi gue ketemu ortu gue, Doy" ujar Zweitson kepada Doyoung yang dari tadi menatapnya kasian.

"Tapi gue ga mau kehilangan lo, udah cukup temen temen kita kemarin yang pergi, jangan ada lagi" balas Doyoung.

Zweitson menoleh, "Percuma, Doy. Udah, gapapa." ucap Zweitson tersenyum.

9 orang telah memberikan suara untuk Zweitson yakni, Ni-ki, Sunoo, Jake, Heeseung, Fajri, Junkyu, Jaehyuk, Jeongwoo dan Jihoon.

"Hoon, lo milih Zweitson??" tanya Jay kepada Jihoon.

Tanpa melirik atau apapun, "Gue lagi badmood, jangan ganggu" jawab nya lalu melipat tangan nya di atas meja dan menaruh kepala nya di atas tangan nya sebagai alas.

"What The Hell mennn?!!! Lo kok ikut ikutan mereka sih, wahh udah di racuni lo" ucap Shandy heran.

"Bang, udah bang. Gapapa, gue udah serahin ini semua sama yang di atas, lo jangan khawatir" balas Zweitson.

Shandy melotot kearah Zweitson, "Maksud lo gue ga khawatir??" tanya Shandy tak habis pikir, pertanyaan nya itu pun tak di tanggapi oleh Zweitson.

Kini tersisa Shandy, Jay, Sunghoon, Asahi, Fenly, Doyoung, Yoshi dan Jungwon yang belum memilih atau pun mengumpulkan surat suara.

"Heh kalian! Cepetan pilih!" perintah Vale

Mereka saling menatap bingung, sampai akhirnya Sunghoon beranjak berdiri dan memberikan kertas suara nya kepada Vale.

Vale membuka kertas tersebut, "Okey, Sunghoon memilih Zweitson" ucap Vale.

Setelah Vale membaca kertas suara tersebut, Fenly dan kawan kawan nya menoleh ke arah Sunghoon.

"Maaf" itu saja yang di ucapkan Sunghoon.

Jungwon dan Doyoung saling menatap kembali sebelum akhirnya mereka berdua mengumpulkan kertas suara mereka kepada Vale.

Langsung saja Vale membuka surat tersebut, "Jungwon dan Doyoung memilih Zweitson" ucap Vale.

"Maafin gue, Son." ucap Doyoung.

Di sisi lain, kini Yoshi juga menyusul Jungwon dan Doyoung.

"Yoshi memilih Zweitson"

"Fen, ayo" kata Zweitson.

Fenly, Jay dan Asahi tidak ada pilihan lain selain menuruti perkataan nya Zweitson, ketiga nya kemudian mengumpulkan kertas suara mereka secara bersamaan.

"Fenly, Jay dan Asahi memilih Zweitson" ucap Vale.

Terakhir ada Shandy yang masih bingung dengan pilihan nya, mau pilih Zweitson taoi dia tak tega, tapi jika ia tidak memilih maka  mereka semua akan mati saat ini juga.

Shandy menarik dan menghela napas nya, sepertinya siswa itu sudah menentukan pilihan nya.

"Nihh" ucap Shandy memberikan kertas suara nya.

Vale membuka kertas suara itu, Vale sedikit terkejut dengan pilihan Shandy.

"Agak lain, tapi oke lah. Shandy memilih Heeseung" ucap Vale

FATE Is Determined. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang