ngidam

2.3K 200 13
                                    

"Bagaimana bisa??" Pekik nenek pooh terkaget-kaget

"Aku juga tidak mengerti nek, kemarin phi Pavel muntah muntah terus dan aku membawa dia ke rumah sakit untuk periksa, dan tidak terduga hasil pemeriksaannya menyatakan kalau phi Pavel sedang hamil 3 minggu, dia memiliki sel telur dan rahim, entahlah ini seperti sebuah keajaiban atau semacamnya aku juga tidak paham" Jelas pooh

"Nenek masih tidak percaya ini"

"Aku juga sama, masih tidak percaya nek"

"Kamu juga bandel, kenapa berhubungan badan dengan pavel? "

"Ya mana aku tau nek, kan kita sama-sama laki-laki , aku gak expect phi Pavel bakal hamil"

"Jadi, apa yang kamu mau lakukan sekarang? "

"Nah ini juga yang aku ingin tanya ke nenek, aku sudah cerita tadi sama Ming, dia bilang kalau aku harus menikahi phi Pavel, menurut nenek bagaimana?" Tanya pooh pada sang nenek

"Ya itu memang harus, bukan hanya menikahi kau juga harus menafkahi Pavel dan calon anakmu, bagaimanapun kamu yang berperan sebagai kepala keluarga saat ini" Nasehat nenek pooh

"Tapi_ nenek tau kan aku masih kuliah, bagaimana aku membagi waktu untuk itu, lagipula pekerjaan apa yang harus aku ambil? ,biaya hidup phi Pavel juga sepertinya cukup besar"

"Makanya kalau berbuat seperti itu kamu harus pakai pengaman dong, lihat sekarang siapa yang repot? Tapi baguslah aku akan mendapatkan cicit, aku pikir hanya berhenti di cucu saja" Nenek pooh tersenyum penuh makna

"Nekkk_ aku butuh solusi" Protes pooh pada neneknya yang tidak memperhatikan nya dari tadi

"Mungkin kamu harus putus kuliah pooh, memang sulit untuk bekerja paruh waktu seperti itu" Nenek pooh menggenggam tangan cucunya itu

"Aku juga berpikir demikian sebelumnya, tapi bagaimana dengan nenek? Bukankah impian nenek ingin aku lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang bagus? "

"Ya, awalnya nenek juga ingin seperti itu, tapi apa boleh buat, sekarang ada seseorang yang harus kamu hidupi, sekarang tujuan nenek hanya ingin melihat cicit nenek sebelum ajal menjemput, bagaimanapun usiaku sudah tidak akan lama lagi"

"Nenek jangan ngomong seperti itu"

"Oh iya, sebelum kamu memutuskan untuk putus kuliah, ada baiknya kamu bertanya dulu pada Pavel tentang hal itu"

"Baik nek"

"Aku ingin bermain dan menggendong cicit ku, Kamu harus berjanji untuk selalu menjaga Pavel dan calon cicit nenek ya, dan kamu harus banyak bersabar biasanya orang yang sedang hamil mood nya mudah rusak dan berubah-ubah,jadi kamu harus selalu sabar menghadapi Pavel yaa" Nasehat nenek pooh, sedangkan orang yang mendengarkan hanya mengangguk tanda mengiyakan
...
...
...
"Kamu dari mana? Kok baru pulang? " Tanya Pavel saat melihat pooh baru tiba di rumah saat sore hari

"Umm aku ada kelas tambahan tadi"
Maafkan aku ya Tuhan, karena sudah bohong.

"Yang bener? Tidak bohong kan? " Pavel menyipitkan matanya.

"Tidak dong, kamu sudah makan? " Tanya pooh mengalihkan perhatian

"Belum"

"Mau makan apa biar aku masakkan"

"Tidak perlu aku sudah order makanan tadi, ah itu kayaknya sudah sampai" Tutur Pavel saat mendengar suara bel pintu.

"Baiklah"

"Kamu mandi dulu gihh, habis mandi baru kita makan" Pinta Pavel

"Oke sayang" Pooh mencium pipi Pavel dengan cepat dan berlari menuju kamar untuk mandi.
...
...
...
Malam ini Pavel sangat lengket dengan anjing besarnya, sedikitpun ia tidak mau melepaskan pelukannya dari pacar besarnya itu

"Ada apa ini tumben sekali? " Tanya pooh heran sambil mengelus lembut rambut Pavel

"Kenapa menangnya tidak boleh? " Pavel yang sedari tadi meletakkan kepalanya di dada bidang pacarnya itu mengangkat kepalanya.

"Tentu saja boleh" Pooh tersenyum perlahan ia mengulurkan tangan dan mengelus lembut perut Pavel.

"Ada apa? " Pekik Pavel yang kaget karena tiba-tiba saja pooh menyentuh perutnya.

"Tidak ada, aku cuma masih tidak menyangka di dalam sini ada calon anak kita" Ucapnya sambil tersenyum, Pavel pun membalas senyuman pooh dan menyentuh tangan pooh.

"Iya, aku juga masih tidak percaya, pooh" Panggil Pavel

"Hmm?? "

" Aku ingin makan permen kapas" Ucap Pavel sambil memainkan baju pooh

"Hah?? Permen kapas? " Tanya pooh terkejut

"Iya naa~~" Bujuk nya dengan nada manja

"Besok saja ya, ini sudah malam" Pooh menunjuk jam Bakker yang menunjukkan sudah pukul 23:45 malam

"Tidak, aku maunya sekarang" Protes Pavel kesal

"Tapi siapa yang jual permen kapas di tengah malam seperti ini? " Ekspresi frustasi terpancar dari wajah pooh

"Aku tidak tau, dan tidak mau tau, pergilah, cari permen kapasnya, kamu tau katanya kalau ada orang hamil yang tidak di turuti keinginannya, nanti akan berdampak pada bayi yang sedang di kandung" Ancam Pavel pada pacar besarnya itu

"Benarkah" Tanya pooh tidak yakin

"Lah aku serius, nih lihat kalau tidak percaya" Pavel menunjukkan hasil pencariannya tentang kebenaran ucapannya itu di Google

"Tapi siapa yang jual permen kapas tengah malam seperti ini? , besok saja ya kita beli 10 atau sama mesinnya saja Oke? " Ucap pooh yang masih berusaha untuk membujuk

"Tidak mau, aku maunya sekarang, tidak mau tau pokoknya sekarang!! " Dengus pavel

"Huhh baiklah, astaga untung sayang" Pooh menarik nafas panjang sebelum akhirnya mengiyakan permintaan Pavel

"Jadi terpaksa nih? " Pavel menyipitkan matanya

"Tidak-tidak, tentu saja tidak, ini semua kan juga demi anak kita" Ucap pooh dengan senyum karir

Dengan terpaksa akhirnya pooh pergi untuk mencari dan membeli permen kapas pesanan pacar besarnya yang manja dan keras kepala itu.

Setelah mencari 2 jam lamanya akhirnya pooh menemukan pedagang yang menjual permen kapas di sebuah pasar malam di alun-alun kota bangkok.dengan cepat ia membeli 10 buah permen kapas dan bergegas pulang.
...
...
...
"Phi, ini permen kapasnya" Pooh berteriak saat telah sampai di ruang tengah, karena tidak ada jawaban akhirnya pooh berjalan menuju kamar. Sesampainya di sana ia melihat bahwa kini Pavel sudah tertidur.

"Phi ini permen kapasmu" Bisik pooh lembut berusaha membangunkan Pavel

"Hmm?? " Tanya Pavel sadar tidak sadar

"Ini permen kapas nya, sudah aku beli" Ucap pooh kembali

"Aku sudah tidak ingin, kamu makan saja, aku ingin tidur" Alih-alih mengambil permen kapas pesanannya, Pavel malah menarik selimut dan kembali tertidur.

"Apa?? Tadi katanya ingin permen kapas, ini sudah aku belikan, ayo di makan" Protes pooh

"Aku tidak ingin lagi, makanlah, oohh berhenti berisik aku ngantuk ingin tidur, syuhh syuhh sana" Usir Pavel.

"Astagaaaaaaa" pooh menghembuskan nafas berat, menahan emosi dan kesal di dadanya sebelum akhirnya ia memutuskan untuk membiarkan Pavel tertidur, dan dengan terpaksa ia harus menghabiskan 10 bungkus permen kapas itu.

BERSAMBUNG

Hari ini bakal up 2 chapter satunya ntar tengah malam

Choose Your Boy|TinNaret|PoohPavel🐶🐱|18+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang