Hari-hari berlalu kedekatan pooh dan Pavel terasa semakin baik hari demi harinya, Pavel merasa sangat bahagia dengan kehadiran pooh yang sangat perhatian dan selalu menjaganya. Pavel juga mengenalkan pooh kepada beberapa teman dekatnya, membawa pooh ke lintasan dan juga tempat gym favoritnya. Pavel menjadi lebih dekat dengan nenek pooh karena ia sering mengunjungi di rumah sakit. Tapi ya hubungan mereka masih belum ada peningkatan, Pavel masih belum mengizinkan pooh untuk menjadi pacarnya. Butuh sedikit waktu lagi untuk itu.
...
...
...
"Pooh, biar aku antar ke kampus ya" Ucap Pavel sambil memakan sarapannya."Tidak usah, aku akan naik bus saja" Tolak pooh
"Ayolah, aku juga mau ke kantor, arah nya juga sama" Bujuk Pavel
"Baiklah kalau begitu"
Akhirnya hari ini Pavel mengantarkan pooh ke kampusnya, semua mata tertuju pada mobil mewah yang di gunakan Pavel. Pooh yang melihatnya menghela napas pelan.
"Ini nih yang aku tidak mau, semua orang sekarang memperhatikan kita" Ucap pooh lirih
"Kenapa? Apa kau malu berjalan bersamaku? " Ucap Pavel dengan nada yang tidak enak di dengar
"Tentu saja tidak, malah sebaliknya aku takut kau merasa nyaman dengan ini" Ucap pooh menjelaskan.
"Tidak, aku sudah terbiasa menjadi pusat perhatian orang lain"
"Ya sudahlah, aku pergi dulu ya" Pooh membuka mobil Pavel dan keluar.
"Oke hati-hati"
"Phi" Panggil pooh, Pavel yang sedang menghadap belakang seketika menoleh ke arah pooh dan
'Cupp' pooh memajukan dirinya dan mencium bibir Pavel dengan cepat.
"Sampai jumpa di rumah" Pooh berlari meninggalkan Pavel yang masih terpaku di tempat.
Anak itu mencium ku di hadapan orang banyak tanpa malu sedikitpun apa urat malunya sudah putus ?
Pavel tersenyum sambil memegangi pipinya yang kini merona.
Terlihat seseorang dari kejauhan melihat adegan itu dengan tatapan tidak suka yang teramat sangat.
"Halo pendek" Pooh mengacak-acak rambut Ming yang sudah duduk rapih di kursinya.
"Sialan pooh" Protes Ming membenahi rambut nya yang kini sedikit kusut
"Galak banget astaga, jangan galak-galak dong nanti tidak ada yang mau denganmu"
"Tidak apa-apa kan ada kamu"
"Idih aku juga tidak tertarik pada wanita galak sepertimu wlekkk" Pooh menjulurkan lidahnya. Ekspresi kurang senang terlihat dari wajah Ming yang membuat pooh sedikit tidak enak dan canggung.
Dia kenapa apa aku terlalu berlebihan?
Jam pun sudah berakhir, Pavel sudah menghubungi pooh dan akan menjemput seusai kelas.
"Pooh" Ming memanggil pooh yang sedang berjalan hendak pulang
"Ya? " Pooh menoleh.
"Ayo ikut aku, ada yang perlu aku bicarakan" Ming dengan cepat menarik tangan pooh menuju suatu tempat.
Disisi lain Pavel yang telah tiba di kampus pooh terlihat mengagumi bangunan kampus yang sudah sangat bagus dan mewah.
"Sialan kenapa kampus ini terlihat lebih bagus saat aku sudah lulus" Gerutunya kesal, ternyata kampus pooh merupakan kampusnya dulu.
"Anak itu lama sekali sih" Pavel yang bosan menunggu akhirnya memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan memilih untuk melihat-lihat perkembangan kampus lamanya itu.
Disisi pooh, Ming menarik tangan pooh menuju sebuah tempat di belakang kampus, tempat itu cukup sepi dan tidak ada orang yang sering berlalu lalang di situ.
"Ada apa sih Ming, kenapa membawaku di sini"
"Siapa pria itu pooh? " Tanya Ming tiba-tiba
"Pria? " Pooh mengerutkan keningnya bingung
"Ya pria yang pernah kau bawa menemui nenek waktu itu"
"Ooh phi Pavel, diaa umm dia kan bos ku"
"Jangan berbohong pooh, aku tau dia bukan bos mu kan? "
"Shh, oke aku akan jujur dia memang bukan bos ku, dia pelanggan ku"
"Hah? Pelanggan? Tanya Ming bingung
" Ya, aku sebenarnya tidak berkerja paruh waktu, aku bekerja sebagai pria pemuas "
"Apa? Kenapa aku tidak tahu ini"
"Aku rasa Ini hal yang cukup memalukan untuk aku ceritakan, jadi aku memutuskan untuk merahasiakannya saja"
"Jadi pria itu pelanggan mu, pelanggan macam apa yang di ajak menemui neneknya di rumah sakit? "
"Ya awalnya dia adalah pelanggan ku, tapi lama kelamaan aku jatuh hati padanya, ya aku menyukai phi pavel"
Ming terdiam dan tidak menyangka apa yang baru saja ia dengar
"Pooh? Kamu? Kamu menyukai seorang pria? " Ucap Ming tidak percaya
"Ya kenapa? Apa ada yang salah dengan itu? " Tanya pooh bingung dengan reaksi sahabatnya itu.
"Tapi dia laki-laki pooh!! "
"Apa yang salah jika dia laki-laki Ming? Negara kita saja sudah melegalkan itu, jadi dimana masalah nya? Kau orang yang paling dekat denganku harusnya kau mengerti aku lebih baik dari siapapun"
" Jauhi dia demi aku pooh" Pinta Ming menggenggam tangan pooh.
"Kenapa? "
"Karena aku tidak menyukai nya, sebenarnya tak perduli mau dia laki-laki atau perempuan aku akan tetap tidak menyukainya"
"Tapi kenapa Ming? , kenapa? " Pooh masih berusaha mencari jawaban kenapa Ming tidak menyukai Pavel.
"KARENA AKU MENYUKAIMU POOH" Ming berteriak yang seketika membuat pooh terdiam dan terpaku.
"Apa? " Pooh masih tidak mengerti apa ucapan Ming barusan, ia berharap bahwa semua itu hanya salah dengar.
"Ya aku menyukai mu pooh, sudah sejak lama, tidakkah kau melihat nya? Kenapa kau lebih melihat dan memilih orang lain, sedangkan orang yang selalu bersamamu tidak pernah kau lihat sama sekali?, aku selalu melakukan segalanya yang bisa membuatmu senang dan bahagia berharap suatu saat nanti kau bisa melihat cinta ku padamu, tapi apa semua ini? " Ming memukul pelan dada pooh dengan mata yang berlinang
"Ming, cukup jangan katakan itu, aku mohon, aku menyukai mu tapi hanya sebatas teman Ming, aku sudah menganggap kamu sebagai adikku sendiri, tolong jangan katakan itu Ming aku mohon" Pooh memegang bahu Ming dengan erat. "Aku tidak bisa menganggap kamu lebih dari ini Ming, aku tidak bisa, maafkan aku"
"Tidak bisakah kamu membuka hatimu untuk ku pooh? "
"Tidak bisa Ming, aku mencintai Pavel, hanya dia, tolonglah aku tidak bisa mencintaimu Ming, ayo lupakan semua ini anggap ini tidak pernah terjadi dan kembali berteman baik seperti dulu"
"Cium aku" Ucap Ming menatap pooh
"Hah? "
"Cium aku pooh sekali saja, untuk yang pertama dan terakhir kalinya, agar aku bisa melupakan semua ini, setelah ini aku berjanji untuk melupakan semuanya, dan merelakan kamu bersama orang yang kamu cintai, aku ingin kamu bahagia, maafkan aku karena memiliki perasaan lebih kepadamu , aku mohon pooh sekali saja "Dengan ragu pooh mendekatkan dirinya ke arah Ming dan menciumnya.
Tanpa mereka sadari ternyata Pavel menyaksikan itu semua dari kejauhan. Saat ini ia seperti orang yang tersambar petir di tengah hari yang cerah, Air mata mengalir dari matanya yang merah, tangganya mengepal dengan erat, dadanya terasa sakit dan terbakar, dengan cepat ia menyeka air mata yang mengalir di pipinya dan berlari pergi.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Your Boy|TinNaret|PoohPavel🐶🐱|18+ [END]
Gizem / Gerilim(END) Semalam yang membekas di ingatan😋 #POOHPAVEL ONLY OKE💋