14. Just Breathe

1.1K 189 27
                                    

Ckitt!

Memutar kemudinya, saat ini Baek Hyunwo berusaha melewati tikungan tajam yang benar-benar sepi akan pengendara.

Sementara itu Eunseong di belakangnya masih dengan gencar mengejar mobil BMW putih di depannya. Dan bahkan dengan tak terkendali dia semakin menambah kecepatan laju truknya.

"Mati kalian! Haha!"seru Eunseong.

Swosh!

Brak!!

"Dangshin!!"

Tanpa melepaskan pelukannya dari Chiquita, Haein berteriak histeris tepat saat merasakan bagian belakang mobil mereka di hantam dengan keras oleh truk Eunseong.

Dengan keringat yang mulai bercucuran, Baek Hyunwo berusaha mengendalikan mobilnya yang langsung kehilangan kendali setelah menerima hantaman itu. Pasalnya pada lokasi yang mereka lalui sekarang terdapat jalanan yang sangat curam, dan oleh karena itu dia benar-benar takut, dia sangat takut bahwa dia tidak bisa menyelamatkan dua orang terkasihnya.

Melalui jalan menurun, Baek Hyunwo tiba-tiba membulatkan matanya saat menemukan bahwa pedal gas yang dirinya injak tidak berpungsi. Panik, sambil terus memegang kendali dia berteriak pada Istri dan anaknya.

"Yeobo! Canny! Tidak ada cara lain, kita harus melompat sekarang!"

"Wae?!"kejut Haein.

"Remnya tidak berpungsi! Di depan ada jurang, kita tidak memiliki waktu lagi sekarang, cepat!!"

"O..oke."menyeka airmatanya, Haein menangkup wajah Chiquita yang terlihat memiliki wajah pucat."Sayang, kau dengar apa yang Appamu katakan, bukan?"

"Ye Eomma."bersamaan dengan anggukannya, Chiquita menyentuh tangan Ibunya yang berada di wajahnya."Berjanjilah padaku untuk tetap baik-baik saja."

"Hum...kau juga."selesai berbicara, dengan airmatanya yang terus jatuh Haein memejamkan matanya dan mengecup pucuk kepala Chiquita cukup lama.

Brak!

Untuk kedua kalinya, truk Eunseong kembali menghantam bagian belakang mobil mereka.

Ckitt!

"Sekarang!"titah Baek Hyunwo yang segera melepaskan seath bealtnya, begitu juga dengan Haein dan Chiquita, di detik berikutnya mereka mendorong pintu, dan mulai melompat keluar dari dalam mobil.

Swosh!

Brak!

Boom!

Serangkaian suara segera terdengar tepat saat mobil yang mereka kendarai jatuh memasuki jurang.

_________

Kampus, kantin.

"Omo!"

Menatap kalung manik-manik milik Chiquita di tangannya yang tiba-tiba putus, Ruka benar-benar panik, terutama saat melihat beberapa manik-maniknya mulai berhamburan di lantai.

"Aigo, kenapa tiba-tiba putus?"keluh Ruka yang mulai berjongkok untuk memunguti manik-manik tersebut.

"Mungkin benangnya sudah rapuh Unnie."beritahu Asa yang juga langsung ikut membantu.

Disisilain Pharita yang pada kenyataannya juga ada disana, tidak berniat membantu Ruka. Dengan wajah risau, dia tampak tengah mengotak-atik ponselnya.

"Huh...ponsel mereka aktif, tapi kenapa tidak ada yang mengangkat panggilan dariku satupun?"keluh Pharita bingung.

"Siapa?"dengan segenggam manik-manik di tangannya, Ruka berdiri dan bertanya.

"Appa, Eomma dan Canny, apa mereka benar-benar sibuk sehingga harus mengabaikan pesan dan panggilan dariku?"gerutu Pharita, cemberut dengan sedikit hentakkan dia meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas.

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang