•||FID. 17||•

13 3 0
                                    

Zweitson jatuh lemas dan tak sadarkan diri, tidak, lebih tepatnya tiada. Langkah Jay, Yoshi dan Shandy terhenti dan tak menyangka dengan apa yang mereka lihat tadi.

"Zwei?"

-🐭-

Semua nya sedang berkumpul di kelas 11, ya itu tempat dimana semua jasad teman teman nya.

Ada Fenly yang baru saja selesai menutup seluruh anggota tubuh Zweitson menggunakan kain putih.

Fenly menghela napas kemudian, ia beranjak berdiri.

"Zwei, gue ga nyangka lo beneran tinggalin gue" kata Doyoung sedih.

"Hasil vote temen sendiri, gila gila" celetuk Ni-ki.

Yoshi menatap Ni-ki sinis. "Maksud lo?" tanya Yoshi

"Maksud gue, lo yang temennya sendiri aja nge vote dia cuma gara gara permintaan nya, kalo gue sih mending nge vote yang lain" jawab Ni-ki

Yoshi ingin sekali memukul Ni-ki tapi sebelum itu terjadi, Asahi lebih dulu menahannya.

"Udah, Ki. Jangan mancing emosi mulu, elahh" kata Sunoo.

"Gue ga mancing emosi, Noo, yang gue omongin tu fakta" kata Ni-ki kemudian keluar dari kelas 11 lalu Sunoo menyusul.

Tanpa berkata apa apa, Fajri ikut keluar dari kelas disusul juga Jake dan Heeseung, juga Jihoon dan yang lainnya. Dan hanya menyisakan Jungwon, Doyoung, Sunghoon, Yoshi, Shandy, Fenly dan Asahi di ruangan.

Di sisi lain, Jungwon melihat raut wajah Doyoung yang sangat sedih. Jungwon dapat merasakan bagaimana kehilangan sosok teman untuk selamanya.

Doyoung, anak itu sudah kehilangan sosok ketua penanggung jawab di kamar asrama, dan sekarang anggota nya yakni Zweitson telah menyusul nya.

"Doy" kata Jungwon mengusap pelan pundak Doyoung dan menyemangati.

"Karena ini keputusan nya buat di pilih, jadi ini bukan salah kita. Kita cuma ngikutin perintah, kalian jangan terlalu sedih ya" ujar Sunghoon.

"Jumlah kita makin hari makin sedikit, gue ga yakin kita bisa keluar dari sini" kata Jay dengan nada pasrah.

"Bang Jay, kita bisa keluar dari sini. Kan lo sendiri yang bilang, kita pasti bisa" balas Jungwon.

Fenly merangkul Jay. "Feeling gue mengatakan, kita selamat. Gatau bener atau engga, tapi kita harus yakin kita bisa keluar dari sini, cuma butuh perjuangan aja" ucap Fenly diakhiri dengan senyuman nya.

"Guys" panggil Asahi.

"Kayaknya sekarang kita harus mulai cari cara buat ngusir gadis itu, gatau kenapa, gue rasa ini ada hubungan nya salah satu di antara kita." ujar Asahi panjang.

"Ada hubungan nya sama kita? Emang siapa?" tanya Shandy mengernyitkan dahinya.

Bukannya menjawab, Asahi kembali bertanya. "Kalian bertiga ingetkan, waktu kita pertama kali ketemu sama Vale?" tanya Asahi kepada Jay, Fenly dan Yoshi.

"Ohh itu, why?"

"Dia kek ada sesuatu sama lo, Jay. Dari teriakan nya, tatapan nya waktu itu ke lo" jawab Asahi menunjuk ke arah Jay.

FATE Is Determined. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang