29. Just Breathe

740 139 31
                                    

Tepat di tengah malam, Chiquita yang pada kenyataannya telah tertidur, dengan terpaksa harus terbangun saat mendengar ketukan berulang kali pada pintu kamarnya.

Dengan pandangan samar, perlahan dia bangkit, berjalan gontai menuju pintu, dengan wajah mengantuk dia mulai membukanya.

Cklek!

"Canny, bolehkah Unnie tidur disini?"ucapnya, yang tidak lain adalah Rora.

Memeluk boneka pandanya, dengan wajah cemberut dia menatap Chiquita penuh harap.

Menguap, Chiquita menggaruk kepalanya."Masuklah."

"Terima kasih."tampak gembira, Rora bergegas menerobos masuk.

Karena ingin kembali tidur, Chiquita benar-benar tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui permintaan Kakak keenamnya itu. Menutup pintu, setelahnya dia kembali naik ke tempat tidur, yang dimana disana telah ada Rora yang entah sejak kapan sudah berbaring.

Menarik selimut untuk menyelimuti tubuhnya, Chiquita mulai merebahkan dirinya lagi. Namun, di detik berikutnya dia sedikit tersentak saat merasakan bahwa Rora menarik salah satu tangannya untuk di jadikan bantalan.

Tersenyum, gadis cantik nan manis itu mulai memeluk tubuh adik kecilnya dari samping."Canny, maaf jika Unnie sudah mengganggu tidurmu tadi,hum."

Dengan mata yang mulai terpejam, Chiquita bergumam."Tidak apa-apa, tidurlah."

"Kalau begitu peluk Unnie."pinta Rora dengan sedikit manja.

Mendecakkan lidahnya, Chiquita mengenyampingkan tubuhnya, dan mulai memeluk tubuh Kakaknya itu."Jika kau berani berbicara lagi, aku akan mengusirmu dari sini."

"Arraso."angguk Rora tanpa melenyapkan senyumannya, menenggelamkan wajahnya diantara ceruk leher Chiquita, gadis itu akhirnya mulai memejamkan matanya.

Dan menit berlalu, hanya ada dua dengkuran halus yang bisa kita dengarkan dari kamar si bungsu.

****

The nekt morning.

Mengerjabkan matanya, Chiquita berniat melakukan peregangan yang dimana selalu dia lakukan saat bangun tidur. Namun, di detik berikutnya dia merasakan ada sebuah tubuh hangat yang mengekangnya.

Memaksakan diri untuk membuka mata, perlahan dia menurunkan pandangannya. Kemudian matanya sedikit membola, tepat saat menemukan bahwa Rora yang tertidur tengah memeluknya.

Terdiam untuk beberapa waktu, Chiquita akhirnya ingat bahwa dialah yang tadi malam mengijinkan Kakak pertamanya itu untuk tidur dengannya.

Menghela nafasnya,dengan gerakan perlahan Chiquita berusaha menarik diri dari lilitan tangan Kakaknya itu. Akan tetapi, tepat saat dirinya hampir terbebas dari jeratan Rora, dengan mengejutkan Rora tiba-tiba membuka mata dan mengulurkan salah satu tangannya pada Chiquita.

Sret!

"Kau mau kemana?"

Memeluk leher Chiquita yang tampak tercengang, dengan acuh tak acuh Rora melanjutkan."Ini masih pagi Canny, dan lagi pula hari ini adalah hari libur. Jadi, mari kembali berbaring dan temani Unnie tidur, hum."

Menelan ludahnya, Chiquita menatap wajah menawan Kakaknya yang kira-kira hanya berjarak sekitar sepuluh inci dengan wajahnya."A...aku tidak mau."

Untuk beberapa waktu Rora tampak murung, namun di detik berikutnya gadis itu tiba-tiba tersenyum penuh arti."Kalau begitu, bagaimana kalau kita mandi bersama?"

Seketika Chiquita membelalakan matanya."Kau...."

Cklek!

"Can....ya Tuhan, pemandangan macam apa yang aku lihat ini!"seru Ahyeon yang tiba-tiba membuka pintu.

JUST BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang