23. Just Breathe

1.5K 159 29
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, Chiquita yang biasanya tampak acuh tak acuh, kini hanya mampu diam membisu sambil menatap keluar jendela dengan sendu.

Keenam saudaranya yang tentunya mengetahui hal tersebut hanya bisa menghela nafas dalam.

Asa yang kebetulan duduk diantara Chiquita dan Rora, diam-diam menyentuh bahu adik bungsunya itu.

"Setelah apa yang terjadi, kau harus mendengarkan nasehat kami Canny, jauhi dua teman pria mu itu mulai sekarang, hum."

Perlahan, Chiquita menoleh, dengan tatapan bingung dia menggelengkan kepalanya."Aku tidak bisa, karena bagaimanapun.....mereka adalah temanku."

"Teman! Teman! Apa ada seorang teman yang tega meninggalkan sahabatnya sendirian di tengah hutan. Ayolah Canny, sadarlah!" sepertinya Rora tampak jengah dengan kekeraskepalaan adiknya itu, mendengus setelahnya dia memutar matanya malas.

Tampak murung, Chiquita menundukkan kepalanya."Tapi, hanya mereka teman yang kumiliki saat ini."

"Canny, kami ada disini, apakah itu tidak lebih dari cukup bagimu?"sarkas Ahyeon sebelum dengan prustasi menyisir rambutnya ke belakang.

"Kalian berbeda, juga ...aku belum mengingat kalian sepenuhnya." merenggut, Chiquita kembali melemparkan pandangannya ke arah jendela."Kalian tidak pernah berusaha membantuku untuk mengingat apa yang tidak aku ingat. Kalian selalu menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing, entah itu bekerja, belajar, atau apapun itu....Appa dan Eomma juga sama. Sebenarnya, aku sangat ingin dekat dengan keluargaku sendiri, tapi...aku tidak bisa melakukannya... jika hanya sendirian, Unnie...."

Seketika keenam saudaranya tertegun, dan mereka hanya mampu terdiam membeku di tempat masing-masing.

Dengan mata yang mulai memerah, Chiquita melanjutkan." Aku mohon...aku mohon bantu aku untuk mengingat semuanya."

Mengalihkan pandangannya keluar jendela, Pharita yang memiliki mata berkaca-kaca ,diam-diam memejamkan matanya.

Unnie sangat ingin membantumu Canny, tapi disisilain, Unnie tidak sanggup melihatmu kembali hancur dengan ingatan-ingatan mengerikan yang kau miliki.

Tanpa berniat mengatakan apapun, Ruka menyeka airmatanya yang hendak jatuh dan diam-diam mengencangkan cengkeramannya pada kemudi hingga buku-buku jarinya memutih.

Menoleh,Chiquita segera mengedarkan pandangannya pada keenam saudaranya yang hanya diam dengan kepala tertunduk.

Chiquita menghela nafas lelahnya. Jadi, mereka benar-benar tidak mau membantuku?

___________

The nekt morning.

Pagi ini, untuk pertamakalinya Chiquita melakukan sarapan seorang diri tanpa keenam saudaranya bahkan kedua orang tuanya.

Dan karena Chiquita merasa penasaran akan kemana perginya Kakaknya dia memutuskan untuk bertanya pada salah satu maid di rumahnya.

"Bibi, dimana semua orang?"

"Para Nona sudah berangkat pagi-pagi sekali, katanya ada kegiatan penting di sekolah masing-masing, Nona."

"Ah...begitu.."Chiquita mengangguk mengerti, namun disisilain, dia sangat paham bahwa keenam saudaranya itu sepertinya sedang menghindarinya.

Beberapa waktu berlalu, tepat setelah Chiquita tiba di sekolah dengan menggunakan bus. Segera wajah Chiquita kembali murung saat mengetahui bahwa Zayyan temannya hari ini tidak masuk sekolah.

Alhasil, dari awal hingga akhir pelajaran,Chiquita tidak bisa menghilangkan ekspresi sedihnya.

Karena merasa bosan terus sendirian, setelah jam pelajaran berakhir, Chiquita memutuskan untuk pulang ke rumah Jisoo.

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang