1. Just Breathe

2.8K 198 20
                                    

Berdiri di halaman mansion yang luas, sosok gadis remaja cantik, dengan rambut blonde sebahu di sertai sebuah poni tipis di keningnya. Dengan tatapan datar diam-diam mengamati sekeliling.

Mengencangkan pegangan pada kopernya, dia menghela nafas dalamnya."Semuanya masih tetap sama, tapi tidak denganku..."

Diakhir katanya, perlahan gadis tersebut melangkahkan kakinya ke depan dan mulai berjalan menuju pintu utama mansion.

Dengan sedikit ragu dia mengulurkan tangannya, sebelum akhirnya menekan bel rumah.

Tet!!

Tet!!

Tak berselang lama, pintu utama di depannya segera terbuka.

Cklek!!

"Maaf, ada yang perlu saya bantu, Nona?"

Seorang wanita setengah baya dengan pakaian maid yang membuka pintu, diam-diam memindai penampilan gadis dengan pakaian sederhana di depannya ke atas dan ke bawah.

"Aku.....Chiquita."masih dengan ekspresi datar, Chiquita berkata.

Mendengar nama itu, sontak sang maid terlonjak kaget. Buru-buru maid itu membungkuk beberapa kali.

"Maafkan saya, Nona. Sekali lagi maafkan saya."

Jujur, sebenarnya dia adalah maid yang baru bekerja disini selama tiga tahun. Namun, Nyonya besarnya sempat mengatakan bahwa Putri bungsunya hari ini akan kembali ke rumah tepat setelah menyelesaikan pendidikannya di asrama selama sepuluh tahun.

Juga, wajah Chiquita banyak berubah dan jelas sangat berbeda jauh dengan foto masa kecilnya yang terpajang di mansion. Jadi, itulah kenapa maid tersebut tidak mengenalinya.

"Tidak apa-apa."selesai berbicara, Chiquita mulai melangkah masuk ke dalam mansion luas yang tampak sepi itu.

"Nona, biarkan saya...."

"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri...."tolak Chiquita yang berhasil membuat maid itu menunduk takut.

Memasuki mansion semakin dalam, tiba-tiba langkah kaki Chiquita terhenti di tengah ruang tamu.

Dalam diam,untuk beberapa waktu dia meluruskan pandangannya ke arah bingkai foto besar yang terpajang di kejauhan sana.

Dalam bingkai foto itu terdapat foto kedua orangtuanya, beserta keenam saudara kandungnya. Yang dimana disana mereka terlihat memiliki senyuman yang benar-benar bahagia meskipun tanpa kehadirannya.

Chiquita tersenyum getir, menunduk sendu, dia memutuskan untuk naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Tiba di kamarnya yang bernuansa biru muda, Chiquita tak lupa untuk mengunci pintu. Meletakkan kopernya sembarangan, kemudian mendudukan dirinya di tepi tempat tidur.

Mengalihkan pandangannya pada foto masa kecilnya bersama keenam saudaranya yang terletak di atas nakas tempat tidur. Tanpa kata, Chiquita meraih foto itu, lalu memasukkannya ke dalam leci kecil meja nakasnya.

Sementara itu di luar mansion, saat ini Pharita, Kakak kedua Chiquita, terlihat turun dari mobil yang baru saja tiba bersama dua saudaranya, Asa dan Ruka.

Ruka elepaskan kacamatanya, sambil mengobrol ringan dan tertawa kecil ketiga gadis itu mulai memasuki mansion.

"Kami pulang!"seru Ruka.

Tiga maid yang sedang membersihkan mansion segera menyambut ketiga gadis itu ramah.

Mendudukan dirinya di sofa empuk ruang tamu bersama dua saudaranya yang lain, melipat kakinya Pharita melambai pada salah satu maid."Bibi, kemari."

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang