19. Just Breathe

1.2K 173 22
                                    

The nekt morning.

Di dalam kamarnya, Chiquita yang telah siap dengan seragam sekolahnya, tampak sedang mengamati dompet berwarna kuningnya yang tampak kosong tanpa selembar uang pun.

Cemberut, dia bergumam."Pada siapa aku harus meminta uang saku? Ah, pada Appaku saja."

Menyimpan dompetnya ke dalam tas, setelahnya Chiquita mulai mengenakan tasnya dan berlalu pergi dari kamarnya tersebut.

Taklama saat dirinya menuruni tangga dia bisa melihat keenam Kakaknya tengah melakukan sarapan bersama. Sementara itu, Ayah atau Ibunya yang dia cari tidak ada disana.

Secara alami keenam Kakaknya memperhatikan raut bingung adik mereka yang tampak sedang mencari seseorang.

Mengikuti tatapan Chiquita yang tertuju pada kursi kosong kedua orangtua mereka. Keenam gadis itu segera mengerti.

Tersenyum samar, Pharita menopang dagu halusnya menggunakan kedua punggung tangannya."Appa dan Eomma masih memiliki pekerjaan di kantor. Jika ada yang ingin kau katakan, kau bisa mengatakannya pada kami Canny?"

Tampak gugup, Chiquita diam-diam memegang kedua tali tasnya dan merematnya."Aku...."

Disisilain, keenam Kakaknya terus memperhatikan tingkah anak itu. Bahkan Rora sendiri yang pada kenyataannya masih kesal pada Chiquita, tetap penasaran akan apa yang akan adiknya katakan.

Cemberut, dan meremas kedua tangannya sendiri Chiquita perlahan mendekati Pharita, yang tentunya itu tidak luput dari perhatian kelima Kakaknya yang lain.

Tiba di samping Pharita yang langsung menoleh ke padanya, segera Chiquita mencondongkan tubuhnya, lalu mulai berbisik pada Kakak keduanya itu."Ini....tentang....uang jajanku..."selesai berbisik, Chiquita segera menegakkan punggungnya.

Mendengar hal itu, Pharita tanpa sadar mengulum senyumnya."Jadi karena itu kau mencari Appa dan Eomma?"

Chiquita hanya memaksakan senyumnya sebagai jawaban.

Melihat tatapan bingung kelima saudaranya,tanpa berpikir banyak, Pharita mulai memberitahu mereka.

"Canny kita meminta uang jajan."

"Ah..."segera semua orang mengangguk mengerti, yang tanpa sadar Chiquita juga ikut mengangguk.

"Palli, aku terlambat."rengek Chiquita sedikit kesal karena keenam Unnienya tidak ada yang kunjung memberikannya uang.

Meletakkan alat makannya, Ruka meraih tasnya, dan mulai meraih dompetnya."Berapa yang kau butuhkan?"

Chiquita berpikir sejenak, dan taklama dia menjawab."Lima ribu saja, itu sudah cukup."

"Apa?!"kejut keenam Kakaknya serempak.

"Wae?"bingung Chiquita.

Dengan uang lima ribu won, dia bisa membeli minuman dingin dan dua kotak takoyaki. Lalu sekarang apa masalahnya disini.

"Unnie tidak punya uang lima ribu won, ambil ini."dengan entengnya, Ruka memberikan dua lembar seratus ribu won pada Chiquita.

Sontak Chiquita membulatkan matanya, lalu dengan tidak percaya menunjuk dirinya sendiri."Uang ini...untukku?"

Ruka segera mengangguk. "Hum...ambilah."

"Apa masih kurang?"tanya Pharita yang berniat meraih tanya.

Chiquita segera melambaikan kedua tangannya."Anie_ya, ini sudah cukup."

Memaksakan senyumnya, dia segera meraih uang di tangan Ruka lalu berkata."Terima kasih."

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang