5 . Just Breathe

1.3K 171 15
                                    

The nekt morning.

Desa Gungwo.

Pada pukul dini hari, tepat saat waktunya semua orang tertidur lelap, Shangcun bersama seluruh rekannya bergegas melakukan penyergapan secara besar-besaran pada bangunan yang menyerupai kuil ,yang pada kenyataannya terletak di tengah hutan, yang tidak lain masih bagian dari Desa Gungwo.

Ada sekitar dua puluh anak berusia di bawah sepuluh tahun yang mereka temukan tepat di dalam sebuah ruangan gelap tanpa penerangan sedikit_pun, dan diantara ke dua puluh anak itu, ada juga dua orang anak pria yang tampak sudah berusia tiga belas tahunan.

Saat ini, setelah memberikan makanan yang layak, Shancun mulai mengintrogasi dua anak yang lebih dewasa di luar kuil.

Menatap keduanya dengan lemah lembut, Shangcun mulai memberanikan diri untuk memulai pembicaraan."Nak, bolehkah Paman tahu siapa nama kalian?"

Dalam diam, kedua anak yang terlihat ketakutan itu saling memandang. Mengalihkan pandangan mereka kembali pada Shangcun, salah satunya tiba-tiba mengangguk.

"Namaku, Tobi, dan dia adalah Yuta."

"Ah...baiklah, Yuta, Tobi, apa kalian masih memiliki orang tua? Jika iya, kalian bisa mengatakan alamatnya pada Paman,hum."

Keduanya menunduk sendu, diam-diam Tobi meremas tangannya."Kebanyakan anak disini tidak memiliki Keluarga, dan setahuku jika itu ada, mungkin itu hanya Cici Noona yang baru saja pergi dari sini beberapa hari yang lalu."

"Cici Noona?"Shangcun memastikan.

"Hum...Cici Noona."angguk Yuta sebelum melanjutkan."Dia adalah anak yang paling lama tinggal disini tepat sebelum kami tiba tiga tahun yang lalu, Paman."

"Tapi...apa kalian kira-kita tahu kemana dia pergi?"dengan rasa penasaran yang semakin membuncah, Shangcun kembali bertanya.

"Kami tidak tahu, Paman. Yang pastinya aku sempat mendengar bahwa dia memiliki Keluarga di kota Seoul."jelas Tobi.

Merenung sejenak, setelahnya Shangcun menepuk pundak Tobi."Tobi, bisakah kau menceritakan semua tempat disini, berikut kejadian-kejadian yang pernah kau lihat dengan mata kepalamu sendiri? Terutama, mengenai Cici."

"Tapi, aku takut Paman."lirih Tobi sendu.

"Jangan takut, para penjahat itu sudah di tangkap, jadi sekarang, kau dan Yuta tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi."bujuk Shangcun dengan penuh kasih.

"Baiklah Paman."dengan mengejutkan, Tobi menyetujuinya, dan hal itu benar-benar membuat Shangcun bahagia.

Di detik berikutnya, dengan di ikuti beberapa rekannya, Shangcun bersama Tobi dan Yuta, dengan sedikit kesulitan berjalan menuju tempat dimana anak-anak itu selalu di perintahkan untuk mengambil air.

Berhenti di tebing yang curam, dengan kebingungan Shangcun melirik Yuta dan Tobi."Anak-anak, kenapa kita berhenti disini?"

"Disana tempat kami mengambil air, Paman."tunjuk Tobi ke arah dasar tebing, yang dimana disana memiliki jalan setapak yang menurun dan berkelok.

Semua orang menyembulkan kepala masing-masing, dan mulai mengintip jalan menurun yang tajam itu. Jika di perkirakan, jarak dari atas ke bawah tebing adalah tiga puluh km.

Dan hal tersebut, benar-benar membuat para orang dewasa yang melihatnya sangat terkejut dengan cara yang luar biasa.

Melirik Yuta dan Tobi, dengan tatapan prihatin Shangcun berkata."Nak, lalu bagaimana cara kalian membawa air dari dasar sana?"

Mengedarkan pandangannya, Yuta menjatuhkan tatapannya pada dua ember kayu besar yang di sertai pemikul kayu panjang, yang kebetulan terletak di bawah sebuah pohon besar yang tidak jauh dari sana.

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang