05

331 16 0
                                    

Plakkk... Heru menampar pipi Riana.

"Puas kamu hah sudah bikin malu keluarga??" Ucap Heru penuh emosi. Sedari tadi ia sudah menahannya.

"Hah, saya tidak habis pikir, bisa-bisanya kamu berbuat hal menjijikkan seperti itu" Ucap Heru lagi.

Riana hanya terisak sambil bersimpuh didepan kaki papa nya.

"JAWAB RIANA!!" Bentak Heru penuh emosi

"R..riana minta maaf pa" Isak Riana.

Heru menggeleng tak habis pikir. Bisa-bisanya ia kecolongan. Padahal ia sudah menjaga anak perempuan nya itu dengan baik.

"Kenapa kamu lakuin itu Na?" Ucap Rima yang sudah ikut menangis. Apa yang harus ia katakan pada orang-orang jika pernikahan anaknya batal.

"M..maaf ma, Riana khilaf"

"Siapa laki-laki brengsek itu? Dimana dia sekarang??" Tanya Heru penuh intimidasi. Ia mencengkram pipi Riana dengan kuat.

"A..ku nggak tau pa" Jawab Riana susah payah.

"Bodoh!!" Heru menghempas Tubuh Riana ke lantai.

"Sekarang kamu keluar, cari pria bajingan itu sampai dapat. Atau jangan pernah injakkan kaki kerumah ini lagi" Usir Heru.

Riana menggeleng tak mau.

"KELUAR ANAK SIALAN" Teriak Heru.

Melihat Riana tak juga bergerak, dengan penuh emosi Heru menariknya keluar rumah.

"Mas..." Rima mencoba menahan Suaminya. Ia tau jika suaminya itu sudah marah bisa hilang kendali.

"Kamu diam!!" Bentak Heru pada Rima.

"Pergi kamu dari sini, sebelum bajingan itu dapat jangan kembali" Usir Heru.

"Pa, aku nggak mau hikss" Isak Riana.

"PERGI!!!" Teriak Heru.

Bahkan sekarang mereka sudah menjadi tontonan para tetangga, tapi Heru tak peduli. Bisik-bisik tetangga mulai terdengar, menanyakan apa yang sedang terjadi.

Alex yang sedang berkeliling di sekitar perumahan menatap kerumunan beberapa orang di depan salah satu rumah. Jika ia tak salah ingat, ia pernah singgah di depan rumah itu.

Karena penasaran Alex menghampiri beberapa orang yang sedang berkumpul itu, mana tau ia mendapat informasi.

"Kenapa itu Riana?" Tanya salah satu ibu-ibu

"Nggak tau" Jawab ibu yang lainnya.

Alex hanya memperhatikan apa yang terjadi. Ia melihat wanita yang tempo hari pernah membeli sayuran padanya sedang menangis di depan rumah, sepertinya wanita itu di marahi oleh ayahnya.

"Pergi kamu, saya tidak sudi melihat kamu lagi" Teriak Heru

"A..ampun pa" Ucap Riana.

"Duh, kasihan banget liat Riana" Ucap salah satu ibu-ibu.

"Iyaa ya, kasihan" Sahut yang lainnya.

Entah dapat dorongan dari mana, Alex maju kedepan mendekati Wanita yang sedang menangis di halaman rumah itu.

"Maaf Pak, ini ada apa?" Tanya Alex tanpa takut melihat wajah emosi Heru

"Kamu siapa hah? Ini bukan urusan kamu" Ucap Heru dengan ketus

"Pak, saran saya kalau ada masalah dibicarakan baik-baik. Jangan seperti ini, malu di lihat orang-orang" Ucap Alex mencoba menengahi

"Saya tidak peduli, anak ini emang sudah membuat saya malu, dia mencoreng nama baik saya" Ujar Heru masih emosi.

Setulus KasihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang