bekerja lebih keras

2.8K 173 4
                                    

Setelah beberapa saat seorang perawat datang membawa nampan makanan berisi bubur segelas air dan juga beberapa tablet obat.

"Ini waktunya minum obat" Ucap sang perawat.

"Berikan padaku sus, biar aku yang menyuapi nenek ku" Ucap pooh merentangkan tangan.

"Pooh, dokter memanggilmu, ada sesuatu hal yang ingin dia bicarakan" Ucap sang suster.

"Hah?? Ada apa ya sus? "

"Sudahlah pooh pergi saja, siapa tau dokter mau memberi tahumu kalau kondisi nenek sudah membaik, dan mungkin dalam waktu dekat sudah bisa pulang, biar aku saja yang menyuapi nenek" Ucap Ming kepada pooh yang tampak sedikit panik

"Baiklah, aku pergi sebentar menemui dokter nek"
..
..
"Permisi dok"

"Ooh, pooh silakan duduk"

Pooh duduk, ia sedikit gusar melihat ekspresi dokter yang kurang enak di lihat

"Ada apa ya dok" Tanya pooh tak kuasa menahan penasaran di dalam otaknya

"Jadi begini pooh, langsung saja ya saya mau memberi tahu mu kalau penyakit leukimia yang di derita oleh nenekmu kini sudah semakin parah, menurut hasil pemeriksaan, nenekmu sudah memasuki stadium 3 akhir hampir mendekati stadium 4 yaitu stadium akhir"

"Apaa?? Bukankah selama ini nenek sudah di rawat inap disini kenapa tidak kunjung sembuh? " Tanya pooh dengan berkaca-kaca

"Iya, benar tapi nenekmu hanya rawat inap biasa, tidak ada tindakan medis lanjutan yg benar-benar fokus terhadap leukimia yang di idap nya, ditambah faktor usia nenekmu mempercepat penyebaran virus penyebab kanker"

"Jadi apa yang harus dilakukan sekarang dok, apapun itu tolong lakukan untuk nenekku" Pooh memohon "tolong dok"

"Ada beberapa metode yang dapat di lakukan untuk upaya menyembuhkan nenekmu melalui media terapi dan cuci darah secara rutin, namun kemungkinan untuk sembuh secara total itu sangat rendah" Ujar Dokter menjelaskan

"Lakukan apapun dok, untuk nenekku lakukan "

"Tapi pooh biaya yang di keluarkan untuk metode ini cukup tinggi" Ucap dokter itu dengan suara rendah.

"Jangan pikirkan biayanya dok, berapapun akan aku bayar asal nenekku bisa sembuh" Tutur pooh penuh tekad

"Baiklah,karena ini baru stadium 3 , kemoterapi dan cuci darah dilakukan seminggu sekali, aku akan buatkan jadwalnya, nanti akan kuberikan padamu"

"Baik dok, lakukanlah yg terbaik"
..
..
Dengan lemas pooh menggeret kakinya kembali ke ruangan sang nenek

"Aku harus bekerja lebih keras lagi, ini semua demi nenek" Pooh mengepalkan tangannya untuk memberikan semangat pada dirinya sendiri.

"Pooh, bagaimana? Apa yang di katakan oleh dokter? " Tanya sang nenek saat melihat cucunya yang telah tiba.

"Tidak ada kok, dokter hanya ingin sedikit berbincang tentang perkembangan kesehatan nenek" Jawab pooh tersenyum masam

"Pooh?? " Tanya nenek kembali dengan nada lembut penuh makna.

Ming yang melihat ada sesuatu yang harus di bicarakan antara mereka berdua, memutuskan untuk pergi keluar dan memberi ruang privasi untuk mereka berbincang.

"Katakan yang sejujurnya pooh ada apa? " Wanita tua itu menggenggam tangan sang cucu, sementara pooh hanya bisa tertunduk dan tidak berani untuk menatap wajah neneknya sama sekali. "Sayangg" Ucap sang nenek lembut.

Dengan mata yang berair akhirnya pooh memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya.

"Dokter bilang, nenek harus menjalani kemoterapi dan cuci darah tiap minggunya agar bisa cepat sembuh" Ucap pooh lirih

"Cuci darah dan kemoterapi?, lupakan ini semua dan ayo pulang saja pooh,pengobatan itu akan sangat mahal, nenek akan istirahat saja di rumah, itu akan baik-baik saja" Wanita itu menggenggam tangan pooh lebih erat

"Nek, ini semua demi nenek, jangan pedulikan soal biayanya aku bisa mencarinya"

"Tidak pooh, kamu harus fokus saja dengan kuliahmu, biarkan saja nenek, lagipula nenek sudah tua, kematian bukan hal yang menakutkan lagi untukku"

"Dan bagaimana denganku nek? Apa jadinya aku tanpa nenek? Apakah nenek sudah tidak menyayangiku lagi? Aku tidak punya siapapun lagi fi dunia ini selain dirimu nek" Pooh meraih tangan wanita tua itu dan menciumnya dengan lembut, air mata mengalir begitu saja dari kelopak matanya.

"Jangan katakan itu pooh, orang yang paling nenek sayangi di dunia ini adalah kamu, bahkan nenek lebih menyayangimu lebih dari diri nenek sendiri "

"Kalau begitu biarkan aku merawat nenek sebaik mungkin,naaa? Aku mohon, aku jamin 100% kuliahku tidak akan terganggu sama sekali" Pooh mengangkat tangannya 'bersumpah'

'Baiklah, lakukan apapun yang kamu mau, asal itu jangan membuat kuliahmu terganggu, sejujurnya nenek tak ingin merepotkan mu"

"Tidak apa nek" Pooh mendekat dan mengecup lembut kening wanita tua itu.

Aku harus bekerja lebih keras lagi, mungkin dengan menjadi lelaki penghibur saja itu tidak cukup,aku harus mencari pekerjaan tambahan.
...
...
...
"Ahhh, emmhh" Pavel memejamkan matanya dan mencoba untuk meresapi setiap tusukan dari vibrator yang biasa ia pakai "Shiaaa eyyyy ini tidak berhasil, biasanya ini baik-baik saja tapi setelah hari itu ini tidak berguna sama sekali" Dengan keras ia melemparkan vibrator miliknya ke lantai "aku menginginkan yang seperti itu lagi, aku ingin miliknya, aku ingin merasakan puas seperti saat itu lagi" Pavel menghela nafas panjang dan merentangkan tubuhnya di atas sofa.

Selama beberapa hari ini Pavel terlihat sangat tidak baik, karena hasratnya yang tidak kunjung tercapai,ia menjadi lebih sensitif, bahkan hal kecil saja dapat membuatnya sangat marah, tidak segan-segan ia memukul atau menghajar orang yang ia rasa itu mengganggu walaupun terkadang mereka tidak melakukan kesalahan apapun, anak anjing itu hampir membuat Pavel gila, walaupun Pavel sudah mencoba banyak pria yang untuk melupakan anak anjing itu, bahkan alat pemuas yang biasa ia gunakan untuk masturbasi semuanya sia-sia, ia tidak dapat mencapai kepuasan yang sama seperti saat bersama pria konyol itu, bahkan Pavel sudah mencari anak itu di berbagai aplikasi kencan dan aplikasi serupa namun tidak kunjung mendapatkan nya.
...
...
...
"Pavel berhentilah uring-uringan seperti ini, kau terlihat seperti ABG yang sedang jatuh cinta namun di ghostin" Ledek joong

"Hentikan omong kosongmu joong" Pavel menatap joong dengan tajam,sangat tajam bahkan mungkin itu dapat menembus matanya.

"Ohooo oke-oke aku berhenti" Joong mengangkat kedua tangannya menyerah " Mungkin aku harus meninggalkanmu sendiri " Joong berjalan pergi meninggalkan Pavel yang terlihat seperti ular Cobra yang akan mematuk siapa saja yang mencoba mengganggunya.

Pavel menenggak bir di tangannya, sebelum telinganya tertuju pada suara orang yang menurutnya tidak asing.

"Haruskah kita pergi sekarang? "

"Tentu"

Pavel memutarkan kepalanya untuk mencari sumber suara itu, ia menyipitkan mata untuk lebih memastikan pengelihatan nya bahwa apa yang di lihatnya memanglah benar.

"Benar, itu benar-benar anak anjing waktu itu"

BERSAMBUNG

Choose Your Boy|TinNaret|PoohPavel🐶🐱|18+ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang