Memindai penampilan Chaewon dari atas ke bawah, selanjutnya tanpa kata Pharita memutuskan untuk kembali duduk di kursi kebesarannya.
Menyilangkan kakinya, Pharita menunjuk kursi kosong di seberangnya."Silahkan duduk, dan setelah itu kau bisa mengatakan tentang tujuanmu datang kemari."
Menghela nafas dalamnya, Chaewon mengangguk, dan diam-diam duduk pada kursi kosong itu.
Merasa sedikit gugup, Chaewon berdehem ringan."Kedatanganku kemari, ingin meminta pekerjaan padamu."
Menaikkan sebelah alisnya, Pharita tiba-tiba menyunggingkan senyum mencemoohnya."Posisi apa yang kau inginkan?"
Menyandarkan punggungnya, Chaewon tampaknya berusaha untuk tetap terlihat tenang."Apa saja, yang jelas pekerjaan itu tidak rendahan. Juga, aku ingin bertanya padamu, apakah...kau adalah Putri kedua Bibi Haein, Pharita?"
"Ya, aku Pharita, memangnya kenapa dengan itu, Chaewon Unnie?"diakhir katanya, Pharita bisa melihat bahwa pupil Chaewon tampak menyusut saat dia terkejut. Membuka berkas yang tergeletak di depannya, Pharita melanjutkan."Dan....mengenai pekerjaan yang kau minta itu, aku tidak bisa memberikannya padamu."
Mendengar hal ini, Chaewon tampak menahan amarahnya."Wae? Bibi Haein memintaku untuk datang kemari dan meminta pekerjaan padamu, tapi sekarang...kenapa kau dengan mudahnya menolakku?"
Prak!
Secara kasar, Pharita meletakkan berkas di tangannya ke atas meja. Masih dengan ekspresi dingin yang sama, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap Chaewon."Apa kau tahu bagaimana kerasnya perjuanganku untuk mendapatkan posisi ini. It's not the same as you, aku berusaha, aku belajar, aku berusaha dengan sangat keras bahkan tanpa berpikir bahwa aku mampu melakukannya atau tidak."
"Pharita, tapi aku adalah saudaramu?"keluh Chaewon tanpa memikirkan perkataan Pharita sebelumnya.
"Hah.."Pharita tersenyum jengah,"Chaewon Unnie, bahkan aku tidak pernah membujuk Eomma hanya karena aku anaknya untuk posisi ini. Juga, untuk seseorang yang hanya lulusan sekolah menengah atas, dia hanya layak untuk posisi Cleaning Service di sini."
Chaewon membelalakan matanya."Kau..."
"Jika kau tidak mau untuk posisi itu? Maka tidak ada pilihan lain untukmu selain segera meninggalkan ruanganku, silahkan."diakhir katanya, dengan acuh tak acuh, Pharita mengangkat sebelah tangan halusnya ke arah pintu ruangannya.
Mengepalkan kedua tinjunya, diam-diam Chaewon menggerutu di dalam hatinya.
Lihat saja nanti, aku pasti akan merebut posisimu, Pharita, tunggu saja.
Bangkit, secara kasar Chaewon berbalik dan dengan langkah lebarnya dia bergegas meninggalkan ruangan itu.
Menatap kepergian Chaewon dalam diam, perlahan Pharita menyandarkan punggungnya, menyilangkan tangannya, lalu bergumam."Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu."
Flasback On.
Malam hari, di sebuah gerbang besar yang dimana terpampang indah di kediaman mewah seseorang, tampak terbuka lebar.
Di setiap sisi pintu masuk, dapat di temukan beberapa bodygart yang berdiri dengan jas setelan hitam yang sama.
Menyambut kedatangan setiap tamu yang hadir dengan mobil mewah masing-masing, tak jarang dari salah satu bodygart tersebut akan memeriksa setiap undangan yang para tamu bawa.
Sementara itu, di dalam kediaman megah tersebut, yang pada kenyataannya sedang mengadakan sebuah pesta ulang tahun seseorang. Tampak seorang anak kecil berusia empat tahun sedang berjalan seorang diri diantara kerumunan sambil melirik kesana kemari.