ada aku

2.9K 152 5
                                    

Suasana sekitar cukup sepi karena Pavel memarkirkan mobilnya cukup jauh dari kerumunan orang di tambah lagi kawasan itu cukup gelap hingga tidak akan ada orang yang akan melewati tempat itu.

"Kita akan melakukannya di sini" Tanya pria yang di seret ke mobil itu.

"Ya, kenapa apa kau memerlukan tempat yang nyaman untuk sex?? " Tanya Pavel sedikit kesal

"Ahh tidak, aku tidak masalah" Jawabannya terdengar sedikit gemetar

"Jadi? Apa lagi yang kau tunggu? Cepat lakukan apa yang ingin kau lakukan, aku tidak punya banyak waktu"

tubuhnya bagus, semoga saja barangnya juga bagus.

Pria yang mendapat intruksi itu langsung membuka kancing kemejanya. Dan mendekatkan wajahnya ke wajah Pavel. Dengan perlahan ia mencium dan menjilati bibir Pavel, namun masih terasa sangat kaku. Pavel mencoba membuka sedikit mulutnya, namun saat lidah pria itu bersahutan, Pavel langsung mengerutkan keningnya

Rasa rokok, ughh ini bau, tidak ada rasa manis seperti yang beberapa hari lalu aku rasakan.

"Cukup, hentikan, tidak perlu berciuman lagi, langsung saja, mulutmu bau rokok" Dengus Pavel semakin kesal karena pria itu terus menciumnya.

" Apakah tercium sangat jelas? Aku minta maaf, padahal aku sudah minum air, aku tidak tahu kalau masih berasa " Ucapnya menyesal.

"Tidak apa-apa, tapi cepat selesaikan ini" Pavel menarik tuas samping kursi , sehingga kursi mobil jadi rata, dan itu akan mempermudah mereka untuk aksi selanjutnya"Ini gunakan ini" Pavel memberikan sebotol gel pelumas. "Kau membawa kondom kan? " Tanyanya mengernyitkan mata.

"Ya aku bawa" Jawab pria itu cepat.

"Oke, lakukanlah" Pavel menuntup matanya, ketika pria berwajah jepang itu mengangkat kakinya.

"Ah" Desah pria itu saat miliknya berhasil masuk kedalam lubang milik orang yang sangat populer itu. Namun orang yang berada di lain sisi tidak bergeming.

Shiaa ternyata hanya badannya saja yang besar tapi penisnya kecil sekali, ini tidak terasa enak, tidak sesuai dengan keinginanku, aku tidak Puas

" Punya mu sangat luar biasa phi ahhh,ini sangat nikmat" Desahan lebih kuat terlontar dari mulut pria jepang itu, saat kejantanannya ia keluar masukan dengan cepat ke lubang kenikmatan idolanya itu "Aku adalah penggemarmu, aku ingin melakukan ini lebih sering denganmu"

Semakin banyak pria itu berbicara emosi Pavel pun semakin memuncak, ia sudah cukup kesal dengan ukuran penis pria di atasnya, di tambah lagi dia sangat berisik

"CUKUP, HENTIKAN" Pavel dengan kuat mendorong pria yang sedang semangat-semangat nya itu hingga tersentak ke dinding mobil.

"Kenapa phi? , apakah sakit, apa kau merasa tidak nyaman? " Tanyanya dengan rasa kaget dan bingung secara bersamaan

"Persetan dengan sakit, pergilah, kau tidak bisa memuaskanku" Pavel membuka pintu mobil dan mendorong pria itu keluar dengan tubuh acak-acakan.

"Tunggu heyy phii apa masalahnya??" Pria itu menggedor kaca jendela mobil Pavel.

Sedangkan di dalam Pavel membenahi celananya dan langsung tancap gas tanpa memperdulikan pria malang yang ia tinggalkan di tengah-tengah permainan itu.

"Shiaaa parfum nya bau, dan sekarang melekat di tubuhku, aku harus cepat mandi" Ocehnya di sepanjang jalan pulang.

...
...
...
Hari ini cuacanya cukup bagus, matahari bersinar dengan cerah, menjadi pertanda awal hari yang baik bagi sebagian orang.

"Hay Ming" Ucap pria muda kepada temannya yang sedang fokus dengan beberapa buku di atas mejanya

"Aii pooh" Jawabnya kesal

"Haha maaf, jangan marah-marah dong nanti cantiknya hilang" Ucap pooh sambil mencolek hidung wanita bernama Ming itu.

"Huhh, ini tugasmu" Ia sejenak menghela nafas dan memberikan buku tugas kepada pooh.

"Waaahh, terimakasih banyak sahabatku mingg yang cantik imut dan pintar dan baik hati"

"Sudah diam, aku muak mendengarnya" Jawab wanita itu sambil memutarkan matanya.

"Hehe, andai saja kau sedikit lebih cantik, aku pasti mau menjadi pacarmu" Pooh merangkul Ming.

"Idihhh amit-amit deh punya pacar,modelan kamu, pemalas, bodoh, iyuhhh" Ejek Ming sambil melepaskan rangkulan nya

"Ohooo jahat sekali kuceppp" Pooh memegangi dadanya agar terlihat lebih mendalami acting nya.

"Pooh, kau mau aku pukul?? " Ancamnya sambil menodongkan penggaris ke arah pooh.

"Oke, Oke aku kalah, tapi bagaimana pun thanks ya untuk tugasnya, tidak tahu deh kalau tidak ada kamu, bagaimana hidupku"

"Sudahlah, lagian sudah sering, bukan kali ini saja". Jawab Ming santai sambil terus fokus kepada buku di hadapannya, mulutnya komat-kamit melafalkan rumus.

" Oh ia Ming, aku mau mengunjungi nenek pulang kuliah nanti, kau mau ikut ? " Tanya pooh

"Ya, aku ikut sudah lama aku gak ketemu nenek"
..
..
..
"Pooh kamu duluan aja deh ya, aku kebelet pipis nih" Ujar Ming yang langsung pergi berlari meninggalkan pooh bahkan sebelum menerima jawaban

"Oke" Pooh menggelengkan kepala, dan bergegas pergi ke bangsal tempat neneknya berada.

"Nenekkk" Ucap pooh sambil meletakkan keranjang buah di atas meja

"Pooh, kamu datang" Ucap sang nene dengan nada parau, terlihat ia masih terbaring di ranjang

"Iyaa, kan sudah aku bilang aku akan datang mengunjungi nenek seminggu sekali, bagaimana kondisi nenek saat ini? Sepertinya nenek kelihatan banyak kehilangan berat badan" Pooh mendekat dan mengelus rambut wanita tua itu.

"Nenek baik, kayaknya sudah biasa pulang, pooh ayo kita pulang saja, rawat inap seperti ini, biayanya mahal"

"Nenk, tidak perduli seberapa mahal kalau itu demi kebaikan nene tidak masalah kan" Ucap pooh sambil menggenggam tangan keriput ber infus orang yang paling ia sayangi itu

"Tapi kuliahmu akan terganggu, bagaimana kamu bisa terus terusan membagi waktu kuliahmu dengan bekerja paruh waktu, itu sangat melelahkan bukan? "

"Sudah nenek tenang saja, soal kuliah aku kan punya Ming yang selalu membantuku d__"

"Betul tuh nek, nenek tenang saja kan ada aku" Ming yang baru saja datang langsung menyambar ucapan pooh.

"Ahh Ming, kamu terlalu memanjakan pooh, nanti dia malah jadi ketergantungan sama kamu"

"Tidak apa-apa nek, aku tau akan sulit membagi waktu antara belajar dan bekerja, aku tidak bisa membantu nenek dalam bentuk finansial jadi aku mencoba membantu dengan cara meringankan tugas-tugas kuliah pooh, dan nenek tenang saja, aku tidak mengerjakan semuanya kok, ada beberapa tugas yang pooh kerjakan sendiri, sekarang nenek jangan terlalu banyak berfikir, nenek harus fokus dengan kesehatan nenek saja mulai sekarang, untuk urusan anak anjing nakal ini Serahkan padaku" Ucap Ming meyakinkan

"Terimakasih Ming, kamu anak pintar dan cantik, apa jadinya pooh jika tidak memiliki teman seperti kamu"

"Ah nenek ini melebih lebihkan" Pooh mengerucutkan bibirnya.

"Haha sudahlah, nenek mau apel? Aku iriskan ya? " Ucap Ming sambil mengambil sebuah apel dan pisau.

BERSAMBUNG

Choose Your Boy|TinNaret|PoohPavel🐶🐱|18+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang