•||FID.18||•

15 3 0
                                    

Saat ini jam menunjukkan 18.30 wib. Suasana di kelas tampak begitu ramai, ada Ni-ki dan Jake sedang bermain lempar bola. Di tambah sorakan dari teman teman nya yang begitu seru dan keras.

Beda cerita dengan Fenly cs yang merasa kebisingan dan terganggu karena suara mereka.

"Berisik banget anjirr" kata Shandy menutup kedua telinga nya.

"Bisa bisa gendang telinga gue ini rusak" balas Yoshi.

"Udah biarin aja, ohiya, udah ada yang nemu cara nya??" tanya Asahi.

Shandy dengan gagah nya berdiri. "Gue tau, sa-ewhhhh" ucap Shandy tiba tiba kesakitan.

Pasalnya, bola yang di lempar Ni-ki terlalu jauh dari ia berdiri dan jatuh menimpa kepala Shandy.

"Sorry, bang" ucap Ni-ki menghampiri Shandy dan mengambil bola nya.

Shandy masih memegang kepalanya, rasa nya seperti ada kupu kupu yang terbang mengelilingi kepalanya.

"Sakit banget kah, bang??" tanya Ni-ki

Shandy melotot ke arah Ni-ki. "Sakit cok, pake nanya lagi awhhh" jawab Shandy ngegas.

"Maap bang, im sorii" kata Ni-ki.

"Lagian lo pada juga sih, ngapain main kayak gini di kelas. Kena orang kan" cibir Shandy

"Yaelah, bang, kan gue udah minta maap" ucap Ni-ki

Di tengah pembicaraan Shandy dan Ni-ki, ada Sunghoon yang memasuki kelas. Dirinya menjadi sorotan karena dia orang terakhir yang masuk.

"Lahh, ga jadi bundir lo?" tanya Jay.

Yang lainnya menoleh ke arah Jay.

"Apa bang? Bundir? Astagaa, bang Sunghoon mau bundir?? Benerann??" tanya Jungwon tak percaya

"Lo gila apa gimana Park Sunghoon? Yang lain nya pengen idup, lo nya malah pengen metong" kata Yoshi heran.

"Berisik lu pada" sewot Sunghoon langsung duduk dan menatap ke depan, tanpa berbalik untuk menjawab pertanyaan dari teman teman nya.

"Alhamdulillah deh kalo lo ga jadi bunuh diri, ga nyusahin kita. Lo paham kan apa yang gue maksud tadi?" tanya Jay.

"Iya iya, mending lo diem deh" ucap Sunghoon ketus.

Jay mengangguk dan terkekeh, ia akhirnya berhasil mencegah Sunghoon.

"Bang Jay ngomong apa sama dia?" tanya Jungwon penasaran.

Jay menengok dan menatap Jungwon. "Engga, cuma omong omongan biasa" jawab Jay berbohong.

Tak lama setelah itu, pintu kelas terbuka dan sosok Vale muncul di sana. Ia berjalan ke depan.

"Kenapa natep gue kayak gitu?" tanya Vale.

"Bosen"

Vale berdecih kesal. "Padahal gue orang nya ga bosenin, tapi kok kalian bilang nya gitu sih?" kata Vale.

"Alay lu, udah cepetan di mulai. Keburu males gue" ujar Shandy kesal.

Vale terkekeh. "Malam ini jatahnya..." Vale berkontak mata dengan Yoshi. "Malam ini jatahnnya mafia yang kedua, kalian sembunyi se aman mungkin ya. Gue rasa, dia bakalan bunuh dua orang langsung" ucap Vale tersenyum smirk dan masih menatap Yoshi.

Di sisi lain, Yoshi yang merasa risih jika dia di tatap seperti itu, karena sama saja, ia akan cepat di curigai. Akhirnya, ia mengalihkan pandangan nya agar tak berkontak mata dengan Vale.

"Ni orang sengaja banget natep gue kayak gitu, pengen gue di curigai apa?" batin Yoshi kesal.

"Lo tu ya, cape cape kesini ke kelas cuma mau ngasih tau itu dan akhirnya balik lagi. Sia sia tau ga, dari pada kayak gitu, mending lo umumin aja kali. Lo kan setan, masa ga bisa pake sihir lo?" cerocos Jake.

FATE Is Determined. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang