28

299 29 6
                                    

Happy Reading...

Riana melewati lorong-lorong kantor milik suaminya yang tampak sepi. Untung saja jam istirahat sudah habis, para karyawan sudah sibuk kembali bekerja. Jadi hanya beberapa karyawan yang terlihat berlalu lalang sambil membawa dokumen.

Tiba di lobby kantor, Riana kembali melewati resepsionis.

"Sudah mau pulang bu?" Tanya Dita, kali ini penuh hormat.

"Iya, saya mau pulang" Jawab Riana.

"Hati-hati dijalan bu" Pesan Dita ramah.

"Terimakasih Dita" Ucap Riana

Dita mengangguk sambil tersenyum. Riana meninggalkan lobby kantor, melangkah ke luar. Menunggu Taksi lewat.

Hampir sepuluh menit tapi tidak ada taksi yang lewat, padahal Riana sudah mencoba untuk menunggu di tepi jalan raya agar lebih mudah mendapatkan taksi, tapi ternyata sama saja.

"Duh mana sih" Gerutu Riana.

Ingin menelpon Alex tapi ia tidak memiliki ponsel, ingin kembali ke ruangan pria itu tapi lumayan jauh apalagi kalau jalan kaki. Akhirnya Riana memutuskan mencari ojek biasa atau angkot yang lewat.

Sedang asik memperhatikan jalan, Riana tak sadar sedari tadi sudah ada beberapa orang yang mengintainya.

Saat Riana lengah, Tiba-tiba ada yang menyergapnya dari belakang.

"Mppphhh" Riana meronta mencoba melepaskan diri, ia tak bisa teriak karena mulutnya ditutup oleh sesuatu.

Setelah beberapa saat tubuh Riana melemas, tidak sadarkan diri. Sepertinya sapu tangan yang menutup mulutnya sudah diberi obat bius.

"Ayo angkat dia" Perintah bos diantara tiga orang Pria yang menyergap Riana.

Mereka membawa tubuh Riana ke dalam mobil, sambil memperhatikan sekitar mereka memastikan keadaan aman.

Tak butuh waktu lama mobil tersebut menghilang di keramaian jalan raya.

🌸🌸🌸

Alex sedang membahas hasil rapat tadi pagi dengan Nicolas dan Bobi. Setelah Riana pulang, ia memanggil orang kepercayaannya itu ke ruangannya.

Entah hanya perasaan Alex atau bagaimana, tiba-tiba ia merasa gelisah. Apalagi tadi pagi sebelum berangkat kerja ia melihat seseorang yang tampak mencurigakan sepertinya sedang memperhatikan rumahnya. Karena Alex sedang buru-buru jadi ia tak menggubrisnya.

"Bos, you okey?" Tanya Nicolas. Ia melihat bos nya seperti memikirkan sesuatu

"Ah ya, I'm okey. Lanjutkan" Sahut Alex

"Saya sudah membacakan poin-poin kerjasama ini. Kalau bapak masih belum yakin, bapak bisa baca sendiri" Ujar Bobi.

"Baiklah, biar saya pelajari dulu kontrak kerjasama ini" Balas Alex.

"Ada lagi?" Tanya Alex.

"Tidak pak, itu saja" Jawab Nicolas

"Baiklah, kalau begitu cukup itu saja. Nanti kita bahas lagi" Alex mengakhiri diskusi mereka, ia juga sedang tidak fokus.

Nicolas dan Bobi kembali ke meja kerja mereka.

Alex menghela nafas pelan, ia mencari ponselnya untuk menelpon seseorang.

"Halo pak"

"Maaf bik, saya mau tanya. Riana sudah pulang ke rumah?" Tanya Alex. Ia menelpon bik Ati untuk memastikan keberadaan Riana.

"Belum pak, ibu belum ada di rumah" Jawab bik Ati.

"Kenapa pak?" Tanya Bik Ati.

"Tidak ada bi, nanti kalau Riana sudah pulang ke rumah tolong kabari saya ya bik" Pesan Alex.

Setulus KasihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang